Karena "Keistimewaan" Itu, Aku Bangga menjadi Bagian dari PKS | @RiaSanusi
By: Abul Ezz
Minggu, 23 Juni 2013
0
pkssiak.org - Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis tentang ini. Namun terhalangi oleh berbagai macam pertimbangan, kekhawatiran dan rasa subyektivitas (karena sebagai bagian dari PKS). Tentu tak mudah memang. Antara iya dan tidak serta maju-mundur untuk menuangkan isi perasaan yang kerap hadir, dalam bentuk sebuah tulisan. Tapi tampaknya semua perasaan itu tak kuasa dibendung lagi. Harus ada "pelampiasan"nya. Maka dengan ditemani oleh secangkir kopi putih buatan gadis kecil saya "Fathia" plus sepiring nugget, pagi ini mengantarkan jari jemari saya untuk memencet barisan huruf-huruf di atas laptop usang yang selalu setia mendamping.
Sebelumnya, bagi sebagian pembaca mungkin tulisan ini akan terasa sangat "lebay". Karena isinya lebih banyak berupa curhatan atau ungkapan hati dari seorang anak manusia yang sedang gundah dan gelisah. Perasaan gundah yang lahir dari hati, akibat merasakan sebuah "ketakadilan" yang terjadi disini. Namun apapun itu namanya, dengan segala keterbatasan yang ada tentu saja sebuah harapan muncul. Semoga tulisan ini "tidak norak", jauh dari kesan provokatif ataupun menjudge seseorang atau sekelompok orang. Semoga tulisan ini bisa memberikan sedikit warna dari tulisan-tulisan yang sudah pernah dibuat sebelumnya, serta semoga juga bisa bermanfaat untuk orang banyak. Aamiinnn...
Menulis tentang ini, otomatis mengingatkan saya kembali kepada sepenggal kisah nostalgia dari sekian banyak cerita kehidupan saya. Tepatnya ketika saya memutuskan untuk "hijrah" (berjilbab) dan langsung mengikuti sebuah kelompok pengajian yang bernama halaqoh, pada sekitar akhir tahun 1992 . Betapa tak terbayangkan sebelumnya oleh saya , jika suatu saat nanti saya akan masuk dan berada di "sini". Menjadi bagian dari barisan ini, sekaligus juga menjadi saksi dari beragam peristiwa yang sudah digariskan Allah terhadap jamaah ini. Tak pernah pula terbersit dalam hati saya, bahwa dalam perjalanannya nanti saya akan jatuh cinta kepadanya. Berjalan bersama orang-orang yang tak pernah saya kenali sama sekali sebelumnya. Bergerak bersama bagaikan gelombang laut yang bergelora ingin menghempaskan batu karang. Namun sungguh, sedikitpun saya tak pernah menyesali keputusan ini. Karena saya tahu, bahwa sesungguhnya Allah-lah yang menghendaki saya untuk berada disini.
Selama saya berinteraksi secara intens dengan kawan-kawan dalam jamaah ini, begitu banyak kegiatan serta hal-hal yang saya lakukan bersama mereka, dimana kesemuanya mengandung nilai-nilai positif dan kebaikan. Walupun tak bisa dipungkiri atau dihindari memang, adanya gesekan/benturan (konflik) dalam proses perjalanannya. Suatu keadaan yang sangat wajar saya rasa, lantaran kelompok ini adalah jamaah manusia bukan jamaah malaikat. Yang sudah barang tentu pasti akan terjadi perbedaan sikap, pemikiran dan keinginan dari orang-orang yang berkecimpung di dalamnya. Namun hal yang demikian itu tidak pernah menyurutkan niat dan langkah saya untuk tetap kuat berada di sini...
Hingga tanpa terasa hampir lebih dari 6 tahun sudah saya "memantapkan" diri saya kepada jamaah ini. Begitu banyak suka dan duka yang telah saya alami. Jatuh-bangun dan pasang-surutnya semangat datang silih berganti. Sampai kemudian tibalah pada masa dimana saya dan semua yang berada dalam barisan ini, dihadapkan pada satu pilihan bahwa "kereta" dakwah yang kami naiki ini harus melintasi sebuah rel perubahan yang bernama REFORMASI pada tahun 1998. Dengan niat dan semangat ingin turut melakukan perbaikan serta pembaharuan ke arah yang lebih baik di negara ini, maka jamaah inipun meleburkan diri menjadi sebuah partai politik, yaitu Partai Keadilan (PK) pada 20 Juli 1998.
