pkssiak.org, Kairo - Organisasi HAM Amnesty International menyerukan adanya penyelidikan menyeluruh dan netral atas pertumpahan darah yang terjadi di Mesir. Menurut Amnesty, tindakan otoritas Mesir terhadap para demonstran pendukung Mohamed Morsi sangat tidak proporsional.
Organisasi HAM yang berbasis di London, Inggris itu juga meminta agar para pakar PBB diizinkan untuk menyelidiki operasi pembersihan para demonstran pro-Morsi tersebut.
Menurut Amnesty seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (17/8/2013), aparat Mesir telah menggunakan "kekuatan mematikan yang tidak beralasan" dalam pembantaian yang terjadi pada Rabu, 14 Agustus lalu.
"Meskipun sejumlah demonstran menggunakan kekerasan, respons otoritas sangat tidak proporsional, tidak membedakan antara demonstran yang kasar dan non-kasar. Para penonton juga terperangkap dalam kekerasan itu," kata Philip Luther, direktur program Timur Tengah dan Afrika Utara Amnesty.
Menurut Luther, aparat Mesir telah menggunakan kekuatan mematikan ketika hal itu tidak begitu diperlukan. "Itu jelas pelanggaran hukum dan standar internasional," tandasnya.
Lebih dari 600 orang tewas ketika aparat polisi Mesir menyerbu kamp-kamp demonstran pro-Morsi di Kairo pada Rabu (14/8) lalu. Para pendukung Morsi telah bertahan di kamp-kamp tersebut selama berminggu-minggu. Operasi pembersihan kamp demonstran ini dilakukan setelah pemerintah Mesir beberapa kali mengeluarkan seruan bagi para demonstran untuk membubarkan diri. (detik)