"Daftar Caleg Bermasalah" Versi ICW Adalah Kampanye Hitam
By: Abul Ezz
Sabtu, 29 Juni 2013
0
PKS Nongsa
- Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS, Fahri Hamzah, menilai rilis
Indonesian Corruption Watch (ICW) yang memasukkan namanya dalam daftar
caleg antikorupsi sebagai sebuah kampanye hitam.
"Apa mereka tak tahu, kalau saya dan PKS itu punya proposal "setahun korupsi sistemik selesai" kalau ada amanah rakyat? Sementara kalau ICW mereka tidak mau korupsi hilang, sebab itu sumber proyeknya," tegas Fahri di Jakarta, Jumat (27/6).
Dia menguatkan sinyalemennya bahwa ICW memanfaatkan isu antikorupsi untuk dirinya sendiri dengan tujuan mendapatkan dana asing dari menyerang lembaga negara dan parpol. Termasuk dari menyerang individu yang kritis pada cara pemberantasan korupsi yang tidak kunjung ada hasil.
"Begitu masuk koran dan dikliping, uang masuk. Begitulah cara kerjanya. Jadi mustahil mereka bersepakat dengan saya sebab kita berbeda tujuan," tegas Fahri.
Dia melanjutkan bahwa tempat cari makan utama ICW sekarang ini adalah KPK. Karena itu ICW merasa terpukul sekali kalau ada kritik kepada KPK.
ICW juga dianggapnya sangat tidak percaya pada demokrasi atau perbedaan pendapat.
"Mereka otoriter dan mengidap semacam dendam kepada orang yang berbeda. Siapapun yang tidak sepaham dengan ide mereka akan dituduh koruptor," tandas Fahri.
"Itu persis seperti Orba dulu memakai cap PKI, ekstrem kanan/kiri, subversif."
Dia melanjutkan bahwa kelakuan ICW yang antidialog dan menolak perbedaan pendapat itu sama saja dengan kelakuan aktivis yang memakai kekerasan dalam dialog baru-baru ini.
"Pada dasarnya mereka takut kalau pendapat orang lain benar, makanya mereka melakukan kampanye hitam," tandas Fahri.
Indonesian Corruption Watch (ICW) merilis 36 daftar nama caleg yang diragukan komitmen antikorupsinya, yang namanya sudah masuk Daftar Caleg Sementara (DCS) di KPU.
Dari daftar itu, sumbangan terbesar datang dari Partai Demokrat dengan 10 caleg, diikuti dengan Partai Golkar dengan 9 caleg.
Fahri masuk ke dalam daftar itu bersama tiga caleg PKS lainnya. Alasan ICW, karena Fahri Hamzah pernah mendorong pembubaran KPK. [beritasatu]
"Apa mereka tak tahu, kalau saya dan PKS itu punya proposal "setahun korupsi sistemik selesai" kalau ada amanah rakyat? Sementara kalau ICW mereka tidak mau korupsi hilang, sebab itu sumber proyeknya," tegas Fahri di Jakarta, Jumat (27/6).
Dia menguatkan sinyalemennya bahwa ICW memanfaatkan isu antikorupsi untuk dirinya sendiri dengan tujuan mendapatkan dana asing dari menyerang lembaga negara dan parpol. Termasuk dari menyerang individu yang kritis pada cara pemberantasan korupsi yang tidak kunjung ada hasil.
"Begitu masuk koran dan dikliping, uang masuk. Begitulah cara kerjanya. Jadi mustahil mereka bersepakat dengan saya sebab kita berbeda tujuan," tegas Fahri.
Dia melanjutkan bahwa tempat cari makan utama ICW sekarang ini adalah KPK. Karena itu ICW merasa terpukul sekali kalau ada kritik kepada KPK.
ICW juga dianggapnya sangat tidak percaya pada demokrasi atau perbedaan pendapat.
"Mereka otoriter dan mengidap semacam dendam kepada orang yang berbeda. Siapapun yang tidak sepaham dengan ide mereka akan dituduh koruptor," tandas Fahri.
"Itu persis seperti Orba dulu memakai cap PKI, ekstrem kanan/kiri, subversif."
Dia melanjutkan bahwa kelakuan ICW yang antidialog dan menolak perbedaan pendapat itu sama saja dengan kelakuan aktivis yang memakai kekerasan dalam dialog baru-baru ini.
"Pada dasarnya mereka takut kalau pendapat orang lain benar, makanya mereka melakukan kampanye hitam," tandas Fahri.
Indonesian Corruption Watch (ICW) merilis 36 daftar nama caleg yang diragukan komitmen antikorupsinya, yang namanya sudah masuk Daftar Caleg Sementara (DCS) di KPU.
Dari daftar itu, sumbangan terbesar datang dari Partai Demokrat dengan 10 caleg, diikuti dengan Partai Golkar dengan 9 caleg.
Fahri masuk ke dalam daftar itu bersama tiga caleg PKS lainnya. Alasan ICW, karena Fahri Hamzah pernah mendorong pembubaran KPK. [beritasatu]
DPD PKS Siak - Download Android App