Caleg 'Nekad' dan 'Penipu'
By: Abul Ezz
Jumat, 07 Februari 2014
0
pkssiak.org - Tidak ada kata lain bagi para kader PKS yang didaulat oleh partai untuk maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) selain menerimanya dan tunduk pada keputusan partai. Namun ada pula beberapa orang diantaranya yang 'nekad' mengundurkan diri dengan berbagai pertimbangan. Mungkin saja, terkendala masalah keuangan.
Ya, untuk menjadi seorang anggota dewan memang setidaknya kita harus memiliki sedikit modal. Tidak cukup hanya berbekal keberanian, memiliki kedekatan dengan masyarakat, namun harus pula ditunjang dengan sedikit kemapanan ekonomi. Itulah sedikit gambaran yang saya ketahui dari para caleg PKS.
Para caleg-caleg ini dituntut untuk berbuat 'nekad'. Nekad yang saya maksud disini adalah nekad untuk tidak mengumbar janji, nekad untuk senantiasa membersamai warga dan nekad menempuh jarak yang lumayan jauh jaraknya antar satu kecamatan dengan kecamatan lainnya. Bahkan, ada caleg PKS yang mengharuskan dirinya untuk menjelajahi pulau-pulau kecil demi untuk membersamai warga.
Menurut saya sangat sulit bagi para caleg PKS tersebut untuk menghindari janji-janji politik dan sangat sulit untuk menghindari warga yang datang ke rumah, sehingga mereka harus 'nekad' dan senantiasa membersamai warga yang tak jarang meminta janji-janji politik. Belum lagi mereka juga diharuskan untuk 'nekad' menyeberangi pulau-pulau kecil dengan sarana transportasi apa adanya. Jika dalam kondisi prima, hal ini tidak jadi soal. Tapi jika dalam kondisi yang tidak biasa, hal ini tentu menjadi sebuah beban. Namun, sepanjang yang saya ketahui, mereka tetap bersemangat.
Caleg 'Penipu'
Diatas tadi kita sudah membahas tentang caleg 'nekad'. Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang seorang caleg dari sebuah partai lainnya yang juga 'nekad'. Caleg ini 'nekad' merubah tampilannya. Sepengetahuan saya, kesehariannya caleg ini tidak menutup aurat. Tapi koq ada yang berbeda ketika saya menyaksikan spanduk, stiker, dan balihonya. Dia telah menutup auratnya, meskipun belum sempurna.
"Alhamdulillah," gumamku dalam hati ketika pertama kali melihat stikernya. Tidak salah jika ada yang bilang caleg itu akan melakukan berbagai cara demi meraih simpati masyarakat.
Namun, alangkah kagetnya ketika saya berjumpa dengan caleg tersebut. Ternyata, dia masih seperti yang dulu, masih 'terbuka'. "Astaghfirullah," lirihku pelan ketika berpapasan dengannya di jalan sore itu.
Koq bisa-bisanya dia merubah tampilannya di berbagai spanduk, baliho dan stiker yang dia pasang. Sementara kesehariannya dia belum juga berubah. Caleg type begini harus dipikir berjuta kali untuk memilihnya. Bagaimana tidak, belum terpilih saja dia sudah menipu rakyat. Bagaimana nanti kalau sudah terpilih?
Saya tidak tahu harus bilang apalagi. Yang saya tahu, saya harus mengakhiri tulisan ini karena khawatir melebar kemana-mana. Terimakasih bagi sahabat semua yang telah sudi membaca tulisan ini.
Batam, 6 Februari 2014
DPD PKS Siak - Download Android App