PKS Tak Rela KPK Mati Suri
By: admin
Sabtu, 11 Mei 2013
0
pkssiak.org - Saat ini eksistensi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diragukan oleh masyarakat Indonesia, integritasnya mulai dipertanyakan sebab kerja-kerja pejabat KPK Jilid III dibawah pimpinan Abraham Samad hari ini belum terselesaikan dengan baik setelah mengungkap adanya kasus-kasus besar praktek Korupsi di Indonesia yang merugikan negara dalam angka triliunan rupiah, mulai dari kasus Century, Hambalang, Axon dan sebagainya.
Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai lembaga yang didirikan oleh Megawati Soekarno Putri pada tahun 2003 lembaga yang bersifat adhoc atau sementara ini, dilahirkan atas ketidak-berdayaan pemerintah melalui lembaga-lembaga yudikatif dalam memberantas korupsi yang terjadi di Indonesia. Namun sekarang ini, lembaga KPK yang sering disebut sebagai lembaga super body ini telah mati suri. Ketika menghadapi kasus-kasus besar, KPK pun akhirnya mulai melempem, lemah dan tidak bergairah lagi dalam hidup.
Komisi Pemberantasan Korupsi saat ini telah menjadi dambaan masyarakat indonesia. Ketika KPK jilid 1 dan 2 telah berhasil dalam mengungkap kasus-kasus korupsi yang tersembunyi selama masa pemerintahan orde baru dan langsung menangkap pelaku korupsi. Semenjak itu rakyat merasakan ada angin segar dan secercah cahaya untuk Indonesia yang lebih baik. Karena selama ini Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) telah menjadi duri dalam daging pemerintahan Indonesia, menjadi penjajah baru (neo kolonial) indonesia, dan inilah yang menjadi musuh besar bagi bangsa ini. Kalau dulu yang menjadi musuh bangsa ini begitu tampak dan jelas, yaitu Belanda, Inggris, Prancis dan Jepang. Masyarakat Indonesia dengan mudah untuk melakukan perlawanan terhadap para penjajah dengan cara menyatukan rakyat Indonesia dan menumbuhkan rasa patriot (cinta kepada tanah air), akhirnya para penjajah menyerah dan mundur dari perlawanan yang dilakukan oleh rakyat.
Negara Indonesia memang sudah merdeka, tapi rakyatnya belum merdeka sesuai apa yang disampaikan oleh Sutan Syahrir ketika memberikan pidatonya dihadapan para mahasiswa saat itu, dengan mengatakan:
Kemerdekaan indonesia bukanlah segalanya, akan tetapiSungguh ironis memang menyaksikan tingkah laku para penguasa, mereka tidak amanah, tidak menjalankan kekuasan dengan baik, bahkan penguasa negeri hari ini lebih suka menjual nama bangsa ini kepada negara lain. Akhirnya masyarakatlah yang merasakan penderitaannya. Coba kita lihat saudara-saudara kita di Papua, Papua memiliki Sumber Daya Alam yang sangat baik, yaitu tambang dan emas. Namun melihat kondisi masyarakatnya masih jauh tertinggal, yang menikmati hasilnya adalah bangsa lain bukan bangsa ini. Mereka rakyat Papua hari ini seperti kuli dirumah sendiri. Sehingga rakyat papua dengan keras mendirikan Organisasi Papua Merdeka, sebab mereka kecewa kepada pemerintah Indonesia.
Kemerdekaan rakyat adalah puncak dari segala-galanya.
Belum lagi daerah perbatasan seperti Kalimantan Barat dengan Sarawak (Malaysia), dimana masyarakatnya masih jauh dari listrik, pendidikannya masih rendah. Bahkan mereka itu lebih senang hidup dan berdagang dengan Negara Malaysia, bahkan mata uang mereka yang dekat perbatasan menggunakan Mata Uang Malaysia yaitu Ringgit bukan Rupiah yang menjadi Mata Uang Negara kita. Melihat kondisi bangsa yang seperti ini kita seolah merasa pesimis dan tidak lagi percaya pada pemerintah ini.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan menghormati proses hukum di negara tersebut. Namun penguasa atau pemimpin bangsa serta pemerintah bangsa ini tidak taat pada proses hukum, mereka dengan mudahnya menyelewengkan kekuasaan, masyarakat tidak diperdulikan, malah pemerintah lebih sibuk mengurus kepentingan mereka daripada kepentingan rakyat. Korupsi, kolusi dan Nepotisme selalu yang merajai suasana pemerintahan kita, tidak ada hal yang membuat masyarakat merasa bahagia dan sejahtera dengan kerja-kerja pemerintah selama ini. Kalau kita memperhatikan setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah lebih sering merugikan rakyat daripada menyenangkan rakyat.
Sekali lagi KPK sebagai lembaga pembantu atau pahlawan hari ini bagi masyarakat dalam memberantas para koruptor telah mati suri, ia tidak lagi bangun atau akankah ia selamanya mati. Orang yang mati suri sebaiknya harus dibangunkan, digoyang dan disadarkan sehingga ia benar-benar sadar bahwa ia masih hidup. Jika seandainya ia tidak hidup lagi berarti ia sudah wafat. Begitulah KPK hari ini sangat memprihatinkan, ia harus dibangunkan dari tempat tidurnya, digoyang, ditegur sehingga ia benar-benar kembali kepada jalannya. KPK mungkin hari ini masih terlelap tidur karena keasyikan dalam kasur yang ia tiduri selama ini. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia yang baik mari kita sadarkan dan bangunkan KPK dari mati surinya, sehingga ia tidak lupa terhadap kasus-kasus korupsi yang besar yang sedang menimpa bangsa ini. Dengan demikian negara kita ini akan menjadi negara yang aman, nyaman, makmur dan sentosa.
Penulis:
Mangaraja Halongonan Hrp, S.PdI
DPD PKS Siak - Download Android App