Ta'at Syarat Kemenangan Dakwah
By: Abul Ezz
Kamis, 28 November 2013
0
Oleh: Ibnu Al Haitan
pkssiak.org - Tatkala terwujudnya sebuah ketaatan kepada Alloh dan Rosulnya , maka akan akan lahirlah keberkahan, taufik, dan kemenangan kemenangan dalam dakwah para da'i.
".......sungguhnya rahmat Allah amat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebaikan (Al-A`raf: 56)
Telah disebutkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya, ia berkata: "Saya mendapati simpanan Bani Umayyah terdapat gandum; Biji-bijian yang banyak, yang tertulis di luarnya Sebuah bekas yang terikat: Ini adalah hasil yang tumbuh dari zaman keadilan."
Musa bin A’yan berkata: "Kami memelihara kambing pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Binatang buas dan serigala telah bercampur baur bersama ternak kambing-kambing kami di satu tempat dengan keadaan yang aman dan senantiasa selamat. Tiba-tiba pada satu malam, serigala telah mengganggu kambing-kambing tersebut. Lalu kami katakan: "kami berpendapat seorang lelaki yang shalih telah meninggal dunia". Menurut Hammad: Seorang perawi menyampaikan kepadaku bahwa beliau dan lain-lainnya berpendapat demikian, tetapi memang terbukti bahwa saat itu kami dapati Khalilah Umar bin Abdul Aziz telah meninggal dunia pada hari itu. "
Sebaliknya maksiat pula akan membunuh pemiliknya, yang mewariskan pelakunya sifat ketagihan kepada kehinaan, dan dikuasai musuh serta terputusnya Rahmat. Alloh SWT mewahyukan kepada Nabi Musa: "Wahai Musa, makhlukKu yang pertama mati ialah iblis; kerana ia adalah yang pertama mengingkariKu. Oleh itu barangsiapa yang mengingkariKu bersedialah untuk kematian."
Beberapa orang salaf as-salih pernah berkata: "Seseorang itu melakukan maksiat kepada Allah ketika akal fikirannya tidak berfungsi (untuk berfikir). Oleh itu kalau dia menggunakan akalnya,tentulah dia terhindar dari melakukan maksiat."
Fudhail bin Iyadh berkata: "Allah telah mewahyukan kepada beberapa nabi: Jikalau orang yang mengenaliKu masih mengingkariKu, maka dirinya sebenarnya telah dikuasai oleh orang yang tidak mengenaliKu."
Jelasnya ketaatan adalah keberkahan yang Allah tuliskan kepada para hambaNya yang mukmin. Mereka adalah raja-raja tanpa mahkota, merasakan kelazatan dengan kemanisan munajat dan kedinginan iman, menikmati karunia Allah di dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu mereka memperolehi kehidupan yang baik dan balasan yang besar dari Alloh Swt.
"Barang siapa yang beramal soleh, dari lelaki atau perempuan, sedang ia beriman, maka sesungguhnya Kami akan menghidupkan dia dalam kehidupan yang baik; dan sesungguhnya kami akan membalas mereka, dengan memberikan pahala yang lebih dari apa yang mereka telah kerjakan". (An-Nahl: 97).
Allah SWT mengukuhkan ketaatan, menguatkan mereka dan memantapkan kedudukan mereka di muka bumi, dan menyediakan mereka dengan pelbagai jenis kebahagiaan dan kegembiraan, dan mendatangkan keperluan-keperluan dunia ini yang tidak berkesudahan. Kenapa tidak, karena mereka adalah “Hizbullah” dan para walinya (penolong-penolongNya)
Jikalau anda perhatikan walaupun seseorang miskin harta namun taat kepada Alloh SWT pastilah anda akan dapati kekayaan dalam jiwanya serta kegembiraan dan kebahagiaan seperti yang tidak pernah ditemuinya dalam hati orang-orang mengingkariNya – sekalipun mereka memiliki emas, perak dan harta yang melimpah ruah.
Orang yang bersabar untuk mentaati Alloh SWT dan senantiasa berusaha untuk tidak mengingkariNya, akan menerima pahala dan ganjaran dengan menikmati perkara-perkara yang dihalalkan di dunia ini yang berupa nikmat-nikmat yang baik. Sedangkan balasan di hari akhirat lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa.