Akibat UU Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 tentang syarat berlakunya batas minimum keikutsertaan parpol pada pemilu selanjutnya (electoral threshold) dua persen, maka PK harus merubah namanya agar dapat ikut kembali di Pemilu berikutnya. Pada 2 Juli 2003, Partai Keadilan Sejahtera (PK Sejahtera) menyelesaikan seluruh proses verifikasi Departemen Kehakiman dan HAM (Depkehham) di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (setingkat Propinsi) dan Dewan Pimpinan Daerah (setingkat Kabupaten/Kota). Sehari kemudian, PK bergabung dengan PKS dan dengan penggabungan ini, seluruh hak milik PK menjadi milik PKS, termasuk anggota dewan dan para kadernya. Dengan penggabungan ini maka PK (Partai Keadilan) resmi berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)*.
Bersama PKS, saya pun makin semangat melakukan berbagai macam aktivitas. Bersama PKS saya merasakan ikatan ukhuwah yang begitu kuat. Dimana hal itu telah memberikan segunung kenikmatan dan kebahagiaan tersendiri, yang mungkin tak bisa saya temui diluar atau di tempat lain. Sampai akhirnya, kenikmatan itu tiba-tiba terusik oleh sebuah "badai" besar yang menimpa partai dakwah ini. Dimana Presiden PKS (saat itu), Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq ditangkap oleh KPK dengan tuduhan terlibat kasus korupsi dan suap impor daging sapi (30/1/2013). Seketika seluruh kader dan simpatisan PKS tersentak kaget, lemas dan merasa tak percaya. Bagaimana tidak? Bayangkan saja, pucuk pimpinan partai yang merupakan orang yang sangat kami sayangi serta hormati selama ini, dituduh (difitnah) melakukan suatu perbuatan jahat yang belum tentu benar-salahnya. Hati kader mana yang tak hancur? Mata kader mana yang tak menangis serta semangat kader mana yang tak "patah" dengan semua kejadian ini?
Belum lagi kemudian ditambah dengan gencarnya pemberitaan dari hampir semua media (cetak, elektronik dan sosial media) yang ada di Indonesia, yang rata-rata isinya menggebuk PKS semua. Lalu diperparah dengan beragam peristiwa "aneh dan nyeleneh" yang semakin turut memojokkan partai ini. Seperti kejadian proses penyitaan mobil Ustadz LHI di kantor DPP PKS (6/5/2013) serta dikait-kaitkannya beberapa nama perempuan, baik dengan Ustadz LHI maupun Ahmad Fathanah sebagai tersangka utama. Hampir setiap waktu hari-hari kami di"paksa" untuk terus mengikuti dan memantau kejadian demi kejadian,berita demi berita tentang PKS. Belum hilang atau reda satu kejadian, muncul lagi kejadian yang lain. Begitu seterusnya, hingga sangat masuk akal kiranya jika seorang Fahri Hamzah menyebut adanya upaya "festivalisasi" oleh KPK dan media dalam kasus suap impor daging sapi ini.
Hampir semua orang mulai dari praktisi, politisi, pengamat maupun orang biasa ikut meramaikan (membicarakan/mengomentari) kasus ini. Sampai-sampai saya sendiri sempat bingung, karena seringkali menemui, mendengar, membaca serta menonton berita/komentar dari orang-orang yang notabene tadinya tidak pernah sama sekali terlibat atau berhubungan langsung (secara intens) dengan PKS, dari sejak mulai berdirinya. Tapi begitu "fasih"nya dia/mereka berbicara tentang PKS, dari sisi keburukan atau kejelekannya tentu saja. Meskipun ada juga yang pro terhadap partai kami ini, namun jumlahnya sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan yang kontra. Apabila komentar-komentar ini keluar dari mulut seorang pengamat hukum/politik ataupun yang memang paham tentang PKS, sungguh saya masih bisa memakluminya. Sebab mereka berbuat demikian karena memang itu adalah pekerjaannya serta diminta (mungkin juga dibayar?) oleh pihak-pihak tertentu. Akan tetapi bila itu keluar dari mulut orang-orang yang tak jelas dari mana asalnya, inilah yang kemudian membuat saya harus menepuk jidat dan menelan senyum pahit.
Satu lagi, yang membuat saya dan kader PKS lainnya harus lebih "bersabar diri" adalah menyaksikan perlakuan dari mereka yang lancar mengkritisi PKS, namun sangat berbeda ketika menyikapi sebuah kasus korupsi yang menimpa atau menyeret seseorang atau sekelompok orang diluar PKS. Baik berita, komentar dan wacana-wacana yang keluar atau beredar tak segencar dan se"buruk" PKS. Tenggang waktunya pun tak pernah lama dan berlarut-larut. Paling lama semingu, dua minggu atau sebulan saja. Setelah itu tenggelam ditelan oleh berita atas peristiw lainnya. Kalaupun muncul lagi jarak waktunya sudah sangat jauh/lama dari sebelumnya. Contoh yang paling fenomenal dan mudah diingat adalah kasus Century dan Hambalang, dimana kasus ini diduga banyak melibatkan beberapa nama penting/petinggi di negeri ini. Bahkan beberapa diantaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka pula, namun masih bisa lenggang kangkung serta dengan nyaman menghirup udara bebas. Tanpa perlu merasa khawatir diganggu oleh siapa pun juga, termasuk pihak KPK dan awak media.
