Antara Nabi Yusuf dan Isteri Pembesar Mesir...! Zulfi Akmal
By: Abul Ezz
Rabu, 06 November 2013
0
pkssiak.org - Di
dalam al Qur'an disebutkan kalau istri pembesar Mesir menutup pintu
istana supaya Nabi Yusuf tidak kabur dari kejarannya dengan menggunakan
kata-kata:
(وغلّقت الأبواب)
"...dan dia menutup pintu-pintu.."(Yusuf: 23)
Maknanya: Dia betul-betul mengunci seluruh pintu rapat-rapat dengan pasak dan kunci yang berlapis.
Namun pada ayat berikutnya Allah mengatakan kalau keduanya berlomba menuju pintu:
(واستبقا الباب)
"Dan keduanya berlomba menuju pintu...." (Yusuf: 25)
Apabila kita munculkan pertanyaan: Apa gerangan yang menjadikan Nabi Yusuf berlari menuju pintu, padahal beliau tahu kalau seluruh pintu sudah ditutup?
Barangkali jawabannya mudah dan jelas, yaitu berusaha membebaskan diri dari cengkraman wanita yang sudah mabuk dikendalikan nafsu dan tawakkal kepada Allah terhadap usahanya berhasil atau tidak.
Akan tetapi, apa yang menjadikan seorang istri pembesar saling rebutan dengan anak angkatnya ke arah pintu yang dia yakini tertutup? Sebab dia sendiri yang sudah menguncinya dan dia tahu persis bagaimana kondisi rumahnya. Di samping itu ada pengawal yang akan menangkap Nabi Yusuf bila kabur.
Itulah dia perasaan panik yang menimpa ahli batil atau orang yang bersalah ketika pemegang kebenaran bergerak memberikan perlawanan dibarengi rasa tawakkal penuh kepada Allah. Sekalipun yang dia lakukan hanya sesuatu yang sangat sederhana dan ringan. Seperti berteriak dan mengangkat simbol-simbol perlawanan yang membuat para durjana marah.
Seperti itulah sebenarnya para durjana, sekalipun mempunyai kekuatan dan persenjataan lengkap, mereka sesungguhnya gemetar dengan hanya mendengar teriakan dan melihat simbol perlawanan.
Oleh karena itu, yang penting pemegang kebenaran berani mengadakan perlawanan terhadap kebatilan seberapapun kekuatan yang dia miliki. Hasilnya pengusung kebatilan pasti akan gemetar sekalipun seluruh kekuatan dunia ada di tangannya. Dan suatu saat perjuangannya pasti akan diberi pertolongan dan kemenangan oleh Allah.
Di hari pemegang kebenaran diam terbungkam, tidak mau melakukan apa-apa lagi, ketika itulah kehancuran akan datang. Tinggal menungggu kiamat besar terjadi. Karena keseimbangan alam sudah tidak ada lagi. Insyaallah, hal itu tidak akan pernah terjadi sampai saat kehancuran alam sudah datang.
Oleh: Ustadz Zulfi Akmal
Al-Azhar Cairo
(وغلّقت الأبواب)
"...dan dia menutup pintu-pintu.."(Yusuf: 23)
Maknanya: Dia betul-betul mengunci seluruh pintu rapat-rapat dengan pasak dan kunci yang berlapis.
Namun pada ayat berikutnya Allah mengatakan kalau keduanya berlomba menuju pintu:
(واستبقا الباب)
"Dan keduanya berlomba menuju pintu...." (Yusuf: 25)
Apabila kita munculkan pertanyaan: Apa gerangan yang menjadikan Nabi Yusuf berlari menuju pintu, padahal beliau tahu kalau seluruh pintu sudah ditutup?
Barangkali jawabannya mudah dan jelas, yaitu berusaha membebaskan diri dari cengkraman wanita yang sudah mabuk dikendalikan nafsu dan tawakkal kepada Allah terhadap usahanya berhasil atau tidak.
Akan tetapi, apa yang menjadikan seorang istri pembesar saling rebutan dengan anak angkatnya ke arah pintu yang dia yakini tertutup? Sebab dia sendiri yang sudah menguncinya dan dia tahu persis bagaimana kondisi rumahnya. Di samping itu ada pengawal yang akan menangkap Nabi Yusuf bila kabur.
Itulah dia perasaan panik yang menimpa ahli batil atau orang yang bersalah ketika pemegang kebenaran bergerak memberikan perlawanan dibarengi rasa tawakkal penuh kepada Allah. Sekalipun yang dia lakukan hanya sesuatu yang sangat sederhana dan ringan. Seperti berteriak dan mengangkat simbol-simbol perlawanan yang membuat para durjana marah.
Seperti itulah sebenarnya para durjana, sekalipun mempunyai kekuatan dan persenjataan lengkap, mereka sesungguhnya gemetar dengan hanya mendengar teriakan dan melihat simbol perlawanan.
Oleh karena itu, yang penting pemegang kebenaran berani mengadakan perlawanan terhadap kebatilan seberapapun kekuatan yang dia miliki. Hasilnya pengusung kebatilan pasti akan gemetar sekalipun seluruh kekuatan dunia ada di tangannya. Dan suatu saat perjuangannya pasti akan diberi pertolongan dan kemenangan oleh Allah.
Di hari pemegang kebenaran diam terbungkam, tidak mau melakukan apa-apa lagi, ketika itulah kehancuran akan datang. Tinggal menungggu kiamat besar terjadi. Karena keseimbangan alam sudah tidak ada lagi. Insyaallah, hal itu tidak akan pernah terjadi sampai saat kehancuran alam sudah datang.
Oleh: Ustadz Zulfi Akmal
Al-Azhar Cairo
DPD PKS Siak - Download Android App