"Cerita Tentang Anis Matta yang Tak Kunjung Meneruskan Kuliahnya" | By @adi_supernova
By: Abul Ezz
Senin, 16 Desember 2013
0
pkssiak.org - Hari ini (Sabtu, 14/12) saya dpt tugas meliput acara Garuda Keadilan @GKRiau sore bgt, 17.30 cape deeh..
Siapa yg mengira justru di ujung hari menjelang magrib ini, saya dpt inspirasi dari tokoh yg jadi bintang tamu di acara @GKRiau itu.
Acaranya lumayan santai, di sebuah cafe terkenal di Sudirman City Square, tapi bahasannya lumayan mnarik dan bikin yg hadir ngangguk2 juga.
Sang bintang saya simpan dulu namanya, dia seorang tokoh nasional. Cukup bisa membuat yg lagi makan berhenti makan, yg nyruput kopi terdiam..
Dia awali dg menyapa hadirin dari kalangan anak muda, pelajar dan mahasiswa. Beberapa perwakilan komunitas, anak BEM dan Osis juga ada.
"Saudara2 skalian, saya tdk suka menggunakan kata adek2 krn selisih usia kita tdk terlalu jauh," katanya "Ehaa.." sambut yg hadir.
Saya ingin mnceritakan pengalaman yg mempengaruhi keseluruhan hidup saya. 1) Pengalaman sekolah yg pindah-pindah. Pernah sekolah di Ambon,
Di Maluku Tenggara, Tual, itu di sekolah Kristen namanya SD Matias. Lalu pulang ke Makasar, masuk SD Negeri. Sorenya di Madrasah NU.
Waktu SMP dan SMA saya sekolah di sekolah Muhammadiyah. Kuliah saya (S1) sekolah di sekolah Saudi. Jd cukup lengkap. Dari segi pergaulan...
Sejak kecil sudah lintas ormas dan juga lintas agama. Waktu jadi sekjen saya umur 29 th (sekarang 45). Saya ikut pendidikan di Lemhanas.
Tapi kalau riwayat kuliah saya tdk terlalu bagus, saya selesai S1 syariah dulu, entah dg cara bgmana mbuat skolah saya akhirnya tdk lanjut sampai sekarang..
Waktu selesai S1 saya dpt beasiswa ke Arab Saudi. Ada 15 org yg dites, dan saya waktu itu no.1 diantara yg dites.. "Wuw.."
Tapi saya umroh th 96 dan istikarah di Masjidil Haram. Apakah saya ambil atau tdk beasiswa, hasilnya: Tidak.
Th 98 saya ditawari lg beasiswa ke Amerika, sambil mengajar di LA. Saya sudah ke AS melihat tempat dimana saya akan mengajar dan dimana saya akan kuliah. Tapi setelah itu...
Saya umroh lagi dan shalat istikarah lagi.. hasilnya: Tidak. Jadi saya tdk jadi kuliah, lagi. (Hadirin ketawa.. hahaha, 2x gak jadi kulaiah..)
Saya kmbali ke Indonesia, mengajar di UI 3th 96-98. Saya ikut 98 itu program S2 di UI Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik 1 semester.
Pada malam ujiannya, kita sedang menyusun AD/ART partai. Saya ada di tim (penyusun AD/ART) itu, sejak itu tdk ikut ujian dan tdk pernah datang lg ke UI.. ha3x
Th 2000 saya diundang ke Australi, berceramah di Melbourne University di program Indonesia, di seblahnya ada prog. Asian language & culture.
Saya ditawari prog.S2 langsung diupgrade ke S3 wkt itu, kira 2,5th jd PhD. Saya smangat skali mau ambil trus pulang ke Indonesia, konsultasi...
Konsultasi ke DR.Salim alJufri, ini guru saya, sekarang jd Menteri Sosial. Jawaban beliau..
Kamu mau ambil Doktor? Iya, mw keluar sedikit dari politik, biar dpt PhD. Dia bilang, Tdk perlu. Nanti kamu ambil Doktor di jalan sj. Hihihi..
Sejak itu saya gak kuliah sampai skarang, itulah sbabnya gelar saya hanya Lc. Sahabat saya bilang, "Lc ini langka tolong di pertahankan..." :)
Pada dasarnya saya tdk suka ujian waktu sekolah dulu. Walau saya berprestasi sejak Smp Sma Kuliah slalu ada di mahasiswa teladan, tapi...
Saya tdk suka ujian. Krn menurut saya itu membatasi ruang gerak kita dlm membaca. ("betul..betul.." anak osis nyeletuk dari belakang!)
Sejak Smp dulu saya lbh suka membaca diluar dari membaca pelajaran. Saya baca bukuya bung Karno kls 3 smp, Menyambung Lidah Rakyat 600 hal.
Sejak smp sampai kuliah saya terbiasa aktif membaca tiap hari selama 2 jam di jam kuliah antara 7-12. Diluar jam kuliah saya mengulang 2 jam.
Sisanya saya membaca 5 jam diluar jam pelajaran itu. Jadi sore saya belajar scr otodidak. Saya kira tradisi membaca inilah yg membantu...
Memahami, hingga sekarang kita masuk ke realitas kehidupan benar2 beda dg background pendidikan kita.
Suatu fakta bhw apa yg kita pelajari di sekolah umumnya hanya sedikit sekali yg berhubungan dg kehidupan kita yg nyata. ("Spakat!" #cletukan)
Apalagi skarang ini Learning Source orang, sumber2 pembelajaran itu sdh sgt terbuka, shg di AS bnyk buku2 yg judulnya Don't go to school..
