Oleh : ZEHANACHDA
pkssiak.org - Setiap kasus
menghantam PKS heboh di media massa, setiap saat pula saya membaca
pertanyaan/pernyataan seperti ini, “Kasian grass root-nya berjuang,
pemimpinnya mengkhianati”, atau “Orang2 bawah berjuang, yang di atas
bersenang2, atau “Masih mau aja dimanfaatin sama partai”, “Apa bedanya
dengan partai lain?”, atau kalimat2 lain sejenisnya.
Sebagai ‘orang bawah’, saya lalu bertanya pada diri sendiri, “Eh iya, ngapain juga ya, gue masih ngikut PKS?”
Sejak saya
berkenalan dengan PKS, menurut saya ada 2 hal yang sampai sekarang masih
menjadi jati diri PKS, yaitu tarbiyah dan dakwah.
Untuk definisi dan makna tarbiyah selengkapnya bisa dibaca di sini http://id.m.wikipedia.org/wiki/Tarbiyah .
Jika saya boleh ringkas, maka ringkasan dari definisi dan makna
tarbiyah adalah proses mendidik, memperbaiki, meluruskan yang salah
menjadi benar, yang tidak tahu menjadi tahu, membimbing dan
mengembangkan baik secara jasad, akal dan jiwa, dilakukan secara
bertahap dan berkelanjutan, disertai kasih sayang, kelembutan hati,
perhatian, bijak dan menyenangkan, dalam rangka mencapai kesempurnaan
fitrah manusia, memberi kesenangan dan kemuliaan tanpa batas sesuai
syariat Allah SWT.
Masya
Allah…makna tarbiyah yang luar biasa. Tapi inilah jantung perjuangan
dakwah bagi para kader PKS. PKS ‘mewajibkan’ kader2nya baik itu yang ada
di grass root sampai kepada para pimpinan untuk mengikuti proses
tarbiyah. Sebagai gambaran, tarbiyah yang dilakukan adalah melalui
pembentukan kelompok2 ‘ngaji’, idealnya terdiri dari 5-10 orang, namun
tidak menutup kemungkinan kurang/lebihnya. Kenapa dibuat kelompok2
kecil? Untuk mempermudah proses transfer ilmu, lebih efektif, dan
tentunya lebih mudah mengevaluasi. Selain itu, kelompok kecil tentunya
juga mempermudah dalam memperkokoh uhkuwah, melibatkan kasih sayang dan
perhatian. Kalau boleh dibandingkan dengan kelas2 sekolah, tentunya guru
akan lebih mudah mentransfer ilmunya, mengenal, memperhatikan dan
memberi kasih sayang kepada muridnya, jika jumlah muridnya lebih
sedikit, bukan begitu?
Dalam
tarbiyah, juga ada semacam kurikulum materi2 tarbiyah. Kurikulum ini
dibuat berdasarkan 10 karakter Islam yang ingin dicapai dengan tarbiyah,
yaitu:
1. Akidah yang lurus (Salimul Aqidah)
2. Ibadah yang benar (Shahihul Ibadah)
3. Akhlaq yang kokoh (Matinul Khuluq)
4. Jasmani yang kuat (Qowiyyul Jismi)
5. Intelek dalam berpikir (Mutsaqqoful Fikri)
6. Berjuang melawan hawa nafsu (Mujahadatun Linafsihi)
7. Pandai menjaga waktu (Harishun ala waqtihi)
8. Teratur dalam suatu urusan (Munazhzhamun fi syuunihi)
9. Mempunyai kemampuan usaha sendiri/mandiri (Qodirun ala kasbi)
10. Bermanfaat bagi orang lain (Nafi’un Lighoirihi)
1. Akidah yang lurus (Salimul Aqidah)
2. Ibadah yang benar (Shahihul Ibadah)
3. Akhlaq yang kokoh (Matinul Khuluq)
4. Jasmani yang kuat (Qowiyyul Jismi)
5. Intelek dalam berpikir (Mutsaqqoful Fikri)
6. Berjuang melawan hawa nafsu (Mujahadatun Linafsihi)
7. Pandai menjaga waktu (Harishun ala waqtihi)
8. Teratur dalam suatu urusan (Munazhzhamun fi syuunihi)
9. Mempunyai kemampuan usaha sendiri/mandiri (Qodirun ala kasbi)
10. Bermanfaat bagi orang lain (Nafi’un Lighoirihi)
Sempurna
sekali tujuan tarbiyah bukan? Karenanya tarbiyah tidak mengenal kata
libur ataupun cuti. Tarbiyah baru selesai ketika seseorang sudah kembali
ke sisi Allah.
