Mentan RI Targetkan 2015 Indonesia Jadi Pengasil Kakao Terbesar di Dunia
By: Abul Ezz
Kamis, 27 Juni 2013
0
pkssiak.org, Padang - Menteri
Pertanian RI, Suswono menargetkan tahun 2015, Indonesia menjadi negara
penghasil kakao terbesar di dunia. Saat ini, Indonesia berada pada
posisi tiga besar dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.
Optimisme itu
didasari luas areal penanaman kakao di Indonesia yang terbuka lebar.
Sedangkan dua negara lainnya sudah tak memungkinkan. Mentan menyarankan
pemerintah daerah melakukan perkuatan kelembagaan di tubuh kelompok
tani, sehingga harga kakao di tingkat petani tidak anjlok.
Hal ini
disampaikannya saat seminar nasional bertajuk “Pengembangan Agribisnis
Kakao di Sumatera Barat” di auditorium Gubernuran Sumbar, Selasa
(25/6).
“Kakao salah satu
komoditas unggulan. Kita targetkan selama dua tahun lagi dapat menjadi
nomor satu. Ini sangat memungkinkan melihat prospek Indonesia yang
cukup besar untuk menambah areal tanamanan kakao,” ujarnya.
Ia menyebutkan,
kakao termasuk produksi terbesar ketiga setelah kelapa sawit dan karet.
Tanaman unggulan ini telah membuka kesempatan kerja yang besar. Saat
ini, luas areal tanaman kakao di Indonesia seluas 1, 7 juta hektare.
Hampir 94 persen perkebunan kakao dikelola masyarakat. Dari tanaman
kakao telah dihasilkan devisa USD 1,34 miliar. Sebanyak 1,6 juta
pekerja terlibat dalam perkebunan kakao.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengatakan, luas tanaman kakao di Sumbar mencapai 137.355 ha dengan produksi 69.281 ton/tahun.
Ketua Asosiasi
Kakoa Indonesia, Zulhefi Sikumbang optimistis target Indonesia menjadi
negara penghasil kakao terbesar di dunia tercapai pada 2015. “Indonesia
juga telah muncul sebagai negara penggiling kakao terbesar ketiga di
dunia setelah Amerika Serikat dan Inggris,” ujarnya.
Kucurkan Rp 2 Triliun
Suswono juga
mengungkapkan kerusakan irigasi di Indonesia cukup besar, dengan
persentase mencapai 52 persen. Total anggaran yang dibutuhkan untuk
perbaikan irigasi tersebut sebesar Rp 21 triliun. Pemerintah
mengucurkan kompensasi BBM untuk sektor pertanian sebesar Rp 2
triliun. Kompensasi itu tidak diberikan dalam bentuk bantuan langsung,
namun perbaikan irigasi dan infrastruktur dasar pertanian.
“Dengan adanya
pengurangan subsidi BBM, otomatis anggaran untuk sektor pertanian
dapat ditingkatkan. Petani dapat Rp 2 triliun sebagai kompensasi
kenaikan BBM,” jelas Suswono.
Kepala Dinas
Pertanian dan Tanaman Hortikultura Sumbar, Djoni mengatakan belum
mendapatkan informasi pasti berapa bantuan yang dikucurkan pusat untuk
kompensasi BBM pada sektor pertanian. “Saya belum dapat informasi
soal itu. Kami masih menunggu juknisnya. Kami belum dapat berbicara
banyak soal itu sekarang,” ujarnya. (ayu/padangekspres)
DPD PKS Siak - Download Android App