PKS Nongsa - Presiden
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta mengatakan Pemilu Raya
(Pemira) yang diselenggarakan partainya untuk menjaring bakal calon
Presiden akan lebih irit "ongkos politik" dibanding konvensi dengan tujuan serupa oleh Partai Demokrat.
"Kandidat Pemira biasa-biasa saja, karena persaingan hanya eskternal, kader-kadernya yang menentukan, sedangkan konvensi kan peserta bersaing secara internal antarpeserta dan juga eksternal. Makanya kami lebih irit ongkos politik," kata Anis di sela-sela Forum 100 Pemimpin Bisnis yang diselenggarakan kelompok bisnis Kompas, Jakarta, Rabu.
Menurut Anis, peserta konvensi Demokrat berkontestasi di internal partai dengan kader dan juga bersaing mendapat popularitas yang tinggi di luar partai. Metode demikian, menurut Anis, tidak efisien dan meningkatkan anggaran politik para peserta.
Sedangkan di Pemira PKS, para peserta tidak "bertarung", namun hanya kader yang menentukan siapa sosok yang paling layak menjadi bakal capres dari PKS.
Menurut Anis, pelaksanaan Pemira merupakan perwujudan aspirasi kader untuk penentuan bakal calon Presiden yang hendaknya dilakukan lebih cepat, dan tidak menunggu hasil dari Pemilihan Legislatif pada April 2014. Para kader juga, kata Anis, menyampaikan aspirasi untuk melihat performa partai secara keseluruhan terutama setelah mendeklarasikan bakal Calon Presiden.
"Ini hanya tuntutan kader, ada pertanyaan masyarakat, kenapa belum ada bakal Capres dari PKS," ujarnya.
Anis tidak sependapat jika Pemira ini diselenggarakan untuk mendongkrak elektabilitas partai, yang berdasarkan survei-survei beberapa waktu belakangan, selalu berada dalam papan tengah dan cenderung stagnan.
Namun, Anis mengakui peserta Pemira sudah memiliki ketokohan yang kuat di partai, maupun di luar partai, sehingga popularitas dan elektabilitas partai tentunya akan meningkat otomatis.
"Elektabilitas terdongkrak, itu hanya impact," tuturnya.
Pemira sebelumnya hanya digunakan PKS untuk memilih anggota Dewan Syuro. Kini, untuk pertama kalinya, PKS akan menggunakan Pemira untuk menentukan Bakal Calon Presiden.
Dari 30 nama usulan peserta Pemira, kini jumlah itu menyusut menjadi 22 nama yang masih bersifat sementara.
Sebanyak 22 nama bakal capres sementara dari PKS tersebut adalah Wakil Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Mantan Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Legislator Fahri Hamzah, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Anis Matta, dan Ketua Fraksi PKS di DPR Hidayat Nur Wahid.
Kemudian Legislator Nasir Jamil, Wakil Ketua DPR RI Sohibul Iman, Sekjen PKS Taufik Ridho, Mantan Menteri Perumahan Rakyat Yusuf Asyhari, Legislator RI Mahfudz Siddiq, Bendahara Umum DPP PKS Mahfudz Abdurrahman, Legislator Mustafa Kamal.
Selanjutnya Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, Mantan Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, Legislator Surahman Hidayat, Menteri Pertanian Suswono, Menkominfo Tifatul Sembiring, dan Ketua MPP PKS Untung Wahono.
Pemira akan berlangsung pada Desember dan melibatkan seluruh kader PKS di Indonesia.[antaranews]
"Kandidat Pemira biasa-biasa saja, karena persaingan hanya eskternal, kader-kadernya yang menentukan, sedangkan konvensi kan peserta bersaing secara internal antarpeserta dan juga eksternal. Makanya kami lebih irit ongkos politik," kata Anis di sela-sela Forum 100 Pemimpin Bisnis yang diselenggarakan kelompok bisnis Kompas, Jakarta, Rabu.
Menurut Anis, peserta konvensi Demokrat berkontestasi di internal partai dengan kader dan juga bersaing mendapat popularitas yang tinggi di luar partai. Metode demikian, menurut Anis, tidak efisien dan meningkatkan anggaran politik para peserta.
Sedangkan di Pemira PKS, para peserta tidak "bertarung", namun hanya kader yang menentukan siapa sosok yang paling layak menjadi bakal capres dari PKS.
Menurut Anis, pelaksanaan Pemira merupakan perwujudan aspirasi kader untuk penentuan bakal calon Presiden yang hendaknya dilakukan lebih cepat, dan tidak menunggu hasil dari Pemilihan Legislatif pada April 2014. Para kader juga, kata Anis, menyampaikan aspirasi untuk melihat performa partai secara keseluruhan terutama setelah mendeklarasikan bakal Calon Presiden.
"Ini hanya tuntutan kader, ada pertanyaan masyarakat, kenapa belum ada bakal Capres dari PKS," ujarnya.
Anis tidak sependapat jika Pemira ini diselenggarakan untuk mendongkrak elektabilitas partai, yang berdasarkan survei-survei beberapa waktu belakangan, selalu berada dalam papan tengah dan cenderung stagnan.
Namun, Anis mengakui peserta Pemira sudah memiliki ketokohan yang kuat di partai, maupun di luar partai, sehingga popularitas dan elektabilitas partai tentunya akan meningkat otomatis.
"Elektabilitas terdongkrak, itu hanya impact," tuturnya.
Pemira sebelumnya hanya digunakan PKS untuk memilih anggota Dewan Syuro. Kini, untuk pertama kalinya, PKS akan menggunakan Pemira untuk menentukan Bakal Calon Presiden.
Dari 30 nama usulan peserta Pemira, kini jumlah itu menyusut menjadi 22 nama yang masih bersifat sementara.
Sebanyak 22 nama bakal capres sementara dari PKS tersebut adalah Wakil Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Mantan Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Legislator Fahri Hamzah, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Anis Matta, dan Ketua Fraksi PKS di DPR Hidayat Nur Wahid.
Kemudian Legislator Nasir Jamil, Wakil Ketua DPR RI Sohibul Iman, Sekjen PKS Taufik Ridho, Mantan Menteri Perumahan Rakyat Yusuf Asyhari, Legislator RI Mahfudz Siddiq, Bendahara Umum DPP PKS Mahfudz Abdurrahman, Legislator Mustafa Kamal.
Selanjutnya Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, Mantan Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, Legislator Surahman Hidayat, Menteri Pertanian Suswono, Menkominfo Tifatul Sembiring, dan Ketua MPP PKS Untung Wahono.
Pemira akan berlangsung pada Desember dan melibatkan seluruh kader PKS di Indonesia.[antaranews]