Tarbiyah
yang dilakukan oleh kader PKS bersifat terbuka. Siapapun yang haus akan
nilai2 agama, yang ingin menambah pengetahuan Islamnya dan yang ingin
memperbaiki dirinya meskipun mereka tidak suka dengan partai/politik
boleh banget kalau mau ikutan tarbiyah sama kader PKS. Gak akan ada
pemaksaan untuk memilih (kader) PKS atau ngikutin pilihan PKS di
pemilu/pilkada.
Lalu
bagaimana dengan dakwah? Sebelum berkenalan dengan tarbiyah, saya
berpikir bhw dakwah itu adalah urusannya ustadz/ah, urusannya para ulama
dan mereka yang bergelar sarjana Agama dan sejenisnya. Namun, tarbiyah
membuat mata saya terbuka bhw dakwah itu adalah tugas semua muslim.
Dakwah bukanlah sekedar ceramah dengan menggunakan ayat2 Al Qur’an. Tapi
dakwah juga berarti berbuat kebaikan, menebar manfaat, berhubungan baik
dengan orang lain, bersilaturahmi, meluruskan/memperbaiki yang salah,
mengajak orang lain dalam kebaikan, mencegah kemungkaran dan aktivitas
lainnya yang bermuatan positif.
Sama seperti
tarbiyah, dakwah juga tidak mengenal kata libur. Aktivitas2 sosial dan
bersilaturahmi dengan masyarakat sekitar dilakukan tanpa melihat momen
Pemilu/pemilukada. Kader diminta kapanpun dan dimanapun berdakwah.
Dalam
pandangan saya, tarbiyah adalah jantung partai ini sementara dakwah
aliran darahnya. Keduanya lah yang membedakan dengan partai lain.
KeduanySa adalah yang menghidupkan partai ini. Tanpa keduanya partai ini
mati. Bukan ‘gugur’nya para pimpinan, bukan larinya para kader yang
mematikan PKS. Karena, selama di dalam partai ini menggeliat tarbiyah
dan dakwah karena Allah, selama itu pula Allah akan mengganti generasi
yang hilang/gugur/pergi dengan generasi yang lebih baik.
Dan karena
tarbiyah dan dakwah inilah saya mencintai partai ini, saya masih disini.
Bukan karena tokoh2nya, pimpinan2nya dan para ustadz/ustadzahnya.
Kalaupun saya mencintai mereka, itu adalah karena mereka masih
menggaungkan semangat tarbiyah dan dakwah karena Allah. Dan karena cinta
yang begitulah, saya memahami dan merasakan kesedihan dan kesakitan
jika mereka disakiti dan dizholimi. Karena cinta yang hanya karena Allah
pulalah, kami akan bersedih dan menangis jika mereka berbelok arah,
berbuat kesalahan/maksiat hingga gugur di jalan dakwah, bukannya
mentertawakan atau malah berbahagia.
Mungkin akan
banyak yang berpendapat, “Sebegitu indahnya tarbiyah dan dakwah, kenapa
harus berpolitik yang identik dengan ‘kotor’? Kenapa ‘kelompok’ ini
tidak menjadi ormas saja atau organisasi lain? ” Mmmm, sepertinya
ngomongin politik akan lebih panjang lagi. InsyaAllah saya akan tulis
sependek pengetahuan saya di tulisan yang lain.