pkssiak.org - Film
‘SangKyai’ bukan sekedar tontonan biasa seperti film-film perjuangan
lainnya. Banyak fakta sejarah, makna perjuangan dan sederet hikmah yang
berhasil diungkap dalam film ini.
‘SangKyai’
menceritakan kehidupan dan perjuangan tokoh yang mampu menginspirasi
kita semua, KH. Hasyim Asy’ari serta epik heroik para santri dalam
memperjuangkan kemerdekaan. Film ini benar-benar sarat akan makna,
dikisahkan bagaimana hukum Islam digali oleh para kyai melalui fatwanya,
salah satunya fatwa nya adalah resolusi jihad.
Generasi
muda harus menonton film ini. Dengan menyimak film ‘SangKyai’ generasi
muda akan sadar, bahwa kemerdekaan NKRI bukanlah barang gratisan.
Kemerdekaan lahir dari cucuran darah, peluh keringat, adu strategi dan
ijtihad para kyai.
Selain itu,
dengan menyimak film ini kita akan kembali tersadar bahwa peran besar
pesantren terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak dapat
dipungkiri lagi. Jadi bukti refleksi kecintaan kalangan pesantren
terhadap tanah air ini. Simak saja cuplikan dialog dari Kyai Hasyim
Asy’ari
“Kita harus segera mempersiapkan kemerdekaan karena Izzul Islam Wal Muslimin dan rasa Nasionalisme”
Dialog yang
sarat akan makna, bukti bahwa tidak ada pemisahan antara perjuangan
dengan agama. Bukti lainnya adalah ketika utusan Bung Karno yang datang
meminta fatwa hukum berperang demi tanah air.
Besarnya
peran ulama serta penghormatan para pejuang terhadap peran mereka juga
terlihat dari kedatangan Bung Tomo serta utusan Panglima Sudirman ke KH
Hasyim Asy’ari. Para pejuang tidak hanya bertempur, namun selalu minta
masukan, saran dan arahan dari para ulama.
‘SangKyai’
mengajarkan kita agar senantiasa berbakti pada bangsa dengan landasan
ibadah, memberikan pencerahan tentang hubungan nasionalisme dan agama
serta tidak ada pertentangan antara nasionalisme dan relijiusitas.
Laskar
Hisbulloh misalnya, lahir dari relijiusitas KH Hasyim Asy’ari dalam
membela nasionalisme karena beliau menolak gabung dengan Heiho.
Kita jadi
teringat dengan pesan ‘kebatilan yang terorganisir akan mengalahkan
kebaikan yang tidak terorganisir’. ‘SangKyai’ juga mengajarkan kita
bagaimana melawan kemungkaran haruslah menggunakan strategi dan
koordinasi yang baik.
Contohnya
Ketika ‘SangKyai’ ditangkapi oleh jepang, disadari perlu mengambil
ijtihad perjuangan dengan strategi baru. Berjuang tak harus selalu jadi
oposisi, dibubarkannya MIA dan dibentuknya Masyumi adalah bagian dari
perubahan strategi perlawanan.
Salah satu
strategi yang diajarkan KH Hasyim Asy’ari adalah, ketika beliau juga
menerima tawaran untuk merangkap jabatan menjadi ketua Masyumi sekaligus
Shumubu (Depag ala Jepang). Sepertinya ini adalah strategi koalisi
ala ‘SangKyai’
Pesan
terakhir dari ‘SangKyai’ ini pasti mampu menggetarkan sanubari siapapun
yang mampu mencerna dan meresapinya dengan hati nurani.
“Pahlawan tidak perlu dikenal, karena syahid mereka dicatat di sisi Allah”
Subhanallah,
benar –benar sebuah film yang sangat layak ditonton dan mengambil
ribuan hikmah yang ada didalamnya. (sbb/dakwatuna)