pkssiak.org - Belakangan ini PT
Indoguna Utama ramai dibicarakan dan menjadi bahan perhatian publik.
Mengapa ? Karena dua orang yang menjabat sebagai Direktur yakni H Juard
Effendi dan Arbi Arya Effendi dinyatakan oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan suap daging sapi impor.
Sejatinya bagaimana sepak terjang PT Indoguna Utama sebagai importir
terbesar daging sapi ?
PT Indoguna Utama
didirikan pada 1982 oleh Elizabeth Liman, wanita asal Makassar. Kantor
pertamanya berada di Jl. Gajah Mada, Jakarta Barat, dan hanya dijalankan
oleh lima orang termasuk Elizabeth. Tiga puluh tahun lebih telah
berlalu. Kini, PT Indoguna sudah menjangkau pasar luar negeri dan
memiliki lebih dari 1.000 orang karyawan.
Di Indonesia, markasnya
sudah pindah ke Jl Taruna no 8, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur
sejak 1992. Tak hanya kantor, di lahan seluas 25.000 m2 ini juga ada
pabrik dan gudang penyimpanan daging berpendingin (cold storage). Selain
itu, cabangnya juga terdapat di Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.
Pada 1993, PT Indoguna
Utama melebarkan sayap ke Singapura. Dua orang staf berkembang menjadi
146 orang, dan kini perusahaan tersebut dikenal secara luas di industri
food and beverage setempat. Tak hanya itu, PT Indoguna juga sudah
memiliki cabang di Dubai, Macau, Hong Kong, Lebanon, Amerika Serikat,
dll.
Produk utamanya adalah
daging sapi impor dari Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
Selain itu, PT Indoguna juga menjual seafood, kaviar, produk susu, keju,
serta berbagai makanan berkelas. Ratusan hotel berbintang, restoran
ternama, serta swalayan top menjadi klien setianya di Jakarta. Belum
lagi di kota dan negara lain.
Rahasia sukses Elizabeth
dalam mengembangkan PT Indoguna adalah selalu berusaha memenuhi
kebutuhan pasar. Di awal, Elizabeth menjalankan bisnisnya dengan
mendekati calon pelanggan, seperti chef hotel, dari pintu ke pintu.
Elizabethpun terus
membina hubungan baik dengan mereka. Jadi, meskipun beberapa klien
pindah tugas ke luar negeri, mereka tetap meminta daging dipasok dari PT
Indoguna. Inilah mulanya perusahaan ini menancapkan taring di luar
negeri.
Khusus pasar dalam
negeri, Indoguna merupakan penguasa impor daging. Dari 70 importir yang
terdaftar di Kementerian Pertanian pada tahun 2011, Indoguna mengimpor 5
ribu ton daging dari jatah 72 ribu ton. Pada saat Menteri Pertanian
Suswono menambah alokasi impor daging 28 ribu ton, Indoguna bahkan
mendapat jatah 37,86 persen.
Dominasi kuota impor
daging oleh Indoguna ini terus berlanjut hingga tahun ini. Namun kali
ini Indoguna terpeleset. KPK menangkap dua Direktur Indoguna, Arya Abdi
Effendi?dengan panggilan akrab Dio?merupakan putra Elizabeth Liman dan H
Juard Effendi, adalah paman dari Dio, terkait kasus suap-menyuap daging
sapi impor yang juga menjerat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.
Namun, seiring maraknya
kasus suap daging sapi impor belakangan ini, beberapa pihak mulai
mempertanyakan izin impor PT Indoguna Utama. Pasalnya, perusahaan ini
pernah masuk rekomendasi daftar hitam karena mengimpor daging sapi
sebelum mendapat Surat Persetujuan Pemasukan (SPP) dari Ditjen
Perternakan dan Hewan, Kementan RI.
Pada periode Oktober
2011-Januari 2012, PT Indoguna Utama bersama anak usahanya yakni CV
Cahaya Karya Indah dan CV Surya Cemerlang Abadi juga termasuk dalam lima
perusahaan yang mendapat kuota impor daging tambahan. Padahal, diduga
saat itu ketiga perusahaan tersebut masih di-blacklist.
Namun, Menteri Pertanian
Suswono mengatakan bahwa PT Indoguna sudah diberi izin kembali karena
mematuhi sanksi dengan melakukan reekspor.
Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro
mengungkapan PT Indoguna Utama pada tahun 2013 mendapatkan jatah impor
daging sapi total sebanyak 3.420 ton atau 10,6% dari total kuota daging
beku 2013 sebanyak 32.000 ton.
Angka ini mencakup kuota daging industri 2.995 ton dan 425 ton daging keperluan untuk hotel, restoran dan katering.
"Indoguna merupakan
salah satu dari 67 importir yang mendapatkan alokasi impor daging pada
2013," kata Syukur dalam konperensi pers di Kantor Kementerian
Pertanian, Jumat (1/2/2013).
Alokasi yang didapat PT
Indoguna Utama ungkap Syukur untuk daging impor untuk industri sebesar
2.995 ton atau 15% dari total impor daging untuk industri pada 2013.
"Sedangkan alokasi
daging impor untuk Horeka (hotel, restoran dan katering) Indoguna
mendapatkan alokasi sebanyak 425 ton atau 3% dari total alokasi
kebutuhan daging Horeka tahun ini," terang Syukur.
Secara terpisah data
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunjukan PT Indoguna Utama memegang
hak impor daging sapi beku tahun 2013 sebesar 2.995 ton untuk industri.
Angka ini menunjukan penurunan dari tahun sebelumnya.
