Anas Bongkar Kongres Demokrat, Ibas dan Cikeas
By: Abul Ezz
Jumat, 07 Februari 2014
0
pkssiak.org, Jakarta - "Anas Urbaingrum baru cerita tentang kongres, bagaimana dia bisa menang. tapi tidak lupa dia katakan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) bisa menang karena Anas juga, bukan Anas jadi ketua umum saja. Anas juga membantu SBY menjadi ketua dewan pembina," kata kuasa hukum Anas, Adnan Buyung Nasution di gedung KPK Jakarta, Rabu (5/2).
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, memaparkan pelaksanaan Kongres Partai Demokrat pada 2010 di Bandung kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Anas pada hari ini diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan penerimaan hadiah terkait pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah (P3SON) di Hambalang dan proyek-proyek lain. Proyek-proyek lain yang dimaksud KPK menurut Adnan adalah mengenai kongres Demokrat.
"Anas tahu banyak (mengenai kongres), biar dia bongkar semua yang terjadi dalam kongres itu, jadi kalau bicara soal kongres harus terbuka semua," tambah Adnan.
Ia pun mengaku bahwa kliennya sudah membuka peran ketua "Steering committee" (panitia pengarah) yaitu Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas maupun peran ketua umum Partai Demokrat saat pelaksanaan kongres Demokrat, Hadi Utomo. "Itu akan dibuka semua, semua peran orang yang ikut di kongres akan dibuka. Nama Ibas sudah disebut," tegas Adnan.
Namun Adnan tidak menjelaskan kaitan Ibas dengan dugaan penerimaan hadiah yang disangkakan KPK kepada kliennya. "Steering committee juga jelas siapa, saya kira itu dulu, kita ikuti saja kewenangan penyidik asa jelas koridornya sehingga pembela pun tahu apa yang akan dibela," tambahnya.
Karena nama Ibas sudah disebut oleh Anas, maka Adnan mendorong agar KPK mengklarifikasi langsung kepada Sekretaris Jenderal Partai Demokrat tersebut. "Iya dong, semua orang harus dilakukan klarifikasi, itu satu teknik penyidikan kecuali Anas yang bohong, kalau Anas jujur ya semua bisa dibuka," ungkap Adnan kepada Republika.
Nama Ibas disebut oleh mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Group (perusahaan milik Nazaruddin), menerima 200 ribu dolar AS dari perusahaan tersebut untuk keperluan Kongres Partai Demokrat. Sudah banyak pengurus partai Demokrat baik di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) maupun panitia kongres yang dipanggil KPK dalam kasus tersebut, tapi nama Ibas belum pernah dipanggil.
Selain membantu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dalam Kongres PD di Bandung pada 2010, Anas Urbaningrum juga pernah membantu partainya memenangi Pemilu Legislatif 2009 dan membawa SBY terpilih menjadi presiden.
Demikian disampaikan kuasa hukum Anas, Handika Honggowongso, usai mendampingi pemeriksaan kliennya itu di kantor KPK, sebagaimana dilansir Tribunnews,Jakarta, Rabu (5/2/2014).
Anas Urbaningrum selaku mantan anggota DPR RI diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi terkait Sport Center di Hambalang dan proyek lainnya. Satu di antara materi pemeriksaannya adalah tentang tugas yang didapatnya saat menjabat Ketua Fraksi PD DPR RI dan latar belakangnya.
Menurut Handika, bantuan yang diberikan kepada PD dan SBY itu dilakukan Anas saat menjadi tim sukses. Diketahui, sebelum menjadi anggota DPR RI dan Ketua Umum PD, Anas menjabat Ketua DPP Bidang Politik dan Otonomi Daerah PD.
"Kalau pas Pemilu 2004, Anas masih di KPU, Anas enggak (bantu). Pas Pemilu 2009 itu, Anas salah satu tim sukses yang jadi andalan SBY dalam berkomunikasi dengan masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Timur. Jadi, peran Anas waktu itu sangat besar dalam membantu SBY memenangkan Pemilu 2009," ujar Handika.
Terlepas ada tidaknya bantuan itu, saat ini Anas menjadi tersangka dan tahanan KPK atas kasus dugaan penerimaan gratifikasi terkait proyek Sport Center di Hambalang dan proyek lainnya.
Hubungan Anas dan Presiden SBY pun terbilang 'renggang' cenderung berseberangan pasca-Anas ditetapkan menjadi tersangka dan melepaskan jabatan Ketua Umum PD.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mengaku pernah ditugaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengamankan kasus bail out Bank Century. Hal itu disampaikan pengacara Anas, Handika Honggowongso.
Selaku Ketua Fraksi Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat ketika itu, Anas mengaku diminta mencegah agar Panitia Khusus (Pansus) Bank Century di DPR tidak mengarah ke SBY, baik secara hukum maupun politik.
“Disampaikan (oleh Anas), jika saya (Anas) dipanggil SBY di Cikeas. Dalam pertemuan tersebut SBY memberi pengarahan ke saya (Anas) untuk mencegah supaya Pansus Century DPR tidak mengarah, baik secara hukum maupun politik ke SBY,” kata Handika saat dihubungi wartawan, Rabu (5/2/2014), menirukan pengakuan Anas.
Menurut Handika, kliennya pernah diminta melobi fraksi partai lain untuk mengamankan SBY dan membangun opini di media massa jika SBY tidak terlibat. Terkait tugas tersebut, kata Handika, Anas diminta berkoordinasi dengan Wakil Presiden Boediono, mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta pihak terkait lainnya.
Handika juga mengatakan bahwa informasi tersebut sudah disampaikan Anas kepada tim penyidik KPK dalam pemeriksaan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai koordinasi yang dilakukan Anas dengan Boediono dan Sri tersebut, Handika mengatakan, hal itu akan diungkapkan Anas kepada penyidik KPK dalam pemeriksaan berikutnya.
“Nanti di pemeriksaan berikutnya akan dijelaskan, tadi pemeriksaan dihentikan dulu karena Mas Anas sakit gigi, yang makin ngilu dan bikin pusing,” ucapnya.
KPK menetapkan Anas sebagai tersangka atas dugaan menerima pemberian hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek lain. Anas dijerat dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR sebelum dia terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. (asatu/hs)
DPD PKS Siak - Download Android App