Bongkah-Bongkah Kesombongan
By: Abul Ezz
Kamis, 20 Februari 2014
0
pkssiak.org - Kesombongan adalah sumber mala petaka. Begitulah bila memandang orang sebelah mata. Sombong
dan besar kepala membuat segalanya tak punya harga. Ia buta, tuli dari nasihat
kebenaran, dari titah Tuhan dari segalanya.
Ia
tercipta dari titik dan percik api yang menyala. Meskipun perciknya setitik,
tapi ledaknya mampu meluluhlantakkan yang ada, meleburkan kebaikan dan
menghancurkan semuanya, segalanya. Bila amal kebaikan adalah kayu, ia api yang
akan membakar habis batangnya, pohonnya, dahan dan daun-daunnya bahkan
akar-akarnya, tak tersisa.
Tak
ada yang bisa memadamkan api kobarnya. Kecuali Yang menciptakannya, Yang maha
segalanya. Atau mahluk sebagai delegasi tentara-Nya. Air yang mengalir, ialah
mahluk penakluk sebagai utusan-Nya. Kesombongan ini milik Allah semata, ia
sebagai selendang dan pakaian Tuhan nan maha perkasa, maha memaksa. Tak layak
kita manusia merebut dari Dzat yang memilikinya. Sebab kita tak punya kuasa
apa-apa tak punya daya dan upaya.
Lihatlah
sejarah panjang kesombongan bermula. Saat si sombong merasa sudah
berbuat yang terbaik bagi dirinya, taat beribadah beribu-ribu tahun lamanya.
Namun percik api kesombongan didalam dadanya meleburkan nilai yang ia telah
toreh dan raih sebelumnya. Dia besar kepala, meresa ia lebih baik dari yang ia
akan sujud terhadapnya, Adam yang baru dicipta, belum tau apa-apa, belum
berbuat dan menorehkan prestasi dihadapan mahluk yang sudah lama sebagai
seniornya. Yah… Iblislah si sombong nan angkuh terhadap si junior bapak
manusia. Saat titah Tuhan memerintahkan ia bersujud memberi penghormatan :
“Bersujudlah!
maka seluruh malaikat bersujud kecuali iblis.” (Q.S. 2: 34, 7: 11, 17:61,
18:50, 20:116) Dia enggan nan congkak dengan kesombongan. Justru malah dia
mempertanyakan perintah Tuhannya, perintah macam apa ini wahai Tuhan? : “Apakah
aku harus bersujud kepada yang Engkau ciptakan dari seonggok tanah?” (Q.S.
17:61) dia merasa dirinya yang terbaik
dari segala yang ada, apatah lagi Adam yang akan ia persembahkan penghormatan
tertingginya : “Aku lebih baik
darinya, Engkau ciptakan diriku dari api, sementara adam dari tanah!”
Wahai manusia! Jangan
kita berjalan membusungkan dada. karna mungkin
sesungguhnya kita lebih hina, dibanding mereka
yang meminta minta. Minta pengakuan, minta ketinggian, minta
kehormatan.
Merasa diri lebih
baik itu asumsi, tak terbukti tak bersaksi. Janganlah sejarah iblis ini
terulang kembali, apalagi bila aktor sejarah kesombongan itu justru kita
sendiri. Manusia yang dulu pernah diberi persembahan tertinggi. Penghormatan
dari para malaikat atas perintah Ilahi. Iblis yang telah terhina dengan iri nan
dengki malah kita teladani dan kita meniru sifatnya nan tak terpuji. Hindari
dan jauhi!
Belajarlah dari sejarah mereka yang diluluhlantakkan, dari mereka yang ditenggelamkan, yang di ceritakan dalam Al-Qur’an. Mereka yang menghina dan menolak kebenaran. Fir'aun, Kan'an, Qorun, Abu Jahal dan Abu Lahab jahanam. Tidakkah mereka semua kita jadikan pelajaran? Kesombongan, kedegilan adalah sumber kedurhakaan.