Tatkala Yusuf a.s enggan melakukan zina, bersabar dan menahan diri walaupun yang mengajaknya itu mempunyai kedudukan dan kecantikan, Allah telah memberikannya kekuasaan dan kenabian, serta menyatukan semula ibu bapak dan saudara-saudaranya yang dahulu memusuhinya.
“Dan demikianlah caranya, Kami tetapkan kedudukan Yusuf memegang kekuasaan di bumi Mesir; ia bebas tinggal di negeri itu di mana saja yang disukainya. Kami limpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki, dan Kami tidak menghilangkan balasan baik orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan sesungguhnya pahala hari akhirat lebih baik bagi orang-orang yang beriman serta mereka pula sentiasa bertaqwa.” (Yusuf: 56-57).
memang kadang kala keadaan orang-orang beriman bercampur baur dimana sekumpulan Syaitan berhasil mendatangkan keburukan kepada mereka – Ini adalah dikarenakan sifat al insan yang Dhoif tetapi apabila mereka bangkit dan cepat kembali Serta bertaubat kepada Alloh SWT sebagaimana tabiat semula jadi mereka yang kaya dengan iman dan penuh dengan kecintaan maka mereka mendapati Allah SWT bersedia menerima mereka, dengan keampunan dan kemurahan hatiNya yang luas dalam semua aspek, dan Alloh SWT akan memberi karunia kepada mereka serta memberi lebih dari apa yang mereka minta.
“Dan tidaklah ada yang mereka ucapkan (semasa berjuang), selain daripada berdoa dengan berkata: "Wahai Tuhan kami! Ampunkanlah dosa-dosa kami dan perbuatan kami yang melampaui batas dalam urusan kami, dan teguhkanlah pendirian kami (dalam perjuangan); dan tolonglah kami mencapai kemenangan terhadap kaum yang kafir. Allah memberikan mereka pahala dunia (kemenangan dan nama yang harum), dan pahala akhirat yang sebaik-baiknya (nikmat Syurga yang tidak ada bandingannya). Dan (ingatlah), Allah sentiasa mengasihi orang-orang yang berbuat kebaikan." (Ali-Imran: 147-148).
Abdullah bin al-Mubarak berkata:
Saya melihat dosa mematikan hati dan kekejian mewariskan ketagihan kepadanya. Bagi orang beriman meninggalkan dosa menghidupan hati adalah lebih baik dengan cara meninggalkannya.
Malangnya, keburukan orang-orang yang berbuat kesalahan dan maksiat, mengeruhkan kejernihan masyarakat, "mendatangkan kekalahan" dan bencana sehingga tiada seorang pun yang selamat dari bencana ini. Ini adalah akibat buruk daripada maksiat dan dosa.
Dari 'Abdullaah ibn' Umar bin al-Khattab berkata, "Aku bersama sepuluh orang dalam satu kumpulan Muhajirin menemui Rasulullah saw. Lalu Rasulullah menerima kedatangan kami dengan wajah yang ceria sambil berkata ,“Wahai golongan Muhajirin. (Ingatlah tentang) Lima perkara, dan aku berlindung kepada Allah mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kamu, yaitu ; Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, dikerjakan secara terang-terangan, melainkan tampak dalam mereka penyakit ta’un dan kelaparan yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang dahulu. Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan kesengsaraan bertahun-tahun dan sukarnya keperluan hidup dan kekejaman penguasa. Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari langit, andai kata tidak ada binatang ternak tentu mereka tidak akan dihujani. Dan tidaklah kaum itu menepati janjinya, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh yang merampas sebahagian kekuasaan mereka. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan oleh Allah, melainkan Allah menjadikan bahaya di antara mereka sendiri.” (HR. Ibnu Majah)
Malah laknat ke atas maksiat dan dosa mereka akan mengenai menyeluruh ke atas hewan, burung dan semua serangga yang melata di bumi!! ..
Kata Abu Hurairah ra: "Sesungguhnya burung yang berleher panjang akan mati di dalam sarangnya akibat kezaliman dan perbuatan orang yang zalim."
