pkssiak.org - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Indra mengimbau warga
Indonesia, untuk memberikan hukuman terhadap para wakil rakyat (anggota
DPR), yang kembali mencalonkan diri dalam gelaran Pemilu Legislatif
(Pileg) 2014.
Hukuman itu, menurut dia, wajib diberikan kepada para wakil rakyat yang tidak secara sungguh-sungguh mengemban amanat yang telah diberikan rakyat pada Pemilu 2009 sebelumnya, yang kinerjanya layak dipertanyakan dan dipermasalahkan.
Imbauan Indra tersebut, merupakan tanggapan atas fenomena masih tingginya angka golput, atau masyarakat tak menggunakan hak pilih-nya dalam suatu gelaran Pemilu. Meski demikian, ia mengaku tak terlalu terkejut dengan fenomena itu.
"Saya tidak kaget kalau tren-nya nanti akan meningkat. Dan saya juga tidak kaget kalau masih ada masyarakat yang skeptis, atau bahkan juga tidak memiliki harapan pada setiap Pemilu," kata Indra, Minggu (15/12).
Sebab, menurut Indra, sesungguhnya yang dipertontonkan para wakil rakyat selama ini, adalah sebuah praktik dan pertunjukan yang tidak diharapkan rakyat yang memberikan amanat. Salah satu praktik tersebut adalah tindak pidana korupsi (Tipikor).
"Contoh korupsi. Wakil rakyat yang tidak merakyat. Wakil rakyat yang tidak hadir di masyarakat. Mereka datang hanya ketika menjelang Pemilu, setelah Pemilu rakyat dilupakan. Itu yang menimbulkan kekecewaan yang mendalam, itu jugalah yang memunculkan namanya golput," katanya.
Atau, Indra menambahkan, praktik 'money politics' (politik uang) yang diduga kerap dilakukan sejumlah oknum para calon anggota legislatif (Caleg), jelang pelaksanaan Pemilu. "Mereka datang bagi-bagi duit, tapi setelah itu mereka tak memperjuangkan aspirasi," katanya.
Solusi 'Reward' dan 'Punishment'
Hal-hal seperti itu, ia menegaskan, merupakan hal-hal yang harus dijadikan sebagai PR (pekerjaan rumah) bersama. Oleh sebab itu menurut dia, salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan 'reward' dan 'punishment'. Pemilu 2014 dapat dijadikan momentumnya.
"Berikanlah 'reward' untuk orang-orang yang punya karya, yang telah bekerja dan mengabdi dengan sungguh-sungguh, dengan idealisme dan integritasnya. Tapi berikanlah punishment buat anggota DPR, yang mereka yang hanya butuh suara rakyat saja, hanya itu," katanya.
Orang-orang seperti itu, ujar Indra, tidak layak untuk dipilih masyarakat. Ia mengimbau masyarakat jangan memilih caleg-aleg yang selama ini tidak hadir di tengah-tengah masyarakat, susah dihubungi, atau yang tidak memberikan nomor kontak ke masyarakat.
"Itu contoh yang sederhana, itu kan wakil rakyat yang tidak bisa dikomunikasikan. Bagaimana aspirasi dari masyarakat bisa sampai. Karena itu saya imbau, jadilah masyarakat yang cerdas dan rasional, yang melihat sisi integritas, kapasitas, moralitas. Bukan karena isi tas," katanya.
Terhadap para caleg yang menganut atau melakukan praktik 'money politics', Indra pun juga memberi imbauan, agar mereka jangan sampai merusak Negara Indonesia ini, dengan mementingkan kepentingan pribadi secara sesaat, hanya sekedar untuk berkuasa di masyarakat.
Jangan Golput
Anggota Komisi IX DPR ini juga mengharapkan rakyat Indonesia jangan golput. Sebab dengan golput, malah justru memberikan kesempatan kepada orang-orang yang tidak punya integritas.