Secara hati nurani, tak adil sekali rasanya. Akan tetapi inilah kenyataan yang ada. Dan jujur memang, menghadapi masalah atau cobaan yang berat seperti saat ini misalnya, kadang seringkali membuat saya harus "jatuh-bangun" menata hati dan kembali meluruskan niat yang mulai berubah. Tapi di saat-saat kritis seperti, saya sangat bersyukur, bahwa alhamdulillah saya masih memiliki sahabat (saudara), yaitu rekan-rekan kader PKS yang sangat hebat dan kuat. Bersama mereka saya melewati hari-hari dalam lingkaran "cinta dan ukhuwah".
Disamping kami pun bersyukur masih memiliki para assatidz dakwah yang selalu siap "menghibur" serta berkorban lahir dan batin dalam berbagai situasi dan kondisi. Teringat oleh saya tausyiah-tausyiah yang disampaikan oleh qiyadah (pemimpin) kami guna membangkitkan kembali semangat para kader PKS, pasca badai menerpa. Bahwa ujian ini sesungguhnya adalah rahmat dari Allah. Bahwa ujian ini merupakan salah satu bentuk kasih sayang ALLAH kepada kami. Bahwa kami memang telah di"anggap" Allah mampu untuk menghadapi ujian ini. Bahwa kader PKS itu adalah kumpulan manusia yang "istimewa", maka ujian yang diberikanpun sangat "istimewa" pula. Saking istimewanya, maka perlakuan yang kami terimapun istimewa dan berbeda dari umumnya. Dengan kata lain, PKS adalah partai yang istimewa...!!!
Dan karena "keistimewaan" itu pula akhirnya yang membuat saya merasa sangat bangga telah menjadi salah satu bagian dari jamaah ini. Karena bagi saya, tak semua orang bisa mendapatkan kesempatan seperti saya dan juga kader PKS lainnya. Meskipun materi dan cara berdakwah bisa kita dapatkan dari siapa dan jalan apa saja. Namun kuatnya ikatan/jalinan benang ukhuwah diantara sesama kader itulah yang tak bisa tergantikan oleh apapun jua. Banyaknya cobaan dan ujian yang kami terima, justru semakin menguatkan dan membulatkan tekad kami untuk terus berada dan berjuang disini. Walaupun mungkin, belum banyak yang bisa kami lakukan untuk dakwah ini. Masih banyak kekurangan dan kekhilafan yang kami perbuat. Namun kami yakin, bahwa jalan yang kami tempuh ini tidaklah salah, disebabkan begitu banyaknya nilai-nilai kebaikan dan kebenaran yang terkandung di dalamnya.
Sampai detik hari ini, 20 tahun sudah berlalu. Perjalanan dakwah yang telah saya lalui dan dapatkan selama ini dalam bentuk tarbiyah, ternyata telah memberikan begitu banyak makna dalam proses pembentukan jiwa dan kepribadian saya. Saya katakan, bahwa sama sekali saya tak pernah menyesal ditakdirkan berada dalam barisan ini. Orang lain boleh berkata apa saja tentang saya, dan PKS. Orang lain boleh saja menghina, mencaci dan menghujat PKS. Orang lain silakan saja untuk membenci PKS. Meskipun sampai detik hari ini saya sendiri tak pernah mengerti mengapa "mereka" berbuat demikian. Entah salah (dosa) apa yang telah dilakukan PKS kepada mereka, sehingga mereka begitu sangat membencinya ...
Akan tetapi, sekali lagi saya katakan bahwa sedikitpun kami tak akan pernah terpengaruh dengan semua itu. Kami tak akan pernah berpaling. Kami bukanlah kumpulan orang-orang yang berjiwa kerdil atau "kutu loncat" (oppurtunis), yang akan meninggalkan kelompok/jamaah/partai-nya begitu saja dalam keadaan "koma" demi sebuah ambisi semu. Sungguh, itu bukanlah jiwa kami...!!!
Kami adalah jiwa-jiwa yang ingin berbuat kebaikan. Jiwa-jiwa yang menyadari sepenuhnya bahwa kehidupan ini pasti akan berakhir. Jiwa-jiwa yang ingin membawa amal sholeh di hadapan Tuhan-nya, jika suatu saat nanti dipanggil oleh-NYA. Semoga apa yang telah kami perbuat semasa hidup ini, menjadi tabungan amal ibadah yang akan memperberat timbangan kebajikan kami di yaumil akhir kelak. Walau sekecil apapun jua itu bentuknya...ALLAH GHAYATUNA...
Wallahu a'lam bishshawab...
Ria Sanusi
*Sejarah Ringkas tentang PKS, sumber dari berbagai web/situs milik kader PKS
DPD PKS Siak - Download Android App