pkssiak.org - Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 yang akan berlangsung pada 9 April mendatang, upaya intimidasi dan pengrusakan mulai dilakukan untuk melemahkan semangat juang kompetitor, seperti yang dialami oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Semarang.
“Kita tidak akan terprovokasi atas kejadian ini dan tetap fokus mencapai target dua besar di Kota dan tiga besar di Jateng,” ujar
Agung Budi Margono, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Kota Semarang, Jum'at (8/3).
Agung mengatakan, tindakan initimidasi ini adalah tindakan tidak beradab dan mencederai semangat berkompetisi dalam demokrasi secara sehat. Namun demikian, Agung menyatakan tetap meminta kepada Pemerintah dan struktur partainya untuk melakukan investigasi terhadap kasus ini, karena tindakan intimidasi terhadap lawan politik adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.
“Ini musti ada tindakan investigasi, dan jika bias diusut akan dilaporkan ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu),” pungkasnya.
Berdasar pantauan, di beberapa titik pemasangan atribut kampanye di beberapa Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Semarang dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Kita masangnya (atribut) lumayan lama, sekitar dua jam, untuk keperluan bakti sosial di Lempongsari, gajahmungkur, namun baru saja ditinggal sebentar, bendera-bendera tersebut sudah dicabuti,” kata Amad Zunaidi, salah satu kader PKS Gajahmungkur Semarang.
Tak hanya itu, aksi corat-coret atribut kampanye juga dilakukan untuk mengintimidasi kader partai pimpinan Anis Matta ini, seperti yang terlihat di wilayah Sampangan, dimana gambar caleg PKS Zuber Safawi, Ahmadi dan Agus Riyanto Slamet dicoret dengan cat minyak merah.
Aksi intimidasi terhadap PKS Kota Semarang juga dilakukan dalam bentuk lainnya, yakni dengan ancaman yang ditujukan kepada kader PKS.
“Saat timses sedang memasang atribut, terjadi ancaman pembakaran rumah mertua Caleg PKS di DPC Semarang Tengah,” jelas Taufiq Kurniawan, salah satu saksi kejadian intimidasi tersebut. [pks/mhm/islamedia]