YLKI: Waspadalah...! Ada Hormon Dalam Daging Impor dari Australia
By: Abul Ezz
Kamis, 25 Juli 2013
0
pkssiak.org, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta masyarakat
untuk mewaspadai daging impor dari Australia. Ramadhan ini, pemerintah
mengimpor daging sapi dari Australia untuk menekan harga daging di
pasaran.
''Kenapa konsumen musti waspada? Karena pemerintah tidak menginformasikan atau memberikan jaminan bahwa daging sapi dari Aussie itu bebas hormon atau tidak,'' ujar Tulus Abadi, anggota pengurus Harian YLKI dalam siaran persnya yang diterima ROL, Rabu (24/7).
Tulus mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap daging impor dari Australia. Sebab, kata dia, Australia adalah salah satu negara yang masih melegalkan hormon untuk penggemukan sapi.
''Sedangkan Indonesia, sejak 1988 telah melarangnya. Hormon pada daging sapi bersifat memicu kanker, karsinogenik. Dan itu sudah terbukti di Amerika Serikat, anak-anak terkena kanker karena mengonsumsi daging sapi yang mengandung hormon,'' tutur Tulus.
Menurut Tulus, AS juga masih melegalkan hormon untuk daging sapi. ''Sedangkan Eropa melarang. Hormon pada daging sapi memang bisa netral setelah disimpan dua bulan, dan tiga bulan untuk jerohannya.''
''Nah, apakah daging sapi beku yg diimpor dari Australia itu sudah diendapkan selama minimal dua bulan? Jika belum, berarti daging sapi impor itu mengandung hormon,'' cetus Tulus.
YLKI menilai pemerintah melanggar aturannya sendiri. "Dengan demikian, jika belum ada informasi/jaminan dari pemerintah bahwa daging sapi impor dari Australia bebas hormon atau tidak, sebaiknya konsumen jangan membeli daging sapi impor tersebut."
*http://www.republika.co.id
''Kenapa konsumen musti waspada? Karena pemerintah tidak menginformasikan atau memberikan jaminan bahwa daging sapi dari Aussie itu bebas hormon atau tidak,'' ujar Tulus Abadi, anggota pengurus Harian YLKI dalam siaran persnya yang diterima ROL, Rabu (24/7).
Tulus mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap daging impor dari Australia. Sebab, kata dia, Australia adalah salah satu negara yang masih melegalkan hormon untuk penggemukan sapi.
''Sedangkan Indonesia, sejak 1988 telah melarangnya. Hormon pada daging sapi bersifat memicu kanker, karsinogenik. Dan itu sudah terbukti di Amerika Serikat, anak-anak terkena kanker karena mengonsumsi daging sapi yang mengandung hormon,'' tutur Tulus.
Menurut Tulus, AS juga masih melegalkan hormon untuk daging sapi. ''Sedangkan Eropa melarang. Hormon pada daging sapi memang bisa netral setelah disimpan dua bulan, dan tiga bulan untuk jerohannya.''
''Nah, apakah daging sapi beku yg diimpor dari Australia itu sudah diendapkan selama minimal dua bulan? Jika belum, berarti daging sapi impor itu mengandung hormon,'' cetus Tulus.
YLKI menilai pemerintah melanggar aturannya sendiri. "Dengan demikian, jika belum ada informasi/jaminan dari pemerintah bahwa daging sapi impor dari Australia bebas hormon atau tidak, sebaiknya konsumen jangan membeli daging sapi impor tersebut."
*http://www.republika.co.id
DPD PKS Siak - Download Android App