"Orang-orang yang hanya mengandalkan isi tas dengan 'money politics'. Ini bisa merusak sistem, dan merusak bangsa dan negara. Efek dari golput, orang yang tidak baik akan terpilih lagi, karena dia bisa membeli suara rakyat yang tidak paham dan mudah dibohongi," katanya.[skalanews]
Hukuman itu, menurut dia, wajib diberikan kepada para wakil rakyat yang tidak secara sungguh-sungguh mengemban amanat yang telah diberikan rakyat pada Pemilu 2009 sebelumnya, yang kinerjanya layak dipertanyakan dan dipermasalahkan.
Imbauan Indra tersebut, merupakan tanggapan atas fenomena masih tingginya angka golput, atau masyarakat tak menggunakan hak pilih-nya dalam suatu gelaran Pemilu. Meski demikian, ia mengaku tak terlalu terkejut dengan fenomena itu.
"Saya tidak kaget kalau tren-nya nanti akan meningkat. Dan saya juga tidak kaget kalau masih ada masyarakat yang skeptis, atau bahkan juga tidak memiliki harapan pada setiap Pemilu," kata Indra, Minggu (15/12).
Sebab, menurut Indra, sesungguhnya yang dipertontonkan para wakil rakyat selama ini, adalah sebuah praktik dan pertunjukan yang tidak diharapkan rakyat yang memberikan amanat. Salah satu praktik tersebut adalah tindak pidana korupsi (Tipikor).
"Contoh korupsi. Wakil rakyat yang tidak merakyat. Wakil rakyat yang tidak hadir di masyarakat. Mereka datang hanya ketika menjelang Pemilu, setelah Pemilu rakyat dilupakan. Itu yang menimbulkan kekecewaan yang mendalam, itu jugalah yang memunculkan namanya golput," katanya.
Atau, Indra menambahkan, praktik 'money politics' (politik uang) yang diduga kerap dilakukan sejumlah oknum para calon anggota legislatif (Caleg), jelang pelaksanaan Pemilu. "Mereka datang bagi-bagi duit, tapi setelah itu mereka tak memperjuangkan aspirasi," katanya.
Solusi 'Reward' dan 'Punishment'
Hal-hal seperti itu, ia menegaskan, merupakan hal-hal yang harus dijadikan sebagai PR (pekerjaan rumah) bersama. Oleh sebab itu menurut dia, salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan 'reward' dan 'punishment'. Pemilu 2014 dapat dijadikan momentumnya.
"Berikanlah 'reward' untuk orang-orang yang punya karya, yang telah bekerja dan mengabdi dengan sungguh-sungguh, dengan idealisme dan integritasnya. Tapi berikanlah punishment buat anggota DPR, yang mereka yang hanya butuh suara rakyat saja, hanya itu," katanya.
Orang-orang seperti itu, ujar Indra, tidak layak untuk dipilih masyarakat. Ia mengimbau masyarakat jangan memilih caleg-aleg yang selama ini tidak hadir di tengah-tengah masyarakat, susah dihubungi, atau yang tidak memberikan nomor kontak ke masyarakat.
"Itu contoh yang sederhana, itu kan wakil rakyat yang tidak bisa dikomunikasikan. Bagaimana aspirasi dari masyarakat bisa sampai. Karena itu saya imbau, jadilah masyarakat yang cerdas dan rasional, yang melihat sisi integritas, kapasitas, moralitas. Bukan karena isi tas," katanya.
Terhadap para caleg yang menganut atau melakukan praktik 'money politics', Indra pun juga memberi imbauan, agar mereka jangan sampai merusak Negara Indonesia ini, dengan mementingkan kepentingan pribadi secara sesaat, hanya sekedar untuk berkuasa di masyarakat.
Jangan Golput
Anggota Komisi IX DPR ini juga mengharapkan rakyat Indonesia jangan golput. Sebab dengan golput, malah justru memberikan kesempatan kepada orang-orang yang tidak punya integritas.
"Orang-orang yang hanya mengandalkan isi tas dengan 'money politics'. Ini bisa merusak sistem, dan merusak bangsa dan negara. Efek dari golput, orang yang tidak baik akan terpilih lagi, karena dia bisa membeli suara rakyat yang tidak paham dan mudah dibohongi," katanya.[skalanews]