Buang jauh
iri dan dengki dari hati, sebab ia penyumbat air penyejuk jiwa nan suci. Hijab nan
pekat penghalang cahaya hidayah Ilahi. Ini yang
terjadi di seluruh perguliran sejarah manusia yang ada. Fir’aun yang merasa
telah membesarkan Musa ; Anak kecil yang tumbuh dari makanan hasil keringatnya.
Bayi yang diselamatkan nyawanya dari ombang-ambing gelombang sungai Nil oleh
Istri pendamping hidupnya, Asiyah penghuni surga. Bayi yang tak punya secuilpun
kelayakan untuk berbicara di hadapan “tuhan” Mesir Fir’aun yang mulia. Kini
Musa akan meruntuhkan seluruh hamparan cita-cita besar menjadi tuhan semesta?
Oh… Siapa Musa? Kok begitu sok kuasanya dia merasa jadi nabi yang diutus oleh
Tuhan untuk Fir’aun “tuhan” yang sesungguhnya! Mulut congkaknya berucap,
ungkapan kesombongannya mencuat : “Akulah tuhanmu yang paling tinggi.” (Q.S.
79:24) hai Musa dan seluruh muhluk semesta!
Kesombongan itu tuli dan
buta, tanda kenabian Musa telah tampak jelas didepan mata, ayatnya telah
menembus gendang telinga tapi semua tertutup dan tersumbat oleh rasa tinggi
diri dan besar kepala. Musa berkata : “Wahai fir’aun! aku ini utusan Tuhan
semesta alam.” (Q.S. 7:104)
Mu’jizat
sebagai tanda dan ayat dari Tuhan dianggapnya sihir yang nyata. Dia
dustakan seraya berkata : "Musa
adalah seorang ahli sihir yang pendusta.” (Q.S. 40:24) dia kembali menuduh Musa nabi yang mulia : “Sesungguhnya aku sangka
kamu, seorang yang kena sihir, hai Musa!”.
Begitulah kebebalan dan kedegilan kesombongan.
Bahkan
ketika semua orang telah mengikuti
kebenaran dan cahaya iman, ia tetap saja tidak bergeming dan memudar, bara
apinya tetap tidak hilang dan padam. Malah dia mengancam semua ahli sihir yang
beriman dengan adzab yang kejam : “Sesungguhnya aku akan memotong
tangan dan kaki kalian dengan bersilang, kemudian sungguh-sungguh aku akan
menyalib kalian semuanya di tiang gantungan.” (Q.S. 7:124)
Merasa tinggi
dan harus dihormati, bukanlah sifat yang harus dijaga dipelihara. Bukan juga
sifat dan tinggi terpuji dan bukan pula sifat yang mulia dan pantas untuk kita.
Ia hanya pantas untuk ahli neraka nan membara. Karena kesombongan itu bak api
yang menyala maka tempat kembalinya adalah jahannam nan tempat sengsara. Tempat
kembali para durjana pendurhaka.
Inilah sebab
kenapa ia harus dijauhi, karena bila ia sudah bersemayam dalam hati, sulit
untuk diobati. Sulit untuk dibuat mati. Percik kecilnya hanya bisa dikembalikan
bersama kobaran muaranya, dan muaranya adalah Neraka yang menyala-nyala. Sabda
Nabi : “tidak masuk surga yang di dalam hatinya ada setitik api kesombongan
yang menyala.” Juga ancaman Allah SWT : “Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam
dalam keadaan hina dina.” (Q.S. 40:60)
Mulai hari ini, besok dan seterusnya, jadikan diri rendah
hati tidak sombong dan tidak menggurui. Kita
berharap pancaran air hidayah nan segar dan suci selalu meyertai dan
menyelimuti diri!
Muhammad
Khumaidi
Praktisi Pendidikan SMAIT Nur Hidayah Surakarta
Alumnus
Ma’had Aly An-Nu’aimy Jakarta
Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah
Surakarta
DPD PKS Siak - Download Android App