Select Menu

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

Minggu, 09 Maret 2014

Gubernur Sumbar Terima Piagam Kesetiakawanan Sosial

pkssiak.org, PADANG - Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menerima penghargaan Piagam Kesetiakawanan Sosial. Penghargaan ini diterima di bidang Keberpihakan dan Konsistensi dalam implementasi Program Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Dari 110 piagam yang diberikan, baik perorangan dan lembaga, hanya dua provinsi yang mendapat piagam tersebut yakni Gubernur Sumbar dan Gubernur Kalimantan Timur.

Penghargaan ini juga berkaitan dengan kepala daerah yang mempunyai komitmen mengembangkan pelayanan sosial terpadu sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia nomor: 149/HK/2013. Gubernur Irwan Prayitno mengatakan, penilaian penghargaan Piagam Kesetiakawan Sosial, juga tidak lepas dari konsisten program pengentasan kemiskisnan yang dilakukan secara terpadu oleh berbagai SKPD dan lembaga lain di Sumbar.

”Penghargaan Piagam Kesetiakawanan Sosial ini merupakan sinergitas semua komponen masyarakat Sumbar terkait dengan kegiatan kesejahteraan sosial di Sumbar. Yakni dedikasi, dukungan dan sumbangan pemikiran dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial di daerah ini,” ujar Irwan.

Penilaian penghargaan ini juga berdasarkan pencapaian target penanggulangan kemiskinan pada agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumbar. Secara makro, di Sumbar mengalami penurunan angka kemiskinan.

Pada 2006-2010, ada 550.251 jiwa atau 12,51 persen,  turun menjadi 430.024 jiwa atau 9,50 persen. Pada Maret 2011, penduduk miskin ini menjadi 9,04 persen. Sampai September 2011, persentase penduduk miskin menjadi 8,99 persen. Sedangkan pada Maret 2012, jumlah keluarga miskin berkurang menjadi 8,19 persen.

”Pada 2013, persentase tingkat kemiskinan turun menjadi 8,14 persen. Ini berarti, sejak 2010 sampai Maret 2013, tren penurunan penduduk miskin 0,6 persen,” jelas Irwan.

Irwan menjelaskan, selain itu penilaian juga dilihat dari terwujudnya taraf kesejahteraan sosial dengan terpenuhi kebutuhan dasar. Seperti kebutuhan fisiologis sebagai salah satu indikator tingkat taraf kesejahteraan sosial. Serta kebutuhan dasar lainnya yaitu pangan, sandang, papan serta kebutuhan rasa aman, kebutuhan berinteraksi dan diterima di lingkungan sosial.

”Pada taraf yang lebih tinggi derajat kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan prestasi dan kebutuhan perwujudan keberadaan diri pribadi,” sebutnya.

Untuk penanganan masalah kesejahteraan sosial, menurut Irwan, dilakukan secara kesinambungan, fokus dan komprehensif terintegratif. Selama ini, Pemprov telah melakukan berbagai upaya untuk menekan laju pertumbuhan masalah kesejahteraan sosial di Sumbar. Salah satu strategi yang dipandang efektif sebagai upaya pencegahan yaitu, melalui pendekatan penguatan modal sosial.

Penguatan modal sosial berawal dari keluarga, lingkungan dan kelembagaan sosial masyarakat. Ketahanan sosial yang dimaksud adalah kemampuan keluarga untuk memahami masalah sosial yang mereka rasakan. Kemudian memahami potensi dan sumber sosial yang mereka miliki untuk dapat digunakan secara optimal dalam menghadapi masalah mereka. “Budaya dalam kehidupan sehari-hari di Minangkabau, ada saling mampatenggangkan berlandaskan raso jo pareso,” ungkap Irwan.

Disebut Irwan, untuk mendorong peran aktif relawan sosial, baik perorangan maupun kelompok dan lembaga kesejahteraan sosial di tengah masyarakat, saat ini jumlah Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 2.230 orang. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) 179 orang.

Selanjutnya, organisasi sosial atau lembaga kesejahteraan sosial 181 organisasi, Taruna Siaga Bencana 801 orang, Karang Taruna 790 organisasi dan Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) 23 organisasi. Serta Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial dunia usaha bidang kesejahteraan sosial ) sebanyak enam perusahaan.

Irwan  juga menyampaikan beberapa program strategis pengentasan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Dari tahun ke tahun, menunjukan hasil yang signifikan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) yaitu, dalam rangka menurunkan angka penduduk fakir miskin 3.810 RTSM. Pemberdayaan masyarakat fakir miskin melalui stimulan usaha ekonomis produktif secara berkelompok 2010-2013 untuk 15.450 KK.

Berikutnya, Resosialisasi Komunitas Adat Terpencil dengan pembangunan rumah layak huni 2010-2013 sebanyak 1.820 KK. Pemberdayaan lanjut usia produkitf dengan stimulan usaha ekonomi 2010-2013 kepada 2.285 jiwa. Pemberdayaan penyandang disabilitas pada 2010-2013 dengan stimulan usaha ekonomis kepada 1.201 jiwa. Kemudian, untuk anak-anak yang diasuh di dalam panti asuhan berkelanjutan 2010-2013, dengan pemberian bantuan beras kepada panti asuhan rata-rata 4.682 anak melalui 124 panti asuhan. [posmetropadang]
0 Comments
Tweets
Komentar

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Komentar sehat anda..