Mujahid berkata: "Hewan ternak mengutuk anak-anak Adam apabila terjadi kemarau panjang dengan berkata: Ini adalah akibat maksiat dan dosa anak Adam."
Ikrimah berkata: "Serangga yang terbang dan merayap termasuk kumbang dan kala jengking, mereka mengatakan: Kita terhalang dari menerima titisan hujan akibat dari dosa dan maksiat anak-anak Adam. Manakala pula orang-orang beriman atas limpahan rahmat Allah maka isi bumi termasuk batu dan pohon akan menangisi kematian mereka.
“Merekalah golongan-golongan Allah. Ketahuilah! Sesungguhnya golongan Allah itu orang-orang yang beruntung ( mendapat kemenangan).” (Al-Mujadalah: 22)
Kebaikan itu akan kekal dan dosa itu tidak akan dilupakan
Mungkin ada yang tertipu bahwa mereka tidak melihat akibat dosa yang mereka lakukan. Inilah inti kelalaian dan kebodohan mereka. Padahal sesuatu kebaikan tidak akan rusak dan sesuatu dosa tidak akan dapat dilupakan kerana Allah sentiasa menghitung semua dosa yang besar dan kecil, benang yang dianyam dan buah yang berkulit nipis sehingga sebutir zarahpun turut tidak terlepas dari hitungan Allah ..
“Semasa mereka semuanya dibangkitkan hidup semula oleh Allah (pada hari kiamat), lalu diterangkan kepada mereka segala yang mereka telah kerjakan. Allah telah menghitung amal-amal mereka itu satu persatu, sedang mereka telah melupakannya. Dan (ingatlah), Allah menjadi Saksi akan tiap-tiap sesuatu.” (Al-Mujadalah: 6)
Jika kita berbuat dosa dan kemudian ditangguhkan saat kematian kita itu tidak lain adalah karena Alloh memberi kita peluang untuk bertaubat dan kembali ke dekapan iman atau Allah akan membiarkannya, karena penangguhan itu adalah sebagai hukuman yang dimaklumi karena selepas itu ia tetap akan diazab.
Ramai manusia yang lupa bahwa mereka telah diperhatikan oleh Allah. Mereka terjerumus ke lembah dosa dan terus menambahkan dosa mereka, tidak malu dengan Allah, dan mereka menjadi golongan yang diperhatikan yang paling hina di sisi Allah. Sebaliknya, orang mukmin beramal dengan ihsan yang merasakan seolah-olah Allah melihatnya. Oleh itu dia merasa malu untuk melakukan perkara yang bertentangan dengan perintahNya.
Abdullah bin Dinar berkata: “Pada suatu hari, aku pergi ke Mekkah bersama Umar bin Khattab. Di salah satu jalan, kami berhenti untuk istirahat, tiba-tiba salah seorang penggembala turun kepada kami dari gunung. Umar bin Khattab bertanya kepada penggembala tersebut, “Hai penggembala, juallah seekor kambingmu kepada kami. Penggembala tersebut berkata: “Kambing-kambing ini bukan milikku, namun milik majikanku. Umar bin Khattab berkata: “Katakan saja pada majikanmu, bahwa kambingnya dimakan serigala.” Penggembala tersebut berkata: “Kalau begitu, di mana Allah? Umar bin Khaththab menangis, kemudian ia pergi ke majikan penggembala tersebut, lalu membeli budak tersebut, dan memerdekakannnya dan berkata: Aku telah merdekakanmu di dunia akibat dari ucapan mu. Aku berharap engkau juga akan dimerdekakan di akhirat nanti. "
Orang beriman yang sentiasa melakukan ketaatan dan menjauhkan diri dari maksiat, kerana yakin bahawa Allah melihat perbuatannya dan mendengar semua ucapannya, Maka dia meraih perniagaan yang menguntungkan dengan Allah ..
