Hamas Peringatkan, Bahaya Tunduk pada Rencana Kerry

pkssiak.org, Beirut - Anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas Izet Rasyq memperingatkan bahaya rencana yang diusulkan Menlu Amerika John Kerry, yang merupakan bagian dari sesi perundingan yang saat ini berlangsung antara Otoritas Palestina di Ramallah dan penjajah Zionis.

Rasyq mengatakan, “Kami di Hamas kembali memperingatkan bahaya mengikuti rencana Zionis Amerika ini atau tunduk pada ide-idenya yang merupakan pemberangus total isu Palestina secara diam-siam. Rencana secara jelas menyingkap keberpihakan Amerika pada agenda penjara Zionis.” Dia menegaskan bahwa pemerintah Amerika sekali pun tidak pernah bisa menjadi mediator yang bersih.

Rasyq mengecam sikap perunding Palestina yang tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bersikap tegas dan menolak apa yang disebut rencana “kerangka solusi”, yang intinya adalah mengabaikan dan melapaskan prinsip-prinsip nasional dan tempat-tempat suci.

Adalah Sekjen Komite Eksekutif PLO, Yaser Abdu Rabih, yang mengungkap rincian ide Menlu Amerika John Kerry. Dia mengatakan, “Rencana ini berisi pengakuan ‘Israel’ sebagai negara Yahudi oleh Palestina, pendirian sebuah ibukota untuk di bagian dari al Quds timur, penyelesaian masalah pengungsi Palestina sesuai dengan pandangan mantan Presiden Clinton, tetap mempertahankan koloni-koloni permukiman di bawah kontrol ‘Israel’, penyewaan permukiman-permukiman Yahudi yang tersisa, kontrol ‘Israel’ atas perlintasan-perlintasan dan suasana, keberadaan pasukan pemelihara Amerika – ‘Israel’ – Yordania – Palestina di perbatasan dan haknya untuk melakukan pengejaran di negara Palestina.”

Rasyq menyatakan terkejut dengan sikap Otoritas Palestina yang gigih melanjutkan perundingan sia-sia ini dengan penjajah Zionis di hadapan rencana Kerry yang secara nyata tidak memiliki harapan sukses apa-apa kecuali mengorbankan hak-hak Palestina dan prinsip-prinsip nasionalnya. Dia menambahkan, “Untuk itu mereka melakukan tekanan dan provokasi pada pihak Palestina yang lemah.”

Dia menegaskan bahwa rakyat Palestina telah dan terus mempersembahkan syuhada dan berkorban untuk merebut kembali hak-haknya dan tanahnya, merealisasikan hak kembali seluruh pengungsi Palestina ke rumah-rumah mereka, membebaskan tempat-tempat suci dan mendirikan negara Palestina di seluruh tanah Palestina dengan ibukota al Quds. “Tak seorang pun mendapatkan mandat untuk melepaskan sejengkal pun tanah Palestina.”

Rasyq meminta Otoritas Palestina mengumumkan penolakannya secara terang-terangan pada rencana makar ini dan berhenti melakukan perundingan sia-sia, yang justru menjadi payung bagi Zionis untuk terus melakukan kejahatannya terhadap rakyat Palestina. Dia menyerukan Otoritas Palestina agar segera kembali menata rumah Palestina dan melaksanakan rekonsiliasi nasional menyeluruh sesuai dengan program nasional perjuangan bersatu untuk menghadapi rencana dan kejahatan [PIC]