Pasca 9 Tahun, Fakta Baru Pembunuhan Arafat Terungkap
By: Abul Ezz
Jumat, 15 November 2013
0
pkssiak.org - Sembilan
tahun berlalu pasca wafatnya mantan pemimpin Palestina, Yaser Arafat,
yang diduga akibat keracunan gas misterius. Kantor berita Aljazeera pada
peringatan 9 tahun ini berhasil mengungkap fakta medis tentang temuan
zat radioaktif “Polonium” yang penyebab kematian Arafat. Hal ini
berdasarkan hasi investigasi yang dimulai sejak November 2011 lalu.
Setelah dua tahun berlangsung investigasi atas misteri kematian Abu Amar (Yaser Arafat-ed),
para tim ahli dari Medical Center, Universitas Voodoo, Lausanne, Swiss,
akhirnya berhasil menyusun sebuah laporan penyidikan atas permintaan
kantor berita Aljazeera. Mereka menemukan kandungan radioaktif Polonium
sebanyak 18 kali lipat dosis normal di sisa jasad Arafat yang digali
pada November 2011 lalu setelah adanya kesepahaman dengan pihak Otoritas
Palestina.
Laporan hasil
investigasi ilmuwan Swiss tersebut menunjukkan adanya potensi upaya
pembunuhan terhadap pemimpin Palestina ini. Meskipun berdasarkan laporan
komite ahli, analisa ilmiah belum bisa memastikan apakah Polonium ini
yang menjadi penyebab kematian Arafat.
Pembusukan Jasad
Dalam konferensi
pers yang digelar di Lausanne, Swiss, pada Kamis lalu para ilmuwan
mengatakan pihaknya tidak bisa memastikan penyebab kematian Arafat
akibat pengaruh zat Polonium ini. Lamanya masa antara kematian Arafat
dan penyelidikan menyebabkan terjadinya penghancuran pada jasad sehingga
sulit untuk menemukan hasil yang jelas.
Namun para
ilmuwan mengatakan jika mereka berhasil mendapatkan sampel darah, urine
dan cairan tulang punggung yang telah diambil tim medis Prancis selama
Arafat berobat ke Paris, mereka akan bisa memastikan fakta keracunan
ini. Karena setelah kematian Arafat di Prancis belum pernah dilakukan
otopsi untuk mengungkap sebab kematiannya ataupun sekedar rekaman medis.
Adapun sampel
yang sudah diambil dari tubuh Arafat pada 2004 lalu telah dihancurkan.
Tindakan tim medis Prancis ini cukup beresiko. Karena ketika Arafat
wafat di negara mereka, tidak dilakukan otopsi untuk mencari sebab
kematiannya atau sekedar catatan medis.
Kesalahan Prancis dan Rusia
Gagasan
penyidikan atas dugaan pembunuhan ini muncul setelah adanya gugatan yang
diajukan isteri mendiang Arafat, Suha Arafat di depan pengadilan
Perancis -sebagaimana dilaporkan Aljazeera tahun lalu- tentang adanya
kemungkinan pembunuhan menggunakan zat radioaktif dan laporan yang
disusun oleh tim ahli dari Swiss untuk pertama kalinya.
Pasca gugatan
pengadilan tersebut Prancis kemudian menerima sampel yang sama dengan
sampel yang sedang diperiksa oleh ilmuwan Swiss untuk dilakukan
pemeriksaan. Namun tidak diketahui kapan hasilnya bisa ketahui.
Sementara itu
Rusia juga melakukan kesalahan yang sama. Ketika Otoritas Palestina
mengirimkan sampel sisa jasad Arafat untuk diperiksa lebih lanjut, tim
ahli Rusia justru mengatakan tidak menemukan zat Polonium itu.
Akan tetapi tim
forensik Rusia mengingkari pernyataan tersebut. Mereka mengatakan
pihaknya telah mengirim laporan kepada Kementrian Luar Negeri Rusia.
Pada waktu bersamaan pihak Rusia juga mengungkap adanya kandungan
Polonium dalam jumlah yang besar, sebagaimana dipaparkan Komite
Palestina dalam konferensi pers di Ramallah pada Kamis lalu.
Disebutkan bahwa
memang ditemukan kandungan zat radioaktif Polonium yang bersifat alami.
Namun hasil laporan setebal 108 halaman terkait hal ini menunjukkan
bahwa jumlah kelebihan zat yang terkandung pada jaasad Arafat menyamai
zat hasil produksi di reaktor nuklir.
Penyakit Misterius
Pada 12 Oktober
2004, Yaser Arafat terserang penyakit misterius selama pengepungan
markasnya di Ramallah oleh pasukan pendudukan Israel. Pengepungan
tersebut dilatarbelakangi dari peristiwa Intifada kedua Palestina.
Kondisi Yaser
Arafat saat itu semakin memburuk. Dokter yang didatangkan dari Mesir dan
Tunisia tak mampu menanganinya. Hingga akhirnya, Yaser Arafat pun
dipindahkan ke rumah sakit militer Percy di Paris pada tanggal 29
Oktober 2004.
Namun setibanya
di Paris, dokter pun gagal mendiagnosa penyakit yang diderita Arafat
hingga akhirnya Arafat koma dan meninggal dunia pada tanggal 11 November
di tahun yang sama dalam usia 75 tahun.
Saat ini sampel
penyelidikan yang diperoleh para ilmuwan Swiss meliputi catatan rinci
pemeriksaan medis Yaser Arafat dan sampel diekstraksi dari sisa
alat-alat yang digunakan di rumah sakit saat di Paris sebelum
kematiannya, termasuk juga sampel dari tulang Yaser Arafat dan sampel
tanah di sekitar jasadnya.
Selama sembilan
tahun terakhir, dunia Arab dibingungkan dengan kasus ini. Apakah
kematian Yaser Arafat dilatarbelakangi oleh pembunuhan atau bukan? Namun
setelah adanya laporan dari Aljazeera, terkuaklah informasi tentang
kematian Yaser Arafat. Otoritas Palestina dan Hamas telah sepakat untuk
mengungkap fakta di balik kematian mantan tokoh sentral perjuangan
Palestina ini.
Namun saat ini
muncul tanda tanya baru terkait kematian Yaser Arafat, siapakah aktor
yang turut membantu Zionis meracuni Yaser Arafat? Dan siapa yang
mendampingi Yaser Arafat menjelang detik-detik kematiannya? Kita
nantikan fakta selanjutnya.
(Rassd)
DPD PKS Siak - Download Android App