pkssiak.org, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah lingkar dalam Istana dalam kasus Luthfi Hasan Ishaaq (LHI). Dimana, dua menteri yang dikenal dekat dengan Presiden SBY yakni Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Menteri Sekretaris Kabinet Dipo Alam juga disebut turut andil dalam kasus mantan Presiden PKS itu.
Pakar Hukum Tata Negara Margarito Kamis mengatakan, institusi tindak kejahatan korupsi itu perlu mengungkap peran masing-masing dari kedua nama tersebut.
"KPK harus dalami keterangan Yudi Setiawan yang menyebutkan Dipo Alam dan Sudi Silalahi," kata Margarito, kepada INILAH.COM, Jakarta, Selasa (2/7/2013).
Menurutnya, setiap kesaksian sebagai rujukan bagi KPK untuk menyelidiki kasus tindak kejahatan korupsi. Untuk itu, KPK perlu melakukan pemeriksaan terhadap Dipo Alam dan Sudi Silalahi.
"Kalau itu disebutkan dalam berita acara itu patut didalami. Maka keliru KPK kalau tidak mendalami, pada titik itu KPK wajib melakukan pemeriksaan," tegasnya.
Namun demikian, kata Margarito, setiap orang memiliki kewajiban untuk melaporkan kejahatan korupsi kepada aparat penegak hukum. Justru, akan menjadi keliru jika pejabat negara tidak melaporkan tindak kejahatan korupsi kepada penegak hukum.
"Siapapun punya kewajiban untuk pemberantasan korupsi, andai benar siapapun bisa melapor kepada aparat penegak hukum. Keliru jika Istana mengetahui tapi tidak melaporkan," kata Margarito.
Sebelumnya diberitakan, kasus LHI tidak hanya berdimensi hukum saja. Ada dimensi politik yang menyeruak. Tak tanggung-tanggung, lingkar dalam (inner circle) Istana terbawa dalam pusaran kasus LHI. Bagaimana ceritanya?
Adalah Wakil Sekjen DPP PKS Fahri Hamzah yang mengungkapkan ada andil sejumlah lingkar dalam Istana dalam kasus LHI. Ia menyebut dua menteri yang dikenal dekat dengan Presiden SBY yakni Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Menteri Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Pintu masuk keterlibatan dua menteri yang dikenal dekat dengan SBY itu dimulai dari nama Yuddi Setiawan, saksi yang dipinjam Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah. Yuddi juga terlibat dalam pembobolan Bank Jabar Banten (BJB), Bank Jatim, serta kasus narkoba.
Menurut Fahri, Yuddi Setiawan kerap membawa dua nama menteri tersebut. “Nama yang sering dibawa dia (Yuddi Setiawan ) adalah Sudi Silalahi dan Dipo Alam. Setiap ketemu LHI, Yuddy selalu mengucapkan ada salam dari Sudi Silalahi,” ujar Fahri yang baru saja bertemu dengan Luthfi Hasan Ishaaq sebelum sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (1/7/2013).
*Sumber: inilah.com