"PKS Digoyang, PKS Menang"

PKSSiak.com, Pada tulisan terdahulu, saya menuliskan Jokowi dipuji PKS dimaki. Dari beberapa komentar yang saya baca, ada tulisan komentar dari beberapa blogger yang kurang enak dibaca. Dari situ kita sudah bisa lihat karakter orang yang menuliskannya. Bagi saya, PKS digoyang, PKS menang.

Mengapa PKS semakin digoyang semakin menang? Sebab partai ini akan mendapatkan simpati rakyat bila mampu memberikan keteladanan. Fitnah-fitnah yang dihembuskan oleh mereka yang berseberangan dengan PKS justru tidak akan mempan di hati rakyat. Sebab, rakyat saat ini sudah pintar dan cerdas. Mereka akan tahu mana berita benar, dan mana berita yang hanya gosip belaka. Hati nurani tak akan mudah dibohongi.

Mereka yang membenci PKS boleh-boleh saja tidak suka dengan kekompakan kader partai ini untuk menjadi pemenang pemilu di 2014. Berbagai isu ditebar agar PKS jatuh dan hancur. PKS tak boleh besar menyayingi partai besar yang sedang berkuasa.

Bagi saya yang berada di luar partai dan bukan kadernya, PKS akan menang bila memperhatikan kaum muda (Youth), Wanita (Women), dan masyarakat pengguna internet (Netizen). Itulah bagian strategi marketing yang saya pelajari dari pakar marketing Hermawan Kertajaya.

Para pembenci PKS akan meluncurkan berbagai fitnah atau isu yang tidak sedap melalui ketiga jalur tadi. PKS akan diisukan sebagai partai yang tidak memperhatikan generasi muda, tukang kawin, dan memiliki banyak akun-akun palsu di internet. Mereka akan menghembuskan berita dan cerita kalau PKS adalah partai yang kurang gaul, kurang memperhatikan umat, dan berbagai isu tak sedap lainnya.

Kali ini, yang sedang diincar adalah ustadz LHI. Media menggiring opini masyarakat akan kebobrokan moral LHI dengan banyak wanita yang ada di sekitarnya. Kemewahan dunia disodorkan, dan elit PKS diisukan sebagai orang yang mencari duit haram untuk dana pemenangan pemilu 2014. Kalau PKS berani, silahkan keuangan partai dibuka dan diperiksa oleh badan keuangan independent. Dengan begitu, akan terlihat dengan jelas dari mana saja uang kas partai berasal. Berani?

Semakin PKS digoyang oleh isu-isu yang tidak sedap, maka partai ini akan menang. Publik akan bersimpati dengan partai ini manakala PKS dapat membuktikan diri sebagai partai yang bersih dari korupsi sesuai dengan jargon mereka. Tetapi, ketika PKS tak mampu membuktikan diri sebagai partai yang bersih dan berjuang di jalan Allah, maka jangan salahkan rakyat bila tak bersimpati kepada PKS.

PKS digoyang, PKS menang. Kelihatannya mudah menuliskan, dan membacanya. Dibutuhkan kerja keras, kerja ikhlas, kerja cerdas, dan kerja tuntas untuk mewujudkannya. Kalau kemudian tulisan-tulisan saya terlihat berpihak kepada PKS, itu karena saya tak ingin PKS hancur dan menjadi partai yang lemah. Terus terang saya tak dibayar satu senpun oleh PKS untuk menuliskan ini.

Sebagai blogger yang bukan kader PKS apalagi simpatisannya, saya berdoa dari lubuk hati yang terdalam agar PKS mampu melewati ujian berat ini dengan baik. Peluklah rakyat dengan erat, jabat tangannya rapat-rapat, dan jadikan mereka sahabat apapun warna partai dan agamanya. Kita semua bersaudara demi memajukan Indonesia. PKS harus menjadi partai terdepan untuk memajukan Indonesia yang lebih baik.

Sebagai seorang blogger yang menyukai kepemimpinan Sukarno dan Megawati, saya berharap kader-kader PKS dan simpatisannya untuk terus berlaku santun, hormat mengormati, sayang menyayangi, dan tidak terlibat kepada pertengkaran yang tidak perlu. Jadikan para pengkritik sebagai sahabat terbaikmu.

Bisa jadi mereka yang kini membencimu akan berubah menjadi semakin mencintaimu seperti pengemis buta yang sangat membenci nabi Muhammad SAW. Namun, ketika Muhammad tiada, dia merasakan kehilangan yang amat sangat ketika orang yang memberinya makan tak seperti biasanya. Mari kita tiru Rasul Muhammad dalam menjalankan amanah Allah menjadi orang yang dapat dipercaya (Al Amin).

PKS harus menjadi partai yang dapat dipercaya. PKS harus menjadi partai dambaan bangsa dan negara. PKS harus menjadi contoh partai terbaik di dunia. PKS digoyang, PKS pun menang.