By: Nandang BUrhanudin
pkssiak.org - Di salah satu perjalanan, saya dikejutkan dengan komentar orang yang sepatutnya netral, kendati netral terhadap praktik busuk adalah bagian dari kebusukan. Namun entah mengapa, ia begitu bahagia atas keruntuhan Mursi dan tutup mata atas pembantaian junta kudeta. Bagi kelompoknya, kehancuran IM dan Mursi seakan menjadi pahala. Sedangkan pembunuhan manusia tak berdosa, dianggapnya lumrah dan biasa.
Biarlah pihak Gereja Koptik kini jumawa. Namun mengapa seorang Syaikh Salafy dan tokoh Mesir kenamaan dicekal menyampaikan khutbah atas peresmian masjid yang didanai dari kader Salafy sendiri?
Biarlah Israel berpesta pora. Namun mengapa sikap Uni Afrika lebih nyata dan tegas dibandingkan negeri muslim sebesar Indonesia dan Malaysia? Uni Afrika tetap teguh menolak dan mengatakan, siapapun Presiden yang terpilih nanti tetap saja inkonstitusional. Ketidakjelasan sikap Indonesia tentu bisa dimengerti. Indonesia akan mengikuti jejak UE dan AS tentunya.
Biarlah kaum sekuler-liberal-Syi'ah-aliran sesat bahagia. Namun mengapa Mesir tercinta menjadi panggung seks bebas! Justru orang-orang taat menghuni penjara?
Logika kini sudah mati. Jangan tanya hati nurani. Dalil yang diputar sama-sama AL-Qur'an dan Sunnah. Namun penafsiran harus disesuaikan dengan Jalan Lain yang sudah ditetapkan! Jalan yang menghilangkan ribuan nyawa. Menyita asset milyaran. Bahkan memenjarakan puluhan ribu.
Mari kawan kita selalu panjatkan doa. Buka hati, bersihkan nurani. Seandainya Mursi dan IM salah. Tunjukkan kesalahannya. Apakah layak dipenjarakan seperti binatang? Jika kita membiarkan Mesir terus tak berdaya. Saya yakin, pembebasan Al-Aqsha hanya isapan jempol belaka. Lihatlah kini yang terjadi di Al-Aqsha? Ia sudah dibelah. Sebelah mihrabnya sudah dijadikan "aula" bagi kaum Yahudi. Mengapa kita diam?
***
Untuk mengetahui Mesir, Kini dan Nanti. Silahkan miliki bukunya: DR. Mursi, President from Hero to Superhero. Harga 35.000,- Pemesanan ke: Qudwah Sipit atau Nien SweetyNoir
