pkssiak.org - Wakil
Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah, Selasa 25
Juni 2013, meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk
mengkonfrontasi pengusaha Yudi Setiawan dengan Ahmad Fathanah dan Luthfi
Hasan Ishaaq.
Hal ini menurut Fahri diperlukan lantaran pernyataan Yudi yang
mengatakan bahwa PKS menargetkan dana hingga Rp2 triliun dari
kementerian yang dipimpin oleh tiga menteri asal PKS.
“Kami merasa nggak salah, makanya kami berani. Nanti siapa yang salah
kelihatan, yang prosesnya salah juga kelihatan. Ini yang saya tantang
juga. Kita habis-habisaan semua saja,” kata Fahri di Gedung DPR.
Keterangan dari Yudi dianggap tidak mendasar. Sebab, coretan dengan
menggambarkan target-target di setiap kementerian yang dipimpin kader
PKS itu yang membuat Yudi sendiri.
“Tiba-tiba tulisan tangan dia dijadikan bukti untuk mengorganisir
opini seolah-olah PKS melakukan kegiatan korupsi Rp2 triliun dari
departemen-departemen yang ada di kementerian itu,” tuturnya.
Ditambah lagi, kata Fahri, persidangan Luthfi Senin kemarin tak
membahas soal materi kasus. Yang dibahas, kata dia, justru masalah
pribadi Luthfi.
“Nanti yang dipanggil Darin lagi, Maharani. Tapi
berani nggak terbuka tentang materi perkara. Saya yakin KPK nggak berani
terbuka tentang materi perkara,” kata dia.
“Jangan kayak sidang Antasari dengan Maharani. Ini kan sinting kalau
pengadilan kayak begini, jadi pengadilan susila,” dia menambahkan.
Dalam persidangan dengan agenda pembacaan dakwaan terhadap Luthfi
Hasan Ishaaq di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Senin kemarin, jaksa
penuntut umum Avni Carolina mengatakan, bahwa Eks Presiden PKS itu
disebut menggelar pertemuan dengan Ahmad Fathanah dan Yudi Setiawan di
restoran daerah Kebayoran, Jakarta Selatan.
Pertemuan itu membahas sejumlah proyek di kementerian yang dipimpin
menteri asal PKS. Pertemuan antara Luthfi Hasan Ishaaq, Ahmad Fathanah
dan Yudi Setiawan dalam rangka konsolidasi dana Rp2 triliun untuk
pemenuhan target PKS menghadapi Pemilu 2014.[viva.co.id]