Menurut Presiden PKS, Anis Matta, target partainya itu tidak berlebihan dengan mengincar posisi tiga besar. “Target yang kita tetapkan itu mengacu pada perolehan suara di beberapa daerah yang memenangkan PKS, pasca adanya kasus LHI (mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq),” ujarnya saat ditemui LICOM di Surabaya Plaza Hotel, Senin (3/6/2013).
Sementara terkait kasus korupsi impor sapi yang menjerat tubuh PKS termasuk LHI, Anis menegaskan tidak ada pengaruhnya untuk mesin politik PKS di Jawa Timur. “Pada 29 Januari 2013 kasus mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq pertama kali muncul, buktinya pada Februari cagub yang kami dukung menang pilgub Jabar dan yang Maret menang lagi di pilgub Sumut,” sambungnya.
Anis berharap, partainya juga bisa bangkit di Jatim dengan ikut memenangkan cagub-cawagub yang didukungnya di pilgub nanti. “Struktur PKS harus bekerja full untuk memenangkan semua calon yang didukung, baik kader maupun non kader,” cetusnya.
Sementara terkait adanya isu pasangan yang didukung PKS di Pilgub Jatim, Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) mendapat kucuran dana dari salah satu tersangka kasus daging impor, Ahmad Fathonah sebesar Rp 4 miliar, langsung dibantah oleh Ketua DPW PKS Jatim, Hamy Wahjunianto.
“Perahu PKS untuk pilgub sebenarnya hanya untuk Gus Ipul (sapaan akrab Saifullah Yusuf). Tapi karena Gus Ipul digandeng Pakde Karwo (Soekarwo) lagi ya PKS dukung keduanya. Jadi kami sama sekali tidak mengenal Ahmad Fathonah itu,” tutupnya.
Seperti diberitakan bahwa adanya tudingan aliran dana Fathanah yang masuk ke PKS, akan tetapi semua tudingan itu tidak terbukti hingga kini. Bahkan Fathanah pernah menyatakan sesaat setelah selesai memberikan kesaksian di persidangan bahwa tidak adanya aliran dana yang masuk ke kas PKS . (sarifa/LI/kabarpks)