Busyet Dah... Pengusaha Konveksi Juga Dapat BLSM
By: Abul Ezz
Sabtu, 29 Juni 2013
0
pkssiak.org - Penyaluran Kartu Perlindungan Sosial (KPS) Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Kabupaten Bandung salah sasaran.
Seorang pengusaha konveksi dengan dua unit rumah mewah tercatat sebagai penerima. Sebaliknya, warga miskin justru tidak mendapatkannya.
Nia Kurniati (37), seorang pengusaha konveksi warga Kampung Lembur Tegal RT 03/04 Desa Pamekaran Kecamatan Soreang mengaku bingung dan tidak habis pikir. Pengusaha konveksi beromzet puluhan juta per bulannya itu, tiba-tiba didatangi petugas dari PT Pos. Dia mendapat KPS sebagai seorang calon penerima BLSM.
"Kemarin ada petugas dari kantor Pos yang ngasih KPS untuk pencairan BLSM. Di kartu tersebut, tertera dengan jelas nama saya sebagai calon penerima. Saya bingung, karena tidak pernah mengajukannya," kata Nia Kurniati saat ditemui di kediamannya, Kamis (27/6/2013).
Kehidupan Nia beserta keluarganya bisa dikatakan jauh dari kekurangan. Bahkan, dengan usaha konveksi yang dilakoninya sejak dua tahun terakhir, Nia bisa memberikan lapangan kerja kepada enam pegawainya. Tidak hanya
itu, dua rumah yang bisa dikatakan mewah pun terlihat berdiri kokoh di tepi jalan kampung tersebut. "Alhamdulillah
kehidupan kami sekeluarga sudah cukup kok. Ini mungkin salah sasaran
saja, saya juga menyayangkan kok bisa salah pendataan yah, kan kasihan
orang yang benar-benar membutuhkannya. Jadi kartu ini akan saya berikan
saja kepada orang yang benar-benar membutuhkannya," ujar dia.
Kondisi sebaliknya justru dialami Andi Sugandi (61), mantan penarik becak yang kini hidup miskin bersama satu anaknya itu. Dia justru tak mendapatkan KPS BLSM. Padahal, diu sianya yang telah senja dan sakit-sakitan itu, Andi sudah tidak kuat lagi bekerja. Untuk keperluan makan pun dia kini menggantungkan hidup kepada anaknya yang bekerja serabutan dengan upah per bulan hanya Rp 450.000.
"Sejak ada BLT dulu sampai sekarang juga saya enggak pernah mendapatkan bantuan apa-apa. Yah kehidupan saya bisa dikatakan kekurangan dan saya sekarang enggak kuat lagi kerja," katanya.
Selain Andi, masih banyak warga di RT tersebut yang dikategorikan miskin. Tapi tidak mendapatkan BLSM. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak, hanya pasrah menerima nasibnya.[inilah]
Kondisi sebaliknya justru dialami Andi Sugandi (61), mantan penarik becak yang kini hidup miskin bersama satu anaknya itu. Dia justru tak mendapatkan KPS BLSM. Padahal, diu sianya yang telah senja dan sakit-sakitan itu, Andi sudah tidak kuat lagi bekerja. Untuk keperluan makan pun dia kini menggantungkan hidup kepada anaknya yang bekerja serabutan dengan upah per bulan hanya Rp 450.000.
"Sejak ada BLT dulu sampai sekarang juga saya enggak pernah mendapatkan bantuan apa-apa. Yah kehidupan saya bisa dikatakan kekurangan dan saya sekarang enggak kuat lagi kerja," katanya.
Selain Andi, masih banyak warga di RT tersebut yang dikategorikan miskin. Tapi tidak mendapatkan BLSM. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak, hanya pasrah menerima nasibnya.[inilah]
DPD PKS Siak - Download Android App