Krn sekolah skarang ini smakin tdk bisa menawarkan apa2 yg kita perlukan dlm hidup. Iyakan? ("Iya pak" #celetukan anak Osis lagi dr blakang)
Kebanyakan yg kita peroleh dlm hidup yg kita ktahui itu adalah hal yg kita pelajari sendiri dan bukan yg diajarkan. (Anak2 makin terperangah)
Itu sebabnya salah satu yg saya pikirkan kalau kita ingin memimpin negeri ini dg baik, mengubahnya kedepan yg lbh baik, agenda utama adalah...
Mereformasi Pendidikan. Saya ingin org yg belajar di tingkat dasar itu belajar, the logic of life logika hidup. Itu yg perlu dipelajari..
Contoh misalnya, anda disini waktu kecil di keluarga tdk pernah mndpt pendidikan finansial. Waktu SD SMP SMA jg tdk mndptkannya...
Waktu kuliahpun saya yakin tdk mdptkan pendidikan finansial, shg kita org Indonesia rata jd mahluk paling manja di planet ini.
Dari 0-25th bea hidup kita ditanggung oleh keluarga besar. Stlh itu kita menikah 1, 2th pertama bea hidup kita ditanggung oleh mertua (xi3)
Jd ada satu faktor dlm hidup yg sangat mnentukan kualitas hidup kita yaitu sisi finansial, tapi ini yg paling tdk pernah kita pelajari.
Jadi hidup kita ini sangat tdk logis. Hal2 yg sngt perlu dlm hidup justru itulah yg paling tdk pernah kita pelajari.
Maka jika ada pelajran penting yg perlu dimasukkan dlm kurikulum pendidikan kita itu adl pendidikan yg membuat org jd logis dlm hidup.
Itu yg saya sebut the logic of life jk mau mengubah habit orang dari sekarang.
Hanya dg sjak awal membangun konstruksi berpikir yg bagus, sejak kecilnya, insyaAllah org2 ini bisa melakukan banyak hal nantinya setelah mrk dewasa.
Faktor yg menentukan masa depan Indonesia itu adl kebudayaan. Yg kedua adl faktor demografi. Jd wajar masa depan Indonesia itu ditentukan oleh saudara2 yg ada di ruangan ini skrg.
(Sesaat #dramatic_pause, lalu hadirin bertepuk tangan.. "hwuwh.." #mrasatersanjung)
Saya menyebut anda ini semuanya masuk ke kelompok the new majority, mayoritas baru yg akan membentuk masa depan Indonesia.
Semua agenda pembangunan bangsa ini hrs ditujukan kpd populasi yg berumur 45 th ke bwh. Krn jlhnya lbh dr 60% dr total populasi Indonesia.
Jk kita tdk mengelola kekuatan baru bangsa ini, semua mimpi2 yg disebutkan org dlm banyak ceramah politik itu tdk akan pernah jd kenyataan.
Krn dibuat suatu program yg dibawahnya itu tdk ada permintaannya. Smntara ada permintaan di bwh yg tdk bisa di deliver oleh pemimpin.
Krn itu saya skarang, di tim saya di DPP sya melibatkan anak2 SMA sbg tim pemenangan. Mhs/mhswi banyak di tim saya terutama di tim kreatif.
Saya percaya ini dr kata Umar bin Khattab, "Jika saya mnghadapi maslah besar, sy panggil anak2 muda, krn mrk lbh tajam berpikir drpd org tua".
Skali lg masa depan Indonesia ini adalah anda semuanya, dan apa yg penting kita bangun skarang adalah habit, karakter, budaya, kultur...
Masa depan yg kita hadapi ini serba tdk pasti, termasuk di sekolah, apa yg anda pelajari sekarang, itu adl barang lama smuanya.. (#terperangah)
Temasuk di science, misalnya. Anda mempelajari hal yg sdh selesai, bgtu anda selesai mempelajarinya, itu sdh ada hal2 baru yg tdk anda tahu.
Yg lbh penting scr ekonomi, blm tentu pekerjaan anda nanti sesuai dg latar belakang pendidikan anda.
Saya misalnya backgroundnya hukum islam (syariah, LIPIA), awalnya saya adl guru bhs arab, sekarang terdampar jd politisi. Saya pernah jd wakil ketua DPRRI memegang ekonomi keuangan.
Semua ini ilmu baru yg kita pelajari scr otodidak. Jd apa yg anda perlukan? Yg diperlukan adlh Tradisi Belajar.
Bukan mengejar Prestasi Belajar. Jd boleh jd ada yg berprestasi di sekolah belum tentu akan sukses dilapangan.
Kecuali kalau anda punya tradisi belajar, disamping punya prestasi belajar yg sudah ada.
Tradisi belajar itu artinya apa? Bhw anda senantiasa berpikir apa yg anda pahami itu tdk pernah cukup. Ada satu buku yg saya anjurkan dibaca...
Judulnya adalah Five Minds for the Future, lima hal utk menghadapi masa depan, anda bisa search di internet, sngt berguna utk anda smuanya.
Jk saya berhasil meyakinkan saudara ttg 5 mindset utk masa dpn ini, kira2 spt itulah masa depan Indonesia yg saya inginkan juga.
Anda adl pelaku yg paling penting di masa yg akan datang dari Indonesia yg sekarang kita rancang.
Mudah2n di tangan saudara2 smuanya... Indonesia yg ada sekarang ini mnjadi lebih baik dr Indonesia selanjutnya. Amiin.
(Sesi pertanyaan sngt terbatas krn sang tokoh sudah hrs ke bandara mnuju jakarta, hanya dpt 1 ksmpatan dr ketua BEM Univ.Riau.)
DPD PKS Siak - Download Android App