“Dan barang siapa yang mengerjakan sesuatu kebaikan, Kami tambahi kebaikan baginya (dengan menggandakan pahala) kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi sentiasa membalas dengan sebaik-baiknya (akan orang-orang yang bersyukur kepadaNya)." (As-Syura: 23),
“Dan sesiapa berpegang teguh kepada agama Allah, maka sesungguhnya ia telah beroleh petunjuk hidayah ke jalan yang lurus.” (Ali-Imran: 101).
اللَّهُ خٰلِقُ كُلِّ شَيءٍ ۖ وَهُوَ عَلىٰ كُلِّ شَيءٍ وَكيلٌ
"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu." (Az-Zumar: 62)
"Dan tiadalah Kami utuskan Rasul-rasul itu melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pembawa peringatan kemudian siapa saja yang beramal soleh, maka tidak ada kebimbangan terhadap mereka, dan mereka tidak akan berdukacita." (Al-An’am: 48).
Orang yang melakukan maksiat sebenarnya telah melakukan kemungkaran dan mengarungi kekejian baik kecil ataupun besar, lupa bahwa terdapat para malaikat yang senantiasa menulis dan menghitung semua apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan.
"Sesungguhnya, ada malaikat-malaikat yang menjaga dan mengawasi segala bawaan kamu, (Mereka adalah makhluk) yang mulia (di sisi Allah), lagi ditugaskan menulis (amal-amal kamu); Mereka mengetahui apa yang kamu lakukan. (Gunanya catatan malaikat-malaikat itu untuk mengetahui siapa yang berbakti dan siapa yang bersalah) - kerana sesungguhnya: orang-orang yang berbakti (dengan taat dan amal kebajikan), tetap berada dalam Syurga yang penuh nikmat;” (Al-Infitaar: 10-13),
“Tidak ada perkataan yang dilafazkannya (atau perbuatan yang dilakukannya) melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang senantiasa siap (menerima dan menulisnya).” (Qaf: 18)
"Pada hari ini kamu akan dibalas menurut apa yang kamu telah kerjakan!
"Inilah surat (tulisan malaikat) Kami, ia memberi keterangan terhadap kamu dengan yang benar, kerana sesungguhnya Kami telah (perintahkan malaikat) menulis segala yang kamu telah lakukan (di dunia dahulu)!" (Al-Jatsiah: 28-29)
Ini bermakna seorang muslim mestilah berwaspada setiap saat agar tidak memandang mudah maksiat dan dosa sambil berkata : Ini kesalahan kecil. Ini akan menjerumuskannya kepada maksiat dan dosa yang lebih besar. Hal ini menjadi penyebab kepada kematiannya dan kekalahan dari musuhnya.
Dari Abu Hurairah ra bahawa Rasulullah saw bersabda ;
"Sesungguhnya Allah itu baik dan hanya menerima apa-apa yang baik saja. Allah telah memerintahkan orang yang beriman sebagaimana yang diperintahkan oleh para rasul di mana Allah berfirman, Wahai Rasul-rasul, makanlah dari benda-benda yang baik lagi halal dan kerjakanlah amal-amal soleh; (Al-Mukminin: 51).
Kemudian Rosululloh menyebut perihal seorang lelaki yang bermusafir jauh, yang berambut kusut masai dan berdebu, yang menadah tangan ke langit (yaitu berdoa): Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku! Bagaimanakah doanya akan dikabulkan sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia dikenyangkan dengan makanan yang haram? (Hadis riwayat Muslim) .
Menjaga keta'atan kepada Alloh merupakan hal yang dituntut bagi para Da'i yang berjuang di jalan Alloh SWT dimana ketika kita mampu merefleksikannya dalam kehidupan berjamaah maka hal itu akan memberi dampak keberkahan bagi masyarakat disekeliling kita karena Dai adalah obor penerang bagi kehidupan yang menunjukkan jalan bagi manusia agar mendapatkan hidayah dari Alloh SWT.
Begitupula dalam menyongsong kemenangan kemenangan kemenangan dakwah maka keta'atan sangat mutlak menentukan seperti ucapan Khalifah Umar Ibnu Khottob RA ; " sesungguhnya bukanlah banyaknya musuh yang aku khuwatirkan bagi kalian tapi salah seorang dari kalian bermaksiat kepada Alloh SWT dan dengan itu Alloh SWT tidak memenangkan kita".wallohu'alam
pkssiak.org - Tatkala terwujudnya sebuah ketaatan kepada Alloh dan Rosulnya , maka akan akan lahirlah keberkahan, taufik, dan kemenangan kemenangan dalam dakwah para da'i.