"Tahun 2012 itu PT
Indoguna Utama jumlahnya 3.962 ton. Tahun 2013 sebesar 2.995 hanya untuk
daging beku. Yang kita catat di Kemendag PT Indoguna hanya daging beku
tidak sapi. Presentasenya 9,36% itu yang tercatat di SPI (Surat
Persetujuan Impor) yang kita keluarkan terhadap total impor daging beku
2013," ungkap Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi saat
berdiskusi dengan media di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta,
Seperti diungkap
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Syukur Iwantoro, pada
2012 jumlah importir yang mendapat alokasi impor daging sapi ada 54
importir, sedangkan di 2013, jumlah importir yang mendapatkan alokasi
impor daging meningkat sebanyak 67 importir.
PT Indoguna Utama sendiri mendapatkan jatah kuota impor daging untuk industri sebanyak 15% dari total kuota.
Di Belakang Elizabet, Sengman Tjahja
Foto Susilo Bambang
Yudhoyono bersama Kristiani Herawati (Ani Yudhoyono) terpajang di
belakang ruang resepsionis Hotel Princess, Kompleks Ilir Barat Permai,
Palembang. Presiden dan Ibu Ani, yang berbusana muslim, tersenyum lebar.
Tak ada yang salah dengan pemasangan foto itu. Masyarakat Palembang pun
mafhum soal kedekatan Sengman Tjahja, pemilik hotel tersebut, dengan
Yudhoyono.
Banyak narasumber di
Palembang menyebutkan Sengman mengenal Yudhoyono jauh sebelum menjadi
presiden. Sengman merintis persahabatan sejak SBY-panggilan akrab
Yudhoyono-menjabat Panglima Daerah Militer Sriwijaya pada 1996-1997.
Ketika itu Sengman adalah pengusaha di Kota Pempek.
Persahabatan mereka
setidaknya terlihat ketika Sengman menghadiri wisuda Agus Harimurti,
anak sulung Yudhoyono, di Nanyang Technological University, Singapura,.
Presiden Yudhoyono juga hadir pada resepsi pernikahan anak Sengman
bernama Karen Tjahja dengan Slandy Karlam di grand ballroom Hotel Mulia,
Senayan, Jakarta, Oktober 2008.
Sengman, saat dihubungi
lewat sambungan telepon, tak mau banyak berkomentar tentang
pertemanannya dengan Presiden. "Saya sedang di luar kota," ujarnya
buru-buru mengakhiri percakapan. Adapun Heru Lelono, anggota Staf Khusus
Presiden Bidang Komunikasi, mengatakan tak tahu sejauh mana pertemanan
Presiden dengan Sengman. "Saya tak tahu apakah Presiden mengenal Sengman
atau tidak," ujar Heru . "Yang jelas, Pak SBY punya banyak teman."
Di Palembang, Sengman
dikenal sebagai pengusaha properti.Pada 2005, Sengman menjadi Direktur
Utama PT Bayu Jaya Lestari Sukses, pengembang kompleks terpadu Mal
Palembang Square. Pembangunan properti ini merupakan bagian dari
persiapan Sumatera Selatan menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional,
September 2004.
Proyek pembangunan
Palembang Square ramai dibicarakan karena ada dugaan penyelewengan
pemberian izin hak pakai atas tanah milik Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan. Masalah pokoknya adalah pengalihan fungsi tanah seluas 56.217
meter persegi di kawasan strategis eks Taman Ria Sriwijaya itu ke
perusahaan milik Sengman.
Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Sumatera Selatan membentuk panitia khusus menyelidiki dugaan ini.
Sengman merespons pembentukan panitia khusus itu, dan menyatakan
berkomitmen menyelesaikan pembangunan Palembang Square. "Saya yakin
masalahnya clear dan bisa diluruskan," katanya saat itu.
Belakangan Sengman
mengalihkan kepemilikan Palembang Square kepada Grup Lippo pada 2008.
Pengalihan ini juga menimbulkan masalah karena Sengman dianggap berjalan
sendiri tanpa melibatkan pemerintah Sumatera Selatan. Sejak ramai-ramai
itu, Sengman "menghilang" dari Palembang.
Sengman muncul lagi di
Bumi Wong Kito ketika meresmikan Mal Paragon di kawasan Ilir Barat
Permai. Pusat belanja ini menampung pengusaha kecil-menengah. Peresmian
Paragon dilakukan oleh Wakil Wali Kota Palembang Romi Herton. Sengman
menyatakan siap berbisnis lagi di Palembang meski Paragon tak semegah
Palembang Square.
Kini nama Sengman
menjadi buah bibir lagi. Bukan di kalangan pengusaha properti, melainkan
di kalangan importir daging. Sengman ikut membantu PT Indoguna Utama
mendapatkan jatah kuota impor daging 30 ribu ton.Dengan demikian, sudah
sangat jelas, di belakang Elizabet Liman diduga kuat Sengman Tjahja.
Menurut sumber Koran
Kota , Sengman masuk ke Kementerian Pertanian melalui Ketua Majelis
Syura PKS Ustad Hilmi Aminuddin. Perantara Sengman tak lain Ridwan
Hakim, biasa dipanggil Iwan, anak keempat Hilmi Aminuddin.
Sejumlah pengusaha
importir daging mengerutkan kening dan keder ketika mendengar nama
Sengman. Pasalnya, Sengman sering sesumbar kenal dekat dengan Cikeas dan
memiliki hubungan kedekatan dengan para petinggi PKS.0 jay/berbagai
sumber...
*http://korankota.co.id/page/berita/terkait-kuota-impor-daging-sapi-indoguna-sengman-tjahjatokoh-di-balik-elizabeth-liman/up