Etos Kerja Orang Cina
By: Abul Ezz
Senin, 24 Februari 2014
0
pkssiak.org - Cina
telah dikenal luas sebagai negara super power masa depan dalam
perekonomian dunia. Perekonomian Cina menempati posisi kedua dilihat
dari nilai Gross domestic product setelah Amerika Serikat[1]. Cina juga merupakan negara dengan jumlah ekspor terbesar di dunia[2].
Kita
lihat sendiri di negeri kita, orang Cina dikenal sebagai orang yang
pandai berbisnis dan berdagang. Hampir semua lini industri mereka masuki
dan banyak yang memegang peran-peran penting di sana. Jarang sekali
kita temukan orang Cina di negeri kita menjadi 'jongos', kebanyakan
mereka menjadi bos walau kecil-kecilan. Kira-kira apa rahasia mereka?
Jika berbicara mengenai rahasia kemahiran bisnis orang Cina, maka tentu saya belum banyak tahu. Namun saya sekedar ingin sharing pengalaman
berkunjung dan bekerja di negeri tirai bambu tersebut. Perusahaan IT
tempat saya bekerja dipercayai untuk menangani sebuah proyek IT oleh
Petrochina. Maka saya dan tim pun berangkat ke kota Xi'an, propinsi
Shaanxi, untuk tugas tersebut. Selama mengerjakan proyek di sana saya
merasakan sendiri suasana bekerja yang berbeda dengan di tanah air,
selain perbedaan cuaca juga yang cukup mencolok.
Dihari-hari
pertama bekerja di sana, saya masih kikuk menyesuaikan diri. Pasalnya
pukul 07.30 pagi saya dan tim sudah dijemput oleh jemputan khusus dari
kantor. Jangan anda bayangkan pukul 07.30 di sana seperti suasana pukul
07.30 di Jakarta. Saat itu masih gelap, langit masih hitam dengan
sedikit keputih-putihan. Itu wajar saja karena shalat subuh pun pukul
06.30. Perlu digaris-bawahi bahwa Cina menerapkan sistem satu zona
waktu, jadi memang wajar di sebagian ada ketidak-sesuaian antara jam
biologis dan jam matahari.
Perjalanan
dari hotel ke kantor butuh waktu kurang lebih setengah jam. Saya dan
tim pun sampai di kantor Petrochina sekitar pukul 8 dan itu pun masih
agak gelap, belum terlihat matahari. And guess what, pegawai kantor sudah mulai bekerja ketika itu walau belum kumpul semua.
Pukul
12.00 waktunya istirahat, sebagian besar pegawai keluar untuk makan
siang dan kembali pada pukul 13.00. Sebagian kecil ada yang masih
terlihat di ruang rapat dan ada juga yang memilih tidur siang di meja
kerjanya. Saya dan tim pun ketika itu memilih tinggal di kantor karena
belum tahu warung makanan halal di sekitar kantor. Terpaksa, nyeduh mi
instan yang kami bawa dari tanah air. Hingga pukul 16.00 pun datang,
bagi saya dan tim, ini sudah waktunya pulang. Namun supervisor kami dan
pegawai yang lain tidak ada tanda-tanda ingin menyudahi pekerjaannya.
Kami yang agak lelah. lapar (karena cuma makan mi instan) dan merasa
sudah berhak pulang pun merasa galau, karena belum ada info jemputan
pulang dan pegawai lain masih asyik bekerja. Walau agak sungkan saya pun
tanya kepada supervisor kami yang orang Prancis. Ternyata jemputan
pulang sudah dijadwalkan pukul 17.30 setiap harinya. Wow. Ternyata masih
satu setengah jam lagi. Apa boleh buat, saya kembali bekerja sambil
agak galau menunggu pukul 17.30.
Hingga
akhirnya 17.30 tiba, waktunya pulang. Namun timbul lagi rasa sungkan,
karena rata-rata para pegawai yang lain masih asyik-masyuk bekerja.
Orang Indonesia jam segini sudah santai di rumah, pikir saya. Tapi kami
tetap pulang karena khawatir sang supir jemputan kelamaan menunggu. Tapi
pernah juga kami bekerja agak berat sampai pulang agak telat, pukul
18.00 lebih. Dan ternyata pukul segitu lah rata-rata para pegawai di
sana mulai berpulangan. Dan perlu diketahui ketika itu langit sudah
gelap. Datang ketika masih gelap, pulang ketika sudah gelap. Jadi, kalau
kita hitung, mereka bekerja sejak 08.00 hingga 18.00,
sekurang-kurangnya 10 jam sehari! Kalau di Indonesia ini sudah kadar workaholic.
Ya,
itulah satu hal yang paling saya rasakan dari orang-orang Cina selama
saya bekerja di sana, yaitu etos kerja mereka yang tinggi. Mereka juga
bekerja dengan serius, dan tidak bermalas-malasan. Ini mungkin satu dari
sekian hal yang jadi resep suksesnya Cina menjadi negara adidaya yang
menyaingi negara-negara Eropa dan Amerika.
Bagi
umat Islam sendiri, sesungguhnya etos kerja dan produktifitas yang
tinggi serta anjuran mengotimalkan waktu sebaik mungkin, sering
ditekankan oleh Allah dan Rasullah Shallahu'alaihi Wasallam.
Bahkan produktifitas bagi seorang Muslim bukan hanya sekedar dalam
mencari dunia semata, bahkan ketika waktu dan energi dicurahkan untuk
meraih akhirat pun itu terhitung produktif.
Semoga sharing yang sedikit ini bermanfaat.
Ditulis oleh Yulian Purnama, S.Kom,
Ket.
[1] http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_GDP_(nominal)
[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Economy_of_China
PengusahaMuslim.com [2] http://en.wikipedia.org/wiki/Economy_of_China
DPD PKS Siak - Download Android App