".......sungguhnya rahmat Allah amat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebaikan (Al-A`raf: 56)
Telah disebutkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya, ia berkata: "Saya mendapati simpanan Bani Umayyah terdapat gandum; Biji-bijian yang banyak, yang tertulis di luarnya Sebuah bekas yang terikat: Ini adalah hasil yang tumbuh dari zaman keadilan."
Musa bin A’yan berkata: "Kami memelihara kambing pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Binatang buas dan serigala telah bercampur baur bersama ternak kambing-kambing kami di satu tempat dengan keadaan yang aman dan senantiasa selamat. Tiba-tiba pada satu malam, serigala telah mengganggu kambing-kambing tersebut. Lalu kami katakan: "kami berpendapat seorang lelaki yang shalih telah meninggal dunia". Menurut Hammad: Seorang perawi menyampaikan kepadaku bahwa beliau dan lain-lainnya berpendapat demikian, tetapi memang terbukti bahwa saat itu kami dapati Khalilah Umar bin Abdul Aziz telah meninggal dunia pada hari itu. "
Sebaliknya maksiat pula akan membunuh pemiliknya, yang mewariskan pelakunya sifat ketagihan kepada kehinaan, dan dikuasai musuh serta terputusnya Rahmat. Alloh SWT mewahyukan kepada Nabi Musa: "Wahai Musa, makhlukKu yang pertama mati ialah iblis; kerana ia adalah yang pertama mengingkariKu. Oleh itu barangsiapa yang mengingkariKu bersedialah untuk kematian."
Beberapa orang salaf as-salih pernah berkata: "Seseorang itu melakukan maksiat kepada Allah ketika akal fikirannya tidak berfungsi (untuk berfikir). Oleh itu kalau dia menggunakan akalnya,tentulah dia terhindar dari melakukan maksiat."
Fudhail bin Iyadh berkata: "Allah telah mewahyukan kepada beberapa nabi: Jikalau orang yang mengenaliKu masih mengingkariKu, maka dirinya sebenarnya telah dikuasai oleh orang yang tidak mengenaliKu."
Jelasnya ketaatan adalah keberkahan yang Allah tuliskan kepada para hambaNya yang mukmin. Mereka adalah raja-raja tanpa mahkota, merasakan kelazatan dengan kemanisan munajat dan kedinginan iman, menikmati karunia Allah di dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu mereka memperolehi kehidupan yang baik dan balasan yang besar dari Alloh Swt.
"Barang siapa yang beramal soleh, dari lelaki atau perempuan, sedang ia beriman, maka sesungguhnya Kami akan menghidupkan dia dalam kehidupan yang baik; dan sesungguhnya kami akan membalas mereka, dengan memberikan pahala yang lebih dari apa yang mereka telah kerjakan". (An-Nahl: 97).
Allah SWT mengukuhkan ketaatan, menguatkan mereka dan memantapkan kedudukan mereka di muka bumi, dan menyediakan mereka dengan pelbagai jenis kebahagiaan dan kegembiraan, dan mendatangkan keperluan-keperluan dunia ini yang tidak berkesudahan. Kenapa tidak, karena mereka adalah “Hizbullah” dan para walinya (penolong-penolongNya)
Jikalau anda perhatikan walaupun seseorang miskin harta namun taat kepada Alloh SWT pastilah anda akan dapati kekayaan dalam jiwanya serta kegembiraan dan kebahagiaan seperti yang tidak pernah ditemuinya dalam hati orang-orang mengingkariNya – sekalipun mereka memiliki emas, perak dan harta yang melimpah ruah.
Orang yang bersabar untuk mentaati Alloh SWT dan senantiasa berusaha untuk tidak mengingkariNya, akan menerima pahala dan ganjaran dengan menikmati perkara-perkara yang dihalalkan di dunia ini yang berupa nikmat-nikmat yang baik. Sedangkan balasan di hari akhirat lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa.
