pkssiak.org - Bengkulu -
Pengurus Partai Keadilan Sejahtera Provinsi Bengkulu memperkuat dan
meningkatkan konsolidasi dan soliditas dalam menghadapi persoalan yang
mendera partai itu.
"Di internal partai sebenarnya tidak ada masalah, karena kader memiliki refensi yang baik tentang masalah yang dihadapi partai," kata Kepala Majelis Pertimbangan Wilayah PKS Provinsi Bengkulu, Ahmad Zarkasi di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan, sejak masalah dugaan korupsi yang melibatkan mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishak merebak di media massa, di tataran internal partai sudah dibahas.
Seluruh kader di daerah kata dia, sudah dikonsolidasikan dan mengerti tentang persoalan yang dihadapi.
"Buktinya di Pilkada Sumatera Utara dan Jawa Barat, PKS mampu merebut hati masyarakat dan mendudukkan kader sebagai kepala daerah," tambahnya.
Apalagi saat ini kata dia, permasalahan semakin terang dan PKS harus tetap solid dan maju.
Menurut Wakil Ketua II DPRD Provinsi Bengkulu ini, saat ini partainya diibaratkan sebagai pesawat terbang yang sedang mengalami turbulensi.
"Kalau pesawat terbang mengalami turbulensi harus terus maju atau jalan, kalau berhenti malah jatuh," tuturnya.
Selain itu, berdasarkan sejumlah survei independen, tren kepercayaan masyarakat terhadap PKS juga terus meningkat.
Zarkasi mengatakan cita-cita merebut tiga besar secara nasional menjadi fokus seluruh kader PKS di Tanah Air.
Termasuk di Provinsi Bengkulu kata dia, target kursi yang diproyeksi untuk DPRD provinsi meningkat dari saat ini enam kursi menjadi sembilan kursi pada Pemilu 2014.
Sementara Anggota Fraksi PKS DPRD Provinsi Bengkulu Siswadi mengatakan proses hukum harus tetap berjalan, dan jika oknum dari PKS terbukti melanggar hukum maka oknum tersebut yang harus menanggung perbuatannya.
"Partai ini adalah partai kader, bukan perseorangan, jadi kalau ada yang disangka melanggar hukum itu adalah oknum," tukasnya.
Pengamat politik dari Universitas Bengkulu Panji Suminar menilai politik sangat erat kaitannya dengan pencitraan.
"Ketika kasus LHI muncul, suka tidak suka langsung mempengaruhi citra PKS di mata publik, tapi tidak bagi kader partai," ujarnya.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu ini menilai dukungan masyarkat terhadap partai ini akan menurun pada 2014, dan target tiga besar yang diproyeksikan partai itu berat untuk direalisasikan.
Ia menilai tiga partai politik yang cenderung menerima limpahan suara akibat kasus dugaan korupsi yang dihadapi PKS dan Partai Demokrat yakni Gerindra, Hanura dan PDIP. (Ant/kabarpks)
"Di internal partai sebenarnya tidak ada masalah, karena kader memiliki refensi yang baik tentang masalah yang dihadapi partai," kata Kepala Majelis Pertimbangan Wilayah PKS Provinsi Bengkulu, Ahmad Zarkasi di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan, sejak masalah dugaan korupsi yang melibatkan mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishak merebak di media massa, di tataran internal partai sudah dibahas.
Seluruh kader di daerah kata dia, sudah dikonsolidasikan dan mengerti tentang persoalan yang dihadapi.
"Buktinya di Pilkada Sumatera Utara dan Jawa Barat, PKS mampu merebut hati masyarakat dan mendudukkan kader sebagai kepala daerah," tambahnya.
Apalagi saat ini kata dia, permasalahan semakin terang dan PKS harus tetap solid dan maju.
Menurut Wakil Ketua II DPRD Provinsi Bengkulu ini, saat ini partainya diibaratkan sebagai pesawat terbang yang sedang mengalami turbulensi.
"Kalau pesawat terbang mengalami turbulensi harus terus maju atau jalan, kalau berhenti malah jatuh," tuturnya.
Selain itu, berdasarkan sejumlah survei independen, tren kepercayaan masyarakat terhadap PKS juga terus meningkat.
Zarkasi mengatakan cita-cita merebut tiga besar secara nasional menjadi fokus seluruh kader PKS di Tanah Air.
Termasuk di Provinsi Bengkulu kata dia, target kursi yang diproyeksi untuk DPRD provinsi meningkat dari saat ini enam kursi menjadi sembilan kursi pada Pemilu 2014.
Sementara Anggota Fraksi PKS DPRD Provinsi Bengkulu Siswadi mengatakan proses hukum harus tetap berjalan, dan jika oknum dari PKS terbukti melanggar hukum maka oknum tersebut yang harus menanggung perbuatannya.
"Partai ini adalah partai kader, bukan perseorangan, jadi kalau ada yang disangka melanggar hukum itu adalah oknum," tukasnya.
Pengamat politik dari Universitas Bengkulu Panji Suminar menilai politik sangat erat kaitannya dengan pencitraan.
"Ketika kasus LHI muncul, suka tidak suka langsung mempengaruhi citra PKS di mata publik, tapi tidak bagi kader partai," ujarnya.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu ini menilai dukungan masyarkat terhadap partai ini akan menurun pada 2014, dan target tiga besar yang diproyeksikan partai itu berat untuk direalisasikan.
Ia menilai tiga partai politik yang cenderung menerima limpahan suara akibat kasus dugaan korupsi yang dihadapi PKS dan Partai Demokrat yakni Gerindra, Hanura dan PDIP. (Ant/kabarpks)