Umat Budha Indonesia Mengecam Bhiksu Myanmar
By: Abul Ezz
Senin, 06 Mei 2013
0
pkssiak.org - Sekertaris Jenderal Sangha Agung Indonesia (Sagin), Bhiksu Bhadraruci
menyampaikan duka yang mendalam atas berlanjutnya krisis kemanusiaan
yang menimpa kelompok etnis Rohingya di negara bagian Rakhine
pertengahan tahun lalu, dan kelompok minoritas muslim lainnya di Burma
Tengah dan utara Rangoon baru-baru ini.
Bhadraruci juga mengatakan, pihaknya mengecam keterlibatan sejumlah Bhiksu dan umat Buddhis Myanmar dalam berbagai tindakan kekerasan yang telah mengakibatkan kematian, kerusakan materi, dan pengungsian dalam skala besar di Myanmar.
Menurut dia, tindakan kekerasan apapun yang berakar dari kebencian, bertentangan dengan ajaran Sang Buddha yang menekankan bahwa musuh terbesar adalah diri kita sendiri.
"Oleh karena itu, kami menghimbau kepada umat Buddhis Myanmar, khususnya para Bhiksu Myanmar yang serumpun, yang menjadi panutan masyarakat Myanmar, untuk kembali kepada ajaran Buddha, Dharma dan Vinaya," kata Bhadraruci dalam siaran persnya, Minggu 5 April 2013.
Menurutnya, krisis kemanusiaan yang terjadi saat ini tidak dapat dipisahkan dari perjalanan panjang Myanmar sebagai sebuah bangsa dengan beragam etnis, dan sebagai sebuah negara yang tengah menjalani proses transisi menuju rezim yang lebih demokratis.
Selain itu, dia juga berharap agar semua elemen masyarakat di Indonesia dapat menyadari baik Buddhisme maupun Islam sama-sama mengajarkan kepada umatnya nilai-nilai perdamaian dan toleransi.
"Melihat kondisi beberapa hari terakhir terutama dengan tertangkapnya beberapa tersangka teroris yang membawa lima bom pipa dalam rangka demonstrasi di Kedutaan Myanmar, kami ingin mengimbau bahwa sesama saudara sebangsa dan setanah air, sudah seharusnya kita bersama-sama bersatu. Jangan gampang terpecah belah," ujar dia.
Dia juga berharap, para pemuka agama dan para tokoh masyarakat sipil Myanmar dapat mendorong terciptanya dialog-dialog lintas-komunitas dan lintas-agama di Myanmar untuk mengikis berbagai kekhawatiran dan kecurigaan yang selama ini telah membelah masyarakat Myanmar.
*http://www.islamedia.web.id
Bhadraruci juga mengatakan, pihaknya mengecam keterlibatan sejumlah Bhiksu dan umat Buddhis Myanmar dalam berbagai tindakan kekerasan yang telah mengakibatkan kematian, kerusakan materi, dan pengungsian dalam skala besar di Myanmar.
Menurut dia, tindakan kekerasan apapun yang berakar dari kebencian, bertentangan dengan ajaran Sang Buddha yang menekankan bahwa musuh terbesar adalah diri kita sendiri.
"Oleh karena itu, kami menghimbau kepada umat Buddhis Myanmar, khususnya para Bhiksu Myanmar yang serumpun, yang menjadi panutan masyarakat Myanmar, untuk kembali kepada ajaran Buddha, Dharma dan Vinaya," kata Bhadraruci dalam siaran persnya, Minggu 5 April 2013.
Menurutnya, krisis kemanusiaan yang terjadi saat ini tidak dapat dipisahkan dari perjalanan panjang Myanmar sebagai sebuah bangsa dengan beragam etnis, dan sebagai sebuah negara yang tengah menjalani proses transisi menuju rezim yang lebih demokratis.
Selain itu, dia juga berharap agar semua elemen masyarakat di Indonesia dapat menyadari baik Buddhisme maupun Islam sama-sama mengajarkan kepada umatnya nilai-nilai perdamaian dan toleransi.
"Melihat kondisi beberapa hari terakhir terutama dengan tertangkapnya beberapa tersangka teroris yang membawa lima bom pipa dalam rangka demonstrasi di Kedutaan Myanmar, kami ingin mengimbau bahwa sesama saudara sebangsa dan setanah air, sudah seharusnya kita bersama-sama bersatu. Jangan gampang terpecah belah," ujar dia.
Dia juga berharap, para pemuka agama dan para tokoh masyarakat sipil Myanmar dapat mendorong terciptanya dialog-dialog lintas-komunitas dan lintas-agama di Myanmar untuk mengikis berbagai kekhawatiran dan kecurigaan yang selama ini telah membelah masyarakat Myanmar.
*http://www.islamedia.web.id
DPD PKS Siak - Download Android App