Mengenang Ulama Dengan Julukan 'Shulthanul Ulama' yaitu Al-Izz bin Abdussalam | @abdullahhaidir1
By: Abul Ezz
Selasa, 20 Agustus 2013
0
pkssiak.org -
Abdullah Haidir
@abdullahhaidir1
- Mari kita kenang seorang ulama yg dijuluki Shulthanul Ulama; Dia adalah Al-Izz bin Abdussalam, hidup di abad ke 6 berasal Damaskus.
- Beliau hidup dari keluarga miskin, namun rajin menuntut ilmu, sehingga menjadi ulama besar dlm mazhab Syafii.
- Di antara muridnya yg terkenal adalah Ibnu Daqiq Al-Iid yg terkenal dengan syarahnya terhadap kitab Arbain An-Nawawiyah..
- Selain ilmunya yg luas dan dalam, beliau sangat terkenal dengan kewibaannya sbg ulama dan tak gentar menentang kezaliman penguasa...
- Sirah tentang beliau biasanya tidak akan meninggalkan sikapnya yang sangat berani menyampaikan alhaq, khususnya di depan penguasa.
- Ketika Shalih Ayyubi berkuasa di Damaskus, dia hendak berkoalisi dengan pasukan salib utk memerangi saudaranya Najmudin Ayubi di Mesir
- Koalisi Shaleh Ayyubi dg kaum salibis ini kompensasinya adalah kaum Salib mendapat dua kota di Damaskus dan berhak membli senjata dr sana
- Al-Izz langsung menentang keras rencana tsb, dia langsung sampaikan di atas mimbar dg mengatakan bhw kedua kota tsb bukn milik Shaleh...
- Dia juga mengharamkan kaum salib membli senjata dr kaum muslimin, apalgi diketahui bhw senjata itu utk menyerang kaum muslimin..
- Maka Shaleh memecatnya dr jabatan qadhi, melarangnya khutbah di mimbar2 serta memenjarakannya....
- Karena situasi yg tidak nyaman di Damaskus, akhirnya Al-Izz pindah ke negeri Mesir.
- Setelh bberapa lama tinggal di Mesir, Al-Izz mendapatkan kenyataan bhw banyak jabatan penting di Negara tsb dipegang oleh para budak..
- Para budak tsb dibeli penguasa sebelumnya, Najmuddin dan blm dimerdekakan. Maka Al-Izz simpulkan bhw negara dibawah pemerntahan pr budak
- Sedangkan dlm syariat, para budak tidak boleh berkuasa atas orang merdeka. Maka keluarlah fatwa Al-Izz bhw kekuasaan mrk tdk sah...
- Mesir gempar, karena fatwa ini berlawnan dg kepentingan para pejabat dan penguasa. Mrk datngi Al-Izz dan mendesak agr cabut fatwanya..
- Desakan smakin kuat, tekanan semakin kencang. Al-Izz merasa bahwa fatwanya tidak dihiraukan.
- Akhirnya Al-Izz memutuskan utk mundur dari jabatan qadhi, krn dia tidak ingin menanggung beban pelanggaran tsb di akhirat..
- Lalu Al-Izz menaiki keledainya dan bersiap-siap meninggalkan Mesir. Apa yg terjadi?
- Ribuan orang; para ulama, pedagan, laki-wanita, termasuk anak2 berbaris di belakangnya ingin mengikutinya pergi dr Mesir....
- Maka penguasa Mesir; Najmudin Ayyub segera mendatanginya, memohon keridhaannya... Al-Izz memberi syarat agr para pejabat itu dianggp sah
- Pr pejabat yg berasal dr budak itu dijual, lalu dimerdekakan, uang Baitul Mal yg dahulu digunakn utk membeli mrk harus dikembalikan...
- Syarat Al-Izz akhirnya diterima oleh Najmuddin, maka selesailah perkara tsb dg tetp menjaga kewibaan ulama..... sekian...
DPD PKS Siak - Download Android App