Ilustrasi – Aksi pelajar dukung kebebasan berjilbab – foto: tribunnews.com |
pkssiak.org -
Mungkin para pembaca agak janggal ketika membaca judul di atas. Janggal
akan maksud yang ingin saya sampaikan dalam lembaran ini. Judul di atas
merupakan hasil dari rasa jengkel sekaligus miris melihat kondisi bangsa
Indonesia ini yang semakin hari semakin hancur saja martabatnya sebagai
sebuah bangsa. Seperti Indonesia kalau mungkin dalam bahasa aktivis
dakwah itu sudah keluar dari ashalahnya atau bahasa gaul relnya.
Bagaimana tidak??
Tentu kita belum lupa atas sebuah pemberitaan di situs dakwatuna.com
tentang Siswa di SMAN 1 Denpasar, Anita Wardhani yang di sarankan oleh
Kepala sekolah beserta jajarannya untuk berpindah sekolah hanya karena
menggunakan jilbab. Sungguh Luar biasa sekali sekolah ini. Oke! Mungkin
pola berpikir dari Kepala Sekolah Beserta Jajarannya, karena Bali adalah
daerah budaya yang khas dengan nuansa ke-Hindu-an nya. Jadi daripada
nanti terkucilkan lebih baik pindah sekolah saja karena mungkin
mayoritas orang-orang sekolahan itu adalah orang non-Islam. Tetapi kita
harus ingat bahwa sekolahan ini adalah sekolahan Negeri yang
diperuntukkan bagi seluruh rakyat Indonesia di seantoro jagad
khatulistiwa ini walaupun berbeda ras, suku, agama, dll. Apabila kita
tinjau kembali seharusnya sekolahan ini menggunakan dasar utama
Pancasila dan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat nilai-nilai toleransi
yang sangat jelas dan gamblang.
Tetapi sepertinya nilai-nilai itu terabaikan bahkan mungkin terjadi
pengkhianatan secara mutlak terhadap UUD 1945 Nomor 28 D Ayat 1-4 yang
berbunyi “(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum. (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. (3) Setiap warga
negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan. (4)
Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. “dan UUD 1945 Nomor 28
Ayat 1- 3 yang berbunyi “(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan
beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. (2) Setiap orang
berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya. (3) Setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.” Serta
nilai-nilai pancasila yang terdapat nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Permusyawaratan, dan Keadilan.
Dari salah satu pemberitaan di atas, ada satu pertanyaan terbesit dalam benak ini
Sebenarnya bagaimana makna dari sebuah toleransi itu???
Mungkin sebelumnya kita tinjau dulu dari definisi dari toleransi, Toleransi
adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti
sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap
kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas
dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, di mana
penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan
agama-agama lainnya. (Zagorin, Perez (2003). How the Idea of Religious Toleration Came to the West. Princeton University Press. ISBN 0691092702. )
Menurut Hemat saya karena ini juga merupakan sebuah kabar yang agak
sedikit menyudutkan Umat Islam, maka perlu kita tinjau juga dari segi
ajaran Islam bagaimana memandang sebuah toleransi. Toleransi dalam
Islam, di gambarkan dalam beberapa kutipan dari Surat cinta-Nya, antara
lain
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu
menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan
mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk
mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka
itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al Mumtahanah: 8-9)
Ayat ini mengajarkan prinsip toleransi, yaitu hendaklah setiap muslim
berbuat baik pada lainnya selama tidak ada sangkut pautnya dengan hal
agama.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah tidak melarang
kalian berbuat baik kepada non muslim yang tidak memerangi kalian
seperti berbuat baik kepada wanita dan orang yang lemah di antara
mereka. Hendaklah berbuat baik dan adil karena Allah menyukai orang yang
berbuat adil.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 247).
“Untukmu agamamu dan untukku agamaku” (QS Al-Kafirun: 6)
Dokumen Piagam Madinah yang tercatat dalam sirah Rasulullah SAW Pasal 16 pun berbunyi:
“Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan
dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzhalimi dan ditentang
olehnya”.
Dari banyak paparan di atas, maka ada satu benang merah yang dapat
saya ambil untuk di simpulkan dari sebuah makna tentang toleransi.
Toleransi dalam paradigma saya, merupakan sebuah sikap di mana kita
dalam batasan-batasan tertentu seperti pendidikan, sosial, budaya, dsb
tidak terlalu mempermasalahkan sebuah perbedaan seperti agama, ras, suku
selama tujuan (goal) kita sama. Dari toleransi ini malah kita dapat
belajar yang mungkin apabila kita dalam komunitas yang homogen, kita
tidak mendapatkannya baik itu ilmu, pengalaman, dll.
Sangatlah tidak mungkin ketika kita hidup dalam sebuah masyarakat
terutama di Indonesia, kita tidak dapat menerima sebuah perbedaan.
Karena ini adalah negeri yang menjunjung tinggi nilai-nilai pluralitas
yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Kalau mungkin boleh sedikit
saran untuk Kepala sekolah dan Jajarannya di atas, “Pak/Ibu Guru yang baik hati dulu nilai PPKN dapat apa? Dah pegang gelar sarjana kok sikapnya sama adik saya saja masih dewasa adik saya. Belajar PPKN lagi yah. Jadi contoh buat generasi penerus bangsa lho. Apa mau ngancurin negeri ini?”
Terakhir dari saya mari kita belajar Toleransi dan paham batasan-batasan dalam bertoleransi ria
“Kalau elu dewasa, mari kita toleransi dan terbuka sama orang tapi paham batasan yah”. [dakwatuna]