Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » » Angin "TAKFIR SIYASI" Sudah Berhembus

Angin "TAKFIR SIYASI" Sudah Berhembus


By: Abul Ezz Selasa, 20 Agustus 2013 0


ANGIN “TAKFIR” SIYASI SUDAH BERHEMBUS


pkssiak.org - Oleh Fahmi Huwaidi
Kolom shorouknews (Ahad 18 Agustus 2013)

Banyak kalangan mengetahui bahwa DR Muhamad El-Baradai adalah salah seorang dalang dan kreator kudeta 3 Juli 2013, dan bahwasanya dia ikut serta dalam menyusun situasi setelah kudeta, baik dalam lingkungan istana kepresidenan maupun dalam kekhususan hubungan dengan luar negeri, atau dalam membentuk pemerintahan dan mengusulkan sebagian portofolio kabinetnya.

Dari sini, tidak diragukan lagi bahwa sang doktor ini telah memungsikan seluruh keahlian, sejarah dan aset “moril”-nya demi kesuksesan kudeta dan dalam rangka memasarkannya.

Latar belakang ini tidak mungkin diabaikan oleh siapapun yang menyaksikan “kudeta” terhadap sang doktor ini, di mana hari-hari ini kita memantau berita tentangnya melalui mass media Mesir yang tidak henti-hentinya mencela doktor ini; kepribadian dan sejarahnya. Sampai-sampai saya membaca banyak tuduhan terhadapnya bahwa dia telah berkhianat. Saya pun menyaksikan lukisan karikatur yang menggambarkannya sedang menikam punggung Mesir dari belakang. Tambah lagi dengan munculnya berbagai seruan agar ia dikenai tahanan rumah, juga banyak desas-desus yang membicarakan tentang hubungannya dengan tanzhim alami IM, dan bahwasanya namanya ada dalam daftar orang-orang yang dicekal…dst.

“Dosa” yang menjadikan sang doktor ini terus diburu dan disabotase secara politik dan moral adalah karena ia pernah berbicara tentang Ikhwan yang harus dipandang sebagai kekuatan bangsa yang tidak boleh diabaikan perannya.

“Dosa” lainnya adalah karena ia menolak penggunaan kekuatan untuk membubarkan para demonstran yang bertahan di Rabi’ah, dan ia berbicara bahwa masih banyak cara lain yang damai untuk membubarkan dan menyelesaikan krisis dengan Ikhwan.

“Dosa” lainnya lagi adalah karena ia mengajukan pengunduran diri dari posisinya sebagai wakil presiden setelah dipergunakannya cara kekerasan dalam membubarkan para demonstran, di mana cara ini telah menelan ratusan orang meninggal dunia dan ribuan lainnya luka-luka.

Jadi, “dosa” El-Baradai adalah bahwa ia berbeda pendapat dengan para sekutunya seputar masalah pembunuhan dan ia ingin melepas tanggung jawab atas tertumpahnya darah, lalu ia mengumumkan pendapatnya dan memutuskan untuk menarik diri dari pangung dan mundur dari jabatannya.

Artinya, dia hanya berbeda pendapat dalam cara dan bukan dalam tujuan, sebab dia adalah sekutu dan bagian dari kudeta semenjak detik-detik awal, namun, ternyata, “jasa-jasa”-nya itu tidak menolongnya dari sasaran tembak seperti yang saya isyaratkan di atas.

Kasus doktor El-Baradai bukanlah satu-satunya, sebab masih ada segelintir cendekiawan lainnya yang mencoba bersikap tengah-tengah dan mulia yang tetap komitmen dengan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia. Mereka pun tidak luput dari serangan serupa, baik berupa pencitraan negatif maupun berbagai upaya sabotase melalui mass media yang telah siap memasang “tiang gantungan” yang telah dikelilingi oleh serangan panah-panah beracun, yang siap “menggantung” siapa saja yang terlintas dalam pikirannya satu keinginan untuk menentang gaya bahasa kebencian dan seruan-seruan pembantaian politik, dan bahkan materi. Dan hal ini bukanlah suatu keanehan, sebab salah seorang dari “mereka” menyerukan agar Ikhwanul Muslimin dibakar saja dengan gas (maksudnya: Kerosin).

Yang perlu dicermati adalah kenyataan bahwa serangan penghancuran karakter dan sabotase ini terjadi di tengah kalangan yang dari dulu sampai sekarang selalu menentang Ikhwan dan memusuhinya. Hal ini memberi gambaran kepada anda betapa dalam dan tajamnya rasa kebencian yang ditanamkan kepada mereka yang menjadikan sebagian mereka tidak bisa lagi menerima sekecil apa pun perbedaan pendapat dari kelompok dan gengnya sendiri.

Yang membuat kami terheran-heran dengan sangat luar biasa adalah kenyataan saat kami menemukan bahwa diantara “para penjaga tiang gantungan” dan penyerang panah-panah beracun itu terdapat kaum intelektual dan akademisi yang terpandang, di mana mereka dahulu selalu menasehati kami semenjak bertahun-tahun yang lalu tentang perlunya toleransi dan kemestian menghormati pendapat lain dan komitmen dengan nilai-nilai demokrasi dan kemajemukan … dst.

Jika hal itu terjadi diantara satu kelompok politik, di mana perbedaan dalam cara menjadi alasan untuk menuduhnya sebagai Ikhwan dan menerima uang dari tanzhim duwali, bahkan menuduhnya telah berkhianat, anda bisa membayangkan apa yang akan mereka tembakkan kepada orang-orang yang netral, meskipun jumlah orang-orang netral ini sangat sedikit, apatah lagi yang akan mereka perbuat terhadap orang-orang yang berseberangan secara politik dan menentang kudeta, baik dari kalangan Islamis maupun dari individu.

Di tengah suasana seperti ini, rasanya kami tidak berlebihan kalau kami katakan bahwa jalan menuju lubang gas dan penyiapannya untuk pelaksanaan pembakaran raksasa telah terbuka dan dipersiapkan, dan orang-orang yang berbicara tentang membakar Ikhwan dengan Kerosin atau orang-orang yang memandang hukuman bunuh itu jumlahnya sedikit, bahkan meskipun suara meraka itu minoritas, atau bahkan anomali, namun mereka sedang menyiapkan opini agar publik bisa menerima gagasan perlunya pelaksanaan pembakaran raksasa itu.

Bisa jadi, boleh juga kita mengatakan bahwa sekarang kita sedang memasuki era “Takfir Siyasi”, padahal kita telah menyaksikan era takfir agama sudah mulai surut, takfir agama yang mengeluarkan mereka yang tidak sehaluan dari agama, namun, sekarang kita malah memasuki era takfir yang mirip di Mesir ini, yaitu mengeluarkan mereka yang berbeda pendapat dari lingkaran kebangsaan (Takfir Siyasi).

Tidak ada harapan bagi kita untuk keluar dari petaka ini selain berharap kepada keteguhan minoritas dari mereka yang masih mempunyai nurani yang belum tercemari dan belum mati, sebab mereka saja lah yang dapat mengajukan bukti bahwa tidak seluruh orang Mesir telah menjadi gila, dan bahwasanya di Mesir ini masih ada segelintir orang yang berakal sehat yang memberikan sepercik cahaya harapan bagi masa depan yang lebih optimis dan lebih jauh dari kenistaan. ***


Sumber:
http://www.shorouknews.com/columns/view.aspx?cdate=18082013&id=0af1e294-8865-4c65-8f9a-da8c84dcd57a



DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar