Select Menu

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

Kamis, 06 Juni 2013

Politisi PDIP Ungkap Hobi Negatif Presiden SBY untuk Indonesia "Ngutang"

partai demokrat biang kerok kpu

pkssiak.org - Tokoh senior PDI Perjuangan (PDIP) AP Batubara prihatin terhadap Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ‘jago’ ngutang luar negeri. Hingga April 2013, utang pemerintah Indonesia bertambah Rp 48 triliun menjadi Rp 2.023,72 triliun, dibandingkan posisi akhir 2012. Jumlah penerbitan surat utang naik dari Rp 180,43 triliun di APBN 2013, menjadi Rp 241,31 triliun pada RAPBN-P 2013. Sementara pemerintah akan melakukan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri Rp 59,209 triliun.
AP Batubara menyatakan prihatin negara semakin tidak berdaulat akibat lonjakan utang, korupsi dan kecenderungan pemimpin kita menjadi antek asing. “Kalau pembangunan merupakan hasil dari utang luar negeri, tidak ada gunanya, apalagi dikorupsi pula,” tegas Sesepuh Dewan Pertimbangan Pusat (Depepru) PDIP ini kepada wartawan, Kamis (6/6/2013).
Ia menegaskan, apabila PDIP nanti menang dan memimpin negara ini, akan melaksanakan pembangunan berdikari, berdiri dia tas kaki sendiri. “Sekarang mayoritas pembiayaan pembangunan didapat dari ngutang luar negeri. Berarti yang menikmati nanti yang ngasih utang. Cicilan utang sekarang mencapai sekitar 30 persen dari APBN. Jangan-jangan SBY juga senang karena dapat komisi,” ungkap Penasihat Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri ini.
Menurut AP Batubara, Megawati tegas melaksanakan pembangunan dengan kemampuan sendiri. Prinsipnya Bung Karno, berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. “Bung Karno itu melakukan pendidikan politik terhadap rakyatnya sehingga bangsa dan negara ini menjadi maju. Kalau SBY itu menempatkan diri sebagai antek asing (AS), dan juga antek IMF,” tandas ketua umum Yayasan Proklamasi 17 Agustus 1945 ini.
Diungkapkan pula, Megawati saat menjadi Presiden RI dulu sudah menghentikan utang pinjaman dari luar negeri karena semakin memberatkan negara untuk membayarnya. “Inilah mengapa dari dulu sampai Megawati jadi Presiden menyetop pinjaman luar negeri. Mega hanya mau mencicil utang plus bunga sekitar 5 persen dari APBN. Saat itu Presiden Mega memanggil IMF, dia katakan bahwa Indonesia cuma bisa membayar cicilan 5 persen dari APBN, karena tidak punya uang lagi. Dan akhirnya IMF terima,” jelasnya.
Lebih lanjut AP Batubara juga mengritik sikap AS yang gemar mendapat penghargaan dari luar negeri, dari Inggris maupun AS. “SBY diberi penghargaan senang, padahal penghargaan yang seperti itu bisa dibayar. Presiden SBY berangkat dengan rombongan, ini hanya untuk pencitraan,” tuturnya.
Sebelumnya, data Bank Indonesia (BI) mencatat, sampai akhir Januari 2010, utang luar negeri mencapai 174,041 miliar dollar AS. Bila dikonversi ke dalam mata uang Rupiah dengan kurs Rp 10.000 per dollar AS nominal utang itu hampir mencapai Rp 2.000 triliun.
Nilai utang ini naik 17,55 persen dari periode yang sama tahun lalu. Akhir Januari 2009, nilai utang luar negeri Indonesia baru sebesar 151,457 miliar dollar AS. Nilai utang tersebut terdiri atas utang pemerintah sebesar 93,859 miliar dollar AS, lalu utang bank sebesar 8,984 miliar dollar AS. Lalu, utang swasta alias korporasi non-bank sebesar 75,199 miliar dollar AS.
Sebagian besar utang tersebut bertenor di atas satu tahun. Nilai utang yang tenornya di bawah satu tahun hanya sebesar 25,589 miliar dollar AS. Meski secara nominal nilai utang luar negeri Republik Indonesia terus naik. Namun, nilai rasio utang terhadap GDP terus terjadi penurunan. Debt to GDP ratio tahun 2009 sebesar 27 persen. Sedangkan tahun 2008 masih 28 persen.
Akhir 2011 lalu total utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 1.803,49 triliun. Pada akhir tahun ini rencananya utang pemerintah bakal bertambah menjadi Rp 1.937 triliun atau naik Rp 134 triliun. Demikian terungkap dalam situs Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan,a Sabtu (4/2/2012).
Pada data tersebut dipaparkan, utang pemerintah di akhir 2012 nanti akan berupa pinjaman senilai Rp 615 triliun atau turun dari 2011 Rp 616 triliun. Lalu juga berupa surat utang Rp 1.322 triliun, bertambah dari 2011 yang sebesar Rp 1.188 triliun.
Tiap tahun utang pemerintah terus mengalami peningkatan. Berikut data utang semenjak 2007 dari Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu:
• 2007 jumlah utang Rp 1.389 triliun (rasio terhadap PDB 37%). Berupa pinjaman Rp 586 triliun dan surat utang Rp 803 triliun
• 2008 jumlah utang Rp 1.637 triliun (rasio 33%). Beruba pinjaman Rp 730 triliun dan surat utang Rp 906 triliun
• 2009 jumlah utang Rp 1.591 triliun (rasio 29%). Berupa pinjaman Rp 611 triliun dan surat utang Rp 979 triliun
• 2010 jumlah utang Rp 1.677 triliun (rasio 27%). Berupa pinjaman Rp 612 triliun dan surat utang Rp 1.064 triliun
• 2011 jumlah utang Rp 1.803 triliun (rasio 25%). Berupa pinjaman Rp 616 triliun dan surat utang Rp 1.188 triliun
• 2012 jumlah utang Rp 1.937 triliun. Berupa pinjaman Rp 615 triliun dan surat utang Rp 1.322 triliun
Tiap Tahun Nyicil Bunga Utang
Nominal utang pemerintah yang kian membesar tiap tahun membuat pemerintah juga harus membayar cicilan bunga utang yang naik tiap tahun. Di 2012, cicilan bunga utang yang akan dibayar pemerintah mencapai Rp 122,218 triliun.
Berikut data cicilan bunga utang baik dalam negeri maupun luar negeri pemerintah sejak 2007:
• 2007 pembayaran bunga utang Rp 79,806 triliun
• 2008 pembayaran bunga utang Rp 88,43 triliun
• 2009 pembayaran bunga utang Rp 93,782 triliun
• 2010 pembayaran bunga utang Rp 88,383 triliun
• 2011 pembayaran bunga utang Rp 106,584 triliun
• 2012 pembayaran bunga utang Rp 122,218 triliun
Hingga April 2013, utang pemerintah Indonesia bertambah Rp 48 triliun menjadi Rp 2.023,72 triliun, dibandingkan posisi akhir 2012 Rp 1.975,42 triliun. Secara rasio terhadap PDB total di 2012, utang pemerintah Indonesia berada di level 24% hingga April 2013.
Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah hingga Maret 2013 mencapai US$ 208,16 miliar, naik dari posisi di akhir 2012 yang mencapai US$ 204,28 miliar. Demikian data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip Kamis (16/5/2013).
Utang pemerintah di April 2013 tersebut terdiri dari pinjaman Rp 581,49 triliun, menurun dibanding akhir 2012 Rp 614,32 triliun. Kemudian berupa surat berharga Rp 1.442,23 triliun, atau naik dibanding 2012 sebesar Rp 1.361,1 triliun. Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp 8.241,9 triliun, maka rasio utang Indonesia hingga akhir Maret 2013 sebesar 24%.[pesatnews/suaranews]
0 Comments
Tweets
Komentar