Pemuda, Hasan Al Bashri dan 'Qiyamullail' | Zulfi Akmal
By: Abul Ezz
Senin, 23 September 2013
0
Ilustrasi |
Lalu Imam Hasan al Bashri bertanya kepadanya: Apakah kamu bangun di malam hari untuk qiyamullail?
Pemuda itu menjawab: Tidak.
Hasan al Bashri: Cukuplah itu sebagai hukuman bagimu, kamu terhalang untuk bermunajat kepadanya.
Dalam kisah ringkas ini kita temukan kalau tabi'in yang mulia Hasan al Bashri memandang ketidak mampuan seseorang untuk melakukan qiyamullail sebagai hukuman dari Allah atas dosa-dosanya. Kenapa demikian?
Karena orang yang tidak melakukan qiyamullail kehilangan kesempatan untuk memperoleh tempat khusus di sisi Allah nanti di surga. Kalau dia orang yang disayangi Allah, pasti Allah akan menguatkannya untuk bangun melakukan ibadah dan munajat. Namun dosa dan kesalahannya menghalanginya untuk menempati posisi mulia itu, sehingga ia juga terhalang melakukan ibadah yang akan menjadi penyebab menuju ke sana.
Ini baru terhalang melakukan ibadah sunat, yang bila ditinggalkan sebenarnya tidak mendatangkan dosa, tapi Imam Hasan al Bashri memandang orang yang tidak melakukannya lagi mendapatkan hukuman dari Allah. Bagaimana kiranya bagi orang yang meninggalkan shalat fardhu lima waktu? Atau meninggalkan kewajiban lain? Atau melakukan sesuatu yang diharamkan Allah? Tentu lebih lagi.
Ya Allah, bantulah kami untuk selalu ingat kepada-Mu dan mensyukuri nikmat-Mu, serta menjauhi segala larangan-Mu.
By: Ustadz Zulfi Akmal In Cairo
DPD PKS Siak - Download Android App