Ramadhan Bulan Pembentukan Karakter | Oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno
By: Abul Ezz
Kamis, 11 Juli 2013
0
pkssiak.org - Pernahkah
kita memperhatikan tingkah laku hewan ternak? Ayam, misalnya. Hanya
butuh waktu beberapa hari saja melatihnya. Maka ia segera tahu dimana
kandang yang harus dia tuju, dan segera setiap sore tanpa diperintah
lagi dia akan pulang dan masuk ke kandangnya.
Mereka juga tahu
dimana tempat makannya. Mereka juga tahu memilih makanan yang baik dan
bermanfaat bagi tubuh mereka dan menghindari makanan yang akan
mencelakakan mereka.
Banyak
contoh-contoh hewan yang memperlihatkan kepatuhannya dengan memberikan
latihan pembiasaan terhahap mereka. Burung beo misalnya, setelah
dilatih, ia segera bisa mengucapkan salam kepada setiap ada tamu yang
datang. Beo juga senang dan tak lupa mengucapkan kata selamat pagi
kepada tuannya saat memberinya makan setiap pagi.
Kucing juga
demikian, ia tidak akan buang kotoran sembarangan setelah dilatih, dan
selalu menimbun kotorannya dengan tanah. Hal itu selalu ia lakukan
dengan teratur. Begitu juga anjing, kuda, burung merpati, gajah, ikan
lumba-lumba dan banyak lagi contoh hewan lain yang bisa dilatih dengan
cara pembiasaan dan kebiasaan itu selalu melekat dalam diri mereka dan
takkan pernah mereka lupakan selamanya.
Mungkin itu pula
yang diinginkan Allah kepada manusia di bulan Ramadhan. Puasa melatih
dan membiasakan manusia menahan lapar dan dahaga di siang hari selama
sebulan penuh. Seharusnya kebiasaan itu bisa melatih manusia agar tidak
makan dan minum secara berlebihan, melatih manusia untuk mengendalikan
nafsu makannya secara berlebihan. Kita tahu bahwa makan berlebihan dan
tidak terkendali akan menimbulkan berbagai penyakit berbahaya seperti
obesitas, hipertensi, diabetes melitus, asam urat, jantung koroner dan
lain-lainnya.
Puasa juga melatih
manusia untuk menjaga sikap dan perbuatan dan perkataan mereka agar
melakukan hal-hal yang baik. Sikap dan perbuatan yang baik tentu
memberikan nilai tambah yang baik bagi orang lain. Menjaga ucapan dan
perkataan yang baik tentu saja menyenangkan bagi orang lain tidak
menimbulkan sakit hati dan tidak merugikan orang lain. Sebaliknya sikap
tersebut menimbulkan simpati kepada mereka pelakunya. Subhanallah,
sungguh mulia agama Islam. Allah sebagai Khaliq Maha Tahu dengan apa
yang terbaik untuk umatnya.
Kesimpulannya, jika
dalam bulan Ramadhan, selama sebulan penuh kita benar-benar berlatih
untuk mengendalikan makan-minum, hawa nafsu, maka di akhir Ramadhan dan
seterusnya seharusnya sudah terlihat hasil dan perubahannya. Jika selama
sebulan penuh kita berlatih untuk melakukan shalat, termasuk shalat
malam (qiyamulail), seharusnya di akhir Ramadhan seharusnya ada
perubahan dan perbaikan. Bulan selanjutnya seharusnya ada perubahan,
kita seharusnya sudah terbiasa melakukan shalat wajib, shalat sunat
serta shalat malam. Jika hewan bisa dilatih dan dibiasakan seharusnya
manusia sebagai makhluk yang paling mulia dan dilengkapi dengan akal dan
fikiran bisa melakukannya secara lebih baik.
Jika selama bulan
Ramadhan kita melatih sikap dan perkataan yang baik secara serius dan
sungguh-sungguh, maka setelah berlatih sebulan penuh seharusnya sikap
tersebut terus tertanam dalam diri kita dan mejadi perilaku sehari-hari.
Selanjutnya jika terus dibina dan terus diperbaiki maka ia akan menjadi
karakter kita seumur hidup.
Jika semua
perubahan dan perbaikan itu tidak kita peroleh dan tidak kita upayakan
selama bulan Ramdhan, maka benar apa yang dikuatirkan Nabi Muhammad SAW
akan jadi kenyataan: “tidak ada yang dapat mereka peroleh setelah
selama bulan penuh berpuasa kecuali sekedar merasakan haus dan lapar”.
Sungguh sayang dan rugi jika kesempatan “berlatih” sekali setahun
tersebut tidak kita manfaatkan sebaik mungkin. Semoga kita tidak
termasuk orang-orang yang merugi tersebut. Amin…
Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar
Haluan 9 Juli 2013
DPD PKS Siak - Download Android App