pkssiak.org - Sebenarnya saya tidak ingin menceritakan
kisah ini, karena menurut sebagian orang menyembunyikan amal itu lebih baik
daripada menampakannya. Tapi, ada pertimbangan lain yang membuat saya
mengisahkannya, setidaknya menjadi ibroh
untuk kita. Menampakan amal juga tak ada salahnya, asalkan bukan untuk berujub ria.
Ini kisah isteri saya, seorang kader PKS
Palembang. Kami adalah keluarga baru, menikah belum sampai dua tahun dan sudah dikaruniai seorang anak. Kami juga bukan dari keluarga berada, penghasilan
tetap ada, tapi memang tak seberapa, cukup untuk mencicil sedikit demi sedikit
uang untuk membangun rumah.
Suatu malam, tepatnya Rabu, 29 Januari 2014
yang lalu saya dan isteri bercakap-cakap:
Isteri saya bertanya, "Abang, bisa
bantu, ga?".
"Apa?" tanyaku kembali kepadanya.
"Ini cincin mas kawin dari Abang,
besok dijual, ya!" jawabnya.
Jujur aku terkejut, tapi keterkejutan itu
kututupi rapat-rapat, walaupun sepertinya dia bisa membacanya. "Apa yang
terjadi? Apakah ada kebutuhannya yang belum kupenuhi?" pikirku. Melihat
ekspresi wajahku yang berubah dia lantas menjelaskan:
"Abang, kita tak punya apa-apa untuk
diberikan kepada dakwah ini. Harta yang sekarang adalah mas kawin itu, maka
jual itu. Uangnya akan kita sumbangkan untuk pemenangan partai kita,"
jelasnya.
"Subhanallah, Allaahu akbar...!!"
pekikku dalam hati.
"Apa tidak sayang, itu kan
kenang-kenangan pernikahan kita?" tanyaku.
"Aku masih ada yang lebih berharga
dari itu, abang dan anak kita insya Allah lebih baik dari itu," tambahnya.
Akupun akhirnya mengiyakan, karena memang
mas kawin adalah hak mutlak seorang isteri. Mau diapakan itu sudah menjadi
miliknya sepenuhnya.
Keesokan harinya ketika berangkat bekerja,
saya pun mampir ke toko emas yang ada di bilangan ruko Tanah Emas. Ketika
berada di toko emas, saya sempat memperhatikan cincin itu, saya foto dengan
harapan suatu dapat membeli cincin serupa untuk isteri saya. Si empunya toko
yang keturunan Tionghoa dan seorang pelanggan sempat keheranan dengan aksi
saya. Melihat raut wajah mereka yang tampak bingung, saya pun menjelaskan.
"Ko, ini cincin mas kawin mau saya
jual. Uangnya untuk disumbangkan ke PKS," jelasku.
"Oh, caleg ya?" tanya seseorang
yang juga ada di toko tersebut.
"Bukan, ini untuk disumbangkan dalam
rangka memenangkan PKS," jawabku.
Kedua orang dihadapanku tersebut terpelongo
dan tampak bertambah bingung.
Sambil menerima uang hasil penjualan
tersebut, aku memberi penjelasan kepada mereka berdua. "Pak, Ko, orang
bilang PKS melakukan korupsi untuk mencari dana kampanye, padahal inilah
tradisi kami, kami rela sumbangkan harta apa saja untuk kemenangan PKS,"
tandasku sambil berlalu meninggalkan mereka yang masih terbengong dengan
jawabanku.[kabarpks]