Tatkala Yusuf a.s enggan melakukan zina, bersabar dan menahan diri walaupun yang mengajaknya itu mempunyai kedudukan dan kecantikan, Allah telah memberikannya kekuasaan dan kenabian, serta menyatukan semula ibu bapak dan saudara-saudaranya yang dahulu memusuhinya.
“Dan demikianlah caranya, Kami tetapkan kedudukan Yusuf memegang kekuasaan di bumi Mesir; ia bebas tinggal di negeri itu di mana saja yang disukainya. Kami limpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki, dan Kami tidak menghilangkan balasan baik orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan sesungguhnya pahala hari akhirat lebih baik bagi orang-orang yang beriman serta mereka pula sentiasa bertaqwa.” (Yusuf: 56-57).
memang kadang kala keadaan orang-orang beriman bercampur baur dimana sekumpulan Syaitan berhasil mendatangkan keburukan kepada mereka – Ini adalah dikarenakan sifat al insan yang Dhoif tetapi apabila mereka bangkit dan cepat kembali Serta bertaubat kepada Alloh SWT sebagaimana tabiat semula jadi mereka yang kaya dengan iman dan penuh dengan kecintaan maka mereka mendapati Allah SWT bersedia menerima mereka, dengan keampunan dan kemurahan hatiNya yang luas dalam semua aspek, dan Alloh SWT akan memberi karunia kepada mereka serta memberi lebih dari apa yang mereka minta.
“Dan tidaklah ada yang mereka ucapkan (semasa berjuang), selain daripada berdoa dengan berkata: "Wahai Tuhan kami! Ampunkanlah dosa-dosa kami dan perbuatan kami yang melampaui batas dalam urusan kami, dan teguhkanlah pendirian kami (dalam perjuangan); dan tolonglah kami mencapai kemenangan terhadap kaum yang kafir. Allah memberikan mereka pahala dunia (kemenangan dan nama yang harum), dan pahala akhirat yang sebaik-baiknya (nikmat Syurga yang tidak ada bandingannya). Dan (ingatlah), Allah sentiasa mengasihi orang-orang yang berbuat kebaikan." (Ali-Imran: 147-148).
Abdullah bin al-Mubarak berkata:
Saya melihat dosa mematikan hati dan kekejian mewariskan ketagihan kepadanya. Bagi orang beriman meninggalkan dosa menghidupan hati adalah lebih baik dengan cara meninggalkannya.
Malangnya, keburukan orang-orang yang berbuat kesalahan dan maksiat, mengeruhkan kejernihan masyarakat, "mendatangkan kekalahan" dan bencana sehingga tiada seorang pun yang selamat dari bencana ini. Ini adalah akibat buruk daripada maksiat dan dosa.
Dari 'Abdullaah ibn' Umar bin al-Khattab berkata, "Aku bersama sepuluh orang dalam satu kumpulan Muhajirin menemui Rasulullah saw. Lalu Rasulullah menerima kedatangan kami dengan wajah yang ceria sambil berkata ,“Wahai golongan Muhajirin. (Ingatlah tentang) Lima perkara, dan aku berlindung kepada Allah mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kamu, yaitu ; Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, dikerjakan secara terang-terangan, melainkan tampak dalam mereka penyakit ta’un dan kelaparan yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang dahulu. Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan kesengsaraan bertahun-tahun dan sukarnya keperluan hidup dan kekejaman penguasa. Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari langit, andai kata tidak ada binatang ternak tentu mereka tidak akan dihujani. Dan tidaklah kaum itu menepati janjinya, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh yang merampas sebahagian kekuasaan mereka. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan oleh Allah, melainkan Allah menjadikan bahaya di antara mereka sendiri.” (HR. Ibnu Majah)
Malah laknat ke atas maksiat dan dosa mereka akan mengenai menyeluruh ke atas hewan, burung dan semua serangga yang melata di bumi!! ..
Kata Abu Hurairah ra: "Sesungguhnya burung yang berleher panjang akan mati di dalam sarangnya akibat kezaliman dan perbuatan orang yang zalim."
