Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » » "Think First Do First" Pembelajar di Jalan Dakwah

"Think First Do First" Pembelajar di Jalan Dakwah


By: admin Senin, 27 Mei 2013 0

pkssiak.org - Solikhin Abu Izzuddin 
Penulis Buku
“Kekuatan adalah jalan paling aman untuk merealisasikan kebenaran. Dan alangkah indah jika kekuatan dan kebenaran berjalan beriringan.” (Majmu’ah Rasa’il, Hasan Al Banna)
Saudaraku, dakwah tidak akan pernah sepi dari ujian, baik ujian internal maupun tantangan eksternal. Sebagai “pembelajar” di jalan dakwah yang terus belajar dan belajar dari masalah, kita tidak bisa memilih soal ujian tersebut. Kita tidak bisa memilih yang ringan-ringan saja, yang mudah-mudah, namun apapun soalnya, apapun masalahnya, kita harus menjawabnya. Karena kita tidak bisa memilih soal ujian, yang bisa kita lakukan adalah “memilih jawaban yang tepat pada waktu yang tepat dengan cara yang tepat.” Jangan terlambat.
Hakekat kehidupan dakwah yang bisa kita rasakan adalah soal kecepatan dan kecermatan memilih respon yang tepat atas masalah yang terus saja datang menghampiri kita. Karena kita sudah memilih jalan ini, maka tak ada lagi jalan untuk kembali. Yang ada terus maju. Terus melangkah. Terus melaju. Hingga akhirnya kita dimenangkan oleh Allah atau binasa syahid karenanya, itu harus kita yakini.
Membangun kesadaran iman menjadi energi yang menghidupkan dan menggerakkan. Karena kemenangan harus dimulai dan didasari serta disadari dari fondasi keimanan yang kokoh. Iman itulah yang menggerakkan. Iman yang menghidupkan. Iman yang mencerahkan. Iman yang memenangkan setiap pejalan dakwah apapun resiko dan rezekinya. Karena tidak ada kamus kalah dalam jiwa orang beriman.
Saat Rasulullah wafat, ketika umat kehilangan perekat, iman bicara cepat untuk bertindak tepat. “Ulurkan tanganmu, aku akan membaiatmu,” pinta Umar kepada Abu Bakar. “Justeru aku ingin membaiatmu,” jawab Abu Bakar. “Engkau lebih utama daripada diriku,” tukas Umar berjiwa besar. “Engkau lebih kuat daripada diriku,” jawab Abu Bakar berpikir besar. “Kekuatanku untukmu bergabung dengan keutamaanmu,” tandas Umar. 
Dalam ranah dakwah, kita sudah “belajar cepat untuk bekerja lama” karena yang akan memenangkan pertarungan sesungguhnya bukanlah yang bisa membunuh lebih banyak musuh namun siapa yang bisa bertahan lebih lama. Kecepatan dan daya tahan dibutuhkan di jalan ini, sebagaimana dibutuhkan kekuatan dan kebenaran untuk berjalan beriringan.
Jika kekuatan bergabung dengan keutamaan maka akan jadi jamaah yang sangat kuat, sangat kuat. Iman bicara, tak ada perebutan kekuasaan. Iman inilah energi janji penggerak hati. Nah,  karena kita sudah berjanji, energi sudah dimiliki. Segera install diri untuk menggerakkan diri.
Think first do first,  melompat dahsyat dengan cepat. Jangan kalah dengan penjahat yang bertobat, tergugah melangkah untuk menjaga hidayah. Istiqomah. Bergerak lebih cepat. Bekerja lebih lama. Berjuang dengan senang.
Think first do first, berpikir cepat dan pertama berinisiatif. Ukasyah minta doa Nabi untuk masuk surga tanpa hisab, dan diijabahi. Abu Ayyub Al Anshori berlari memenuhi panggilan Nabi untuk membebaskan Konstantinopel, sendiri, dan syahid di jalan ilahi.
Think first do first, energi janji ini diolah dan dikelola dalam kerja-kerja dakwah secara berjama’ah akan menjadi karya monumental dan amal fenomenal. Energi janji menjadi inspirasi untuk terus menginstall diri agar bisa selalu memberi... kuunuu robbaaniyyiina bimaa kuntum tu’allmuunal kitaaba wabimaa kuntum tadrusuun. Sebab orang yang tidak memiliki sesuatu tidak bisa memberikannya kepada orang lain... faaqidusy- syai laa yu’tiih.
Think first do first, energi janji  menjadi semangat untuk terdepan dalam keteladanan dan bersih dalam ucapan. Ujian demi ujian bagi kita adalah pemantik untuk melejitkan potensi terpendam yang ada dalam diri setiap prajurit dakwah. Saatnya semua bergerak. Saatnya semua memberikan kontribusi terbaik bagi dakwah di jalan Allah.
”Jika engkau mampu mencegah diri dari kejahatan, maka engkau akan mampu mencegah orang lain dari kejahatan.  Sesuai dengan kadar kekuatan imanmu engkau bisa menyingkirkan kemungkaran-kemungkaran, dan sesuai kadar kelemahan imanmu engkau akan ongkang-ongkang kaki di rumah dan berdiam diri dari penumpasan kemungkaran-kemungkaran." (Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam Al Fathu Ar  Rabbani, 50, dikutip dari Al Qiyadah, Jasim Muhalhil Al Yasin )

*@pkshol on twitter – Penulis, Inspirator, Murabbi Gaul anti Galau
[pkspiyungan]


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar