pkssiak.org, BATANG – Menteri Pertanian RI Suswono mengajak kelompok tani untuk meningkatkan produksi padi, kedelai, dan sapi.
“Singkatannya
memang PKS, tapi maksudnya padi, kedelai, dan sapi,” kata Mentan Suswono
yang disambut gelak tawa peserta temu wicara antara Menteri Pertanian
dengan kelompok tani se- Kabupaten Batang di Pendopo Kabupaten Batang,
Jawa Tengah, Sabtu (5/10) sore. Turut hadir dalam pertemuan tersebut
Bupati Batang Yoyo Riyo Sudibyo, dan sejumlah kepala dinas di lingkung
Pemkab Batang.
Dalam kesempatan
itu Mentan Suswono menyampaikan keprihatinannya terhadap makin
meningkatnya konversi lahan persawahan di daerah-daerah. Mentan
menyebut, laju konversi lahan persawahan mencapai 100 ribu hektare per
tahun.
Sementara itu
kemampuan pemerintah untuk mencetak sawah hanya 60 ribu hektare per
tahun. Jika tidak dihentikan, katanya, hal ini akan mengancam ketahanan
pangan nasional.
Berkurangnya lahan
persawahan menuntut petani untuk meningkatkan produktivitas hasil panen
sehingga produksi padi dapat ditingkatkan. “Dengan pola tanam yang
benar, bibit yang baik, dan pengairan yang cukup, hasilnya akan
maksimal,” jelas Suswono.
Sementara itu
terkait dengan kedelai, Suswono menjelaskan, saat ini kebutuhan kedelai
nasional memang 70 persen masih dipenuhi dari impor. Karena produksi
petani tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan nasional yang mencapi
2,6 juta ton per tahun.
Minimnya produksi
kedelai nasional, terang Suswono, karena petani tidak tertarik untuk
menanam kedelai. Karena harga kedelai tidak menarik. Akibatnya lahan
kedelai turun drastis dari 1.600 hektare tahun 1992 menjadi sekitar 700
ribu hektare tahun ini.
Kini, imbuh Mentan, pemerintah menaikkan HPP (harga pembelian pemerintah) menjadi Rp 7.000 per kilogram.
“Harga ini menarik untuk petani, sehingga saat ini banyak petani yang mulai tertarik lagi untuk menanam kedelai,” ujar Mentan.
Lahan-lahan untuk
kedelai pun perlahan tapi pasti bertambah luas. Sehingga di tahun-tahun
mendatang produksi kedelai nasional akan meningkat. Namun, untuk
memenuhi kebutuhan nasional atau swasembada kedelai perlu tambahan lahan
700 ribu hektare lagi.
Impor Sapi
Sementara itu
menjawab pertanyaan sekitar impor sapi, Suswono mengatakan, impor hanya
untuk menutupi kekurangan di dalam negeri. Tidak untuk menelantarkan
petani.
“Jika nanti impor merugikan petani, tentu pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk melindungi petani,” tandasnya.
Sementara itu untuk
meningkatkan produksi sapi, pemerintah juga mengambil kebijakan untuk
impor sapi betina produktif untuk meningkatkan populasi ternak sapi di
tanah air. Pemerintah juga berusaha menarik investor asing untuk mau
menanamkan modalnya di bidang peternakan sapi di Indonesia.
Suswono juga berpesan kepada kelompok tani yang sudah mendapat bantuan sapi untuk menjaga dan mengembangbiakan sapinya.
“Janga dijual sapinya. Tapi harus terus dikembangkan agar produksi sapinya meningkat,” tandas Suswono.
Sumber: PKS.or.id