Mujahid berkata: "Hewan ternak mengutuk anak-anak Adam apabila terjadi kemarau panjang dengan berkata: Ini adalah akibat maksiat dan dosa anak Adam."
Ikrimah berkata: "Serangga yang terbang dan merayap termasuk kumbang dan kala jengking, mereka mengatakan: Kita terhalang dari menerima titisan hujan akibat dari dosa dan maksiat anak-anak Adam. Manakala pula orang-orang beriman atas limpahan rahmat Allah maka isi bumi termasuk batu dan pohon akan menangisi kematian mereka.
“Merekalah golongan-golongan Allah. Ketahuilah! Sesungguhnya golongan Allah itu orang-orang yang beruntung ( mendapat kemenangan).” (Al-Mujadalah: 22)
Kebaikan itu akan kekal dan dosa itu tidak akan dilupakan
Mungkin ada yang tertipu bahwa mereka tidak melihat akibat dosa yang mereka lakukan. Inilah inti kelalaian dan kebodohan mereka. Padahal sesuatu kebaikan tidak akan rusak dan sesuatu dosa tidak akan dapat dilupakan kerana Allah sentiasa menghitung semua dosa yang besar dan kecil, benang yang dianyam dan buah yang berkulit nipis sehingga sebutir zarahpun turut tidak terlepas dari hitungan Allah ..
“Semasa mereka semuanya dibangkitkan hidup semula oleh Allah (pada hari kiamat), lalu diterangkan kepada mereka segala yang mereka telah kerjakan. Allah telah menghitung amal-amal mereka itu satu persatu, sedang mereka telah melupakannya. Dan (ingatlah), Allah menjadi Saksi akan tiap-tiap sesuatu.” (Al-Mujadalah: 6)
Jika kita berbuat dosa dan kemudian ditangguhkan saat kematian kita itu tidak lain adalah karena Alloh memberi kita peluang untuk bertaubat dan kembali ke dekapan iman atau Allah akan membiarkannya, karena penangguhan itu adalah sebagai hukuman yang dimaklumi karena selepas itu ia tetap akan diazab.
Ramai manusia yang lupa bahwa mereka telah diperhatikan oleh Allah. Mereka terjerumus ke lembah dosa dan terus menambahkan dosa mereka, tidak malu dengan Allah, dan mereka menjadi golongan yang diperhatikan yang paling hina di sisi Allah. Sebaliknya, orang mukmin beramal dengan ihsan yang merasakan seolah-olah Allah melihatnya. Oleh itu dia merasa malu untuk melakukan perkara yang bertentangan dengan perintahNya.
Abdullah bin Dinar berkata: “Pada suatu hari, aku pergi ke Mekkah bersama Umar bin Khattab. Di salah satu jalan, kami berhenti untuk istirahat, tiba-tiba salah seorang penggembala turun kepada kami dari gunung. Umar bin Khattab bertanya kepada penggembala tersebut, “Hai penggembala, juallah seekor kambingmu kepada kami. Penggembala tersebut berkata: “Kambing-kambing ini bukan milikku, namun milik majikanku. Umar bin Khattab berkata: “Katakan saja pada majikanmu, bahwa kambingnya dimakan serigala.” Penggembala tersebut berkata: “Kalau begitu, di mana Allah? Umar bin Khaththab menangis, kemudian ia pergi ke majikan penggembala tersebut, lalu membeli budak tersebut, dan memerdekakannnya dan berkata: Aku telah merdekakanmu di dunia akibat dari ucapan mu. Aku berharap engkau juga akan dimerdekakan di akhirat nanti. "
Orang beriman yang sentiasa melakukan ketaatan dan menjauhkan diri dari maksiat, kerana yakin bahawa Allah melihat perbuatannya dan mendengar semua ucapannya, Maka dia meraih perniagaan yang menguntungkan dengan Allah ..
“Dan barang siapa yang mengerjakan sesuatu kebaikan, Kami tambahi kebaikan baginya (dengan menggandakan pahala) kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi sentiasa membalas dengan sebaik-baiknya (akan orang-orang yang bersyukur kepadaNya)." (As-Syura: 23),
“Dan sesiapa berpegang teguh kepada agama Allah, maka sesungguhnya ia telah beroleh petunjuk hidayah ke jalan yang lurus.” (Ali-Imran: 101).
