Jumat (7/6/2013) giliran PKS Bengkulu mensosialisasikan sikapnya melalui spanduk-spanduk penolakan. Tampak pemasangan spanduk di perempatan lampu merah simpang Padang Harapan dan perempatan lingkar timur. Uniknya penulisan spanduk ini dibuat dalam dialeg bahasa daerah Bengkulu.
Seperti pernah diberitakan, bahwa penolakan PKS terhadap rencana kenaikan harga BBM bersubsidi adalah kewajiban PKS untuk mengantar suara rakyat dan memperjuangkannya. Hasil survey yang dilakukan oleh Lembaga Survey Nusantara (LSN) didapatkan 86,1 persen rakyat menolak kenaikan BBM. Peneliti LSN, Dipa Pradipta mengatakan, Kenaikkan harga BBM akan memberatkkan ekonomi rumah tangga masyrakat kecil. Publik juga menilai, kebijakan kenaikan BBM merupakan pintu masuk untuk BLSM yang sarat dengan muatan politik praktis menjelang 2014.
"Alasan pertama karena memberatkan ekkonomi masyrakat karena harga pokok pasti akan naik, kedua tidak akan menolong kesehatan fiskal karena di masa lalu terbukti tidak efektif selamatkan APBN dan ketiga publik menilai sangat politis akan adanya kompensasi BLSM untuk mendongkrak elektabilitas pemerintah SBY," kata Dipta saat konfrensi pers di Rumah Makan Pulau Dua Senayan, Jakarta, Minggu (2/6/2013) lalu. (kom/Co/kabarpks)