Krisis Mesir, Menlu Serukan Aksi Kekerasan Dihentikan
By: Abul Ezz
Senin, 29 Juli 2013
0
pkssiak.org - Kendati
angkanya belum jelas benar, krisis politik yang dipicu kudeta terhadap
Presiden Mohamed Morsi, 3 Juli lalu, kini telah menyebabkan puluhan
hingga seratusan nyawa melayang. Aparat bersenjata api menembaki warga
demonstran yang menuntut dikembalikannya kursi kepresidenan yang
dikuasai Morsi melalui pemilu demokratis pertama di Mesir.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Marty Natalegawa, Minggu (28/7/2013), menyerukan dihentikannya aksi kekerasan di Mesir itu. Merujuk Marty, jumlah korban tewas akibat pembantaian yang dilakukan militer Mesir saat menjelang subuh, Sabtu (27/7/2013), telah mencapai 80 orang. “Akhiri aksi kekerasan [di Mesir]. Hormati Hak Asasi Manusia (HAM), kedepankan cara-cara damai dan konstitusional,” kata Marty dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Minggu.
Marty dalam kesempatan itu juga menyampaikan imbauan Pemerintah Indonesia bagi warga negara Indonesia di Mesir untuk menghindari kerumunan massa dan tidak terlibat dalam masalah dalam negeri negara yang tengah bergolak itu. “WNI juga diharapkan terus berkomunikasi dengan petugas kedutaan. Staf Kedutaan Besar Indonesia di Kairo telah diinstruksikan untuk terus melakukan pemantauan keadaan di Mesir termasuk penyiapan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi kemungkinan situasi terburuk dan memastikan perlindungan WNI di Mesir,” tutur Marty.
Pernyataan Republik Indonesia yang dikemukakan Marty itu lebih tegas daripada sikap yang ditunjukkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala menjamu duta besar negara muslim berbukja puasa di Istana Negara, Jakarta, Kamis (11/7/2013) lalu. Kala itu, Kepala Negara hanya berkomentar bahwa kudeta itu prahara politik bagi Mesir.
Namun kini, Presiden SBY kendati baru di Twitter, telah menyampaikan permintaan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa segera melibatkan diri dalam upaya menengahi konflik yang terjadi di Mesir. Kalangan MPR bahkan mendesak SBY lebih proaktif melangkah.[ant/solopos]
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Marty Natalegawa, Minggu (28/7/2013), menyerukan dihentikannya aksi kekerasan di Mesir itu. Merujuk Marty, jumlah korban tewas akibat pembantaian yang dilakukan militer Mesir saat menjelang subuh, Sabtu (27/7/2013), telah mencapai 80 orang. “Akhiri aksi kekerasan [di Mesir]. Hormati Hak Asasi Manusia (HAM), kedepankan cara-cara damai dan konstitusional,” kata Marty dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Minggu.
Marty dalam kesempatan itu juga menyampaikan imbauan Pemerintah Indonesia bagi warga negara Indonesia di Mesir untuk menghindari kerumunan massa dan tidak terlibat dalam masalah dalam negeri negara yang tengah bergolak itu. “WNI juga diharapkan terus berkomunikasi dengan petugas kedutaan. Staf Kedutaan Besar Indonesia di Kairo telah diinstruksikan untuk terus melakukan pemantauan keadaan di Mesir termasuk penyiapan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi kemungkinan situasi terburuk dan memastikan perlindungan WNI di Mesir,” tutur Marty.
Pernyataan Republik Indonesia yang dikemukakan Marty itu lebih tegas daripada sikap yang ditunjukkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala menjamu duta besar negara muslim berbukja puasa di Istana Negara, Jakarta, Kamis (11/7/2013) lalu. Kala itu, Kepala Negara hanya berkomentar bahwa kudeta itu prahara politik bagi Mesir.
Namun kini, Presiden SBY kendati baru di Twitter, telah menyampaikan permintaan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa segera melibatkan diri dalam upaya menengahi konflik yang terjadi di Mesir. Kalangan MPR bahkan mendesak SBY lebih proaktif melangkah.[ant/solopos]
DPD PKS Siak - Download Android App