اللَّهُ خٰلِقُ كُلِّ شَيءٍ ۖ وَهُوَ عَلىٰ كُلِّ شَيءٍ وَكيلٌ
"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu." (Az-Zumar: 62)
"Dan tiadalah Kami utuskan Rasul-rasul itu melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pembawa peringatan kemudian siapa saja yang beramal soleh, maka tidak ada kebimbangan terhadap mereka, dan mereka tidak akan berdukacita." (Al-An’am: 48).
Orang yang melakukan maksiat sebenarnya telah melakukan kemungkaran dan mengarungi kekejian baik kecil ataupun besar, lupa bahwa terdapat para malaikat yang senantiasa menulis dan menghitung semua apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan.
"Sesungguhnya, ada malaikat-malaikat yang menjaga dan mengawasi segala bawaan kamu, (Mereka adalah makhluk) yang mulia (di sisi Allah), lagi ditugaskan menulis (amal-amal kamu); Mereka mengetahui apa yang kamu lakukan. (Gunanya catatan malaikat-malaikat itu untuk mengetahui siapa yang berbakti dan siapa yang bersalah) - kerana sesungguhnya: orang-orang yang berbakti (dengan taat dan amal kebajikan), tetap berada dalam Syurga yang penuh nikmat;” (Al-Infitaar: 10-13),
“Tidak ada perkataan yang dilafazkannya (atau perbuatan yang dilakukannya) melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang senantiasa siap (menerima dan menulisnya).” (Qaf: 18)
"Pada hari ini kamu akan dibalas menurut apa yang kamu telah kerjakan!
"Inilah surat (tulisan malaikat) Kami, ia memberi keterangan terhadap kamu dengan yang benar, kerana sesungguhnya Kami telah (perintahkan malaikat) menulis segala yang kamu telah lakukan (di dunia dahulu)!" (Al-Jatsiah: 28-29)
Ini bermakna seorang muslim mestilah berwaspada setiap saat agar tidak memandang mudah maksiat dan dosa sambil berkata : Ini kesalahan kecil. Ini akan menjerumuskannya kepada maksiat dan dosa yang lebih besar. Hal ini menjadi penyebab kepada kematiannya dan kekalahan dari musuhnya.
Dari Abu Hurairah ra bahawa Rasulullah saw bersabda ;
"Sesungguhnya Allah itu baik dan hanya menerima apa-apa yang baik saja. Allah telah memerintahkan orang yang beriman sebagaimana yang diperintahkan oleh para rasul di mana Allah berfirman, Wahai Rasul-rasul, makanlah dari benda-benda yang baik lagi halal dan kerjakanlah amal-amal soleh; (Al-Mukminin: 51).
Kemudian Rosululloh menyebut perihal seorang lelaki yang bermusafir jauh, yang berambut kusut masai dan berdebu, yang menadah tangan ke langit (yaitu berdoa): Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku! Bagaimanakah doanya akan dikabulkan sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia dikenyangkan dengan makanan yang haram? (Hadis riwayat Muslim) .
Menjaga keta'atan kepada Alloh merupakan hal yang dituntut bagi para Da'i yang berjuang di jalan Alloh SWT dimana ketika kita mampu merefleksikannya dalam kehidupan berjamaah maka hal itu akan memberi dampak keberkahan bagi masyarakat disekeliling kita karena Dai adalah obor penerang bagi kehidupan yang menunjukkan jalan bagi manusia agar mendapatkan hidayah dari Alloh SWT.
Begitupula dalam menyongsong kemenangan kemenangan kemenangan dakwah maka keta'atan sangat mutlak menentukan seperti ucapan Khalifah Umar Ibnu Khottob RA ; " sesungguhnya bukanlah banyaknya musuh yang aku khuwatirkan bagi kalian tapi salah seorang dari kalian bermaksiat kepada Alloh SWT dan dengan itu Alloh SWT tidak memenangkan kita".wallohu'alam
DPD PKS Siak - Download Android App