pkssiak.org - Guna mengenalkan eksistensi kader-kader PKS di Korea, memastikan
soliditas struktural serta meningkatkan ma’nawiyah kader dan simpatisan
PKS di Korea, hari Sabtu-Ahad, tanggal 27 dan 28 April 2013, yang
merupakan pertengahan musim semi yang cukup indah di Korea menjadi ajang
terobosan kreatif kader-kader PKS melalui program “PKS Spring Challenge
2013”. Program yang memadukan pembinaan jasmani dan rohani dalam satu
paket, berupa Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) dan Paintball Game.
Program yang juga diselenggarakan dalam rangka ikut memeriahkan Milad
PKS ke-15 ini, digelar khusus hanya untuk ikhwan.
Masjid yang dikelola Muslim Indonesia bernama Shirothol Mustaqim, di
kota Ansan menjadi tempat MABIT. Kota Ansan, sekira 20km sebelah selatan
kota Seoul adalah kota yang cukup ramai dengan warga Indonesia. Lebih
dari 60 pelajar dan pekerja Indonesia di Korea hadir di Masjid mengikuti
acara ini. Rangkaian MABIT diisi dengan kajian Islam, tilawah Al-Qur’an
berkelompok dan lomba hafalan Surat Yasin. Ustadz Musyaffa Ahmad Rahim
Lc., MA., ketua Bidang Kaderisasi DPP PKS menyegaja datang ke Korea
untuk bertindak sebagai pembicara. Pada kajian malam, beliau berceramah
tentang konsekuensi deklarasi Syahadah seorang Muslim, bahwa salah
satunya adalah merespon setiap seruan Allah, melakukan pembelaan
terhadap ajaran Nabi SAW serta memperjuangkan Islam. Beliau juga
menjelaskan bagaimana dalam sejarah yang diceritakan dalam Al-Qur’an
tentang orang yang konsekuen terhadap Syahadahnya dan yang sebaliknya,
serta bagaimana kesudahannya yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Hadirnya sosok seorang guru yang juga merupakan ayah dari anak yang
hafizh Al-Quran, seorang da’i dan pejuang yang sarat kapabilitas ilmu
syari’ah serta pengalaman membina ummat yang dimilikinya sangat
menyentuh qolbu dan menyirami rohani para peserta. Ini adalah kesempatan
langka di Korea, sehingga sangat dinantikan dengan dan disyukuri oleh
para peserta, terbukti peserta begitu antusias menyimak. Terbatasnya
durasi waktu yang tersedia, menjadikan banyak peserta yang berkonsultasi
di sesi pertanyaan sehingga waktu pelaksanaan berlangsung hingga larut
malam. Kegiatan ini sejak awal sampai selesai, sarat dengan khasanah
ilmu keislaman, sama sekali tidak ada unsur mempromosikan partai. Sebuah
persembahan dari kader-kader PKS untuk Muslim Indonesia di Korea yang
haus akan ilmu dan wejangan penyemangat mempertahankan keimanan yang
mahal di negeri ginseng.
Keesokan paginya, sekitar pukul 03.30 WKS peserta dibangunkan untuk
melaksanakan shalat tahajud secara sendiri-sendiri. Waktu subuh di Korea
saat itu adalah pukul 04.09 WKS atau sama dengan pukul 02.09 WIB.
Setelah memimpin jama’ah shalat subuh, Ustadz Musyaffa kembali
memberikan tausiyah mengenai pelajaran yang bisa diambil dari dua orang
wanita yaitu isteri Nabi Nuh a.s dan isteri Nabi Luth a.s, yang
dikisahkan di dalam Al-Qur’an bahwa mereka adalah contoh ekstrim manusia
yang berada di lingkungan dakwah yang sangat kondusif, namun malah
menentang dakwah. Sementara dua wanita lain yaitu isteri Fir’aun dan
Maryam yang mendapat ujian berat namun justru mampu meraih derajat
tinggi di sisi Allah atas keimanannya. Peserta diingatkan untuk tidak
menjadikan tempat, situasi dan kondisi sebagai alasan untuk tidak meraih
keutamaan ibadah, apalagi jika sampai menjauh dari Allah Ta’ala.
Tiba saatnya Tilawah Al-Qur’an, para peserta dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok, tiap kelompok dipimpin oleh kader-kader PKS yang
memang sudah biasa mengajar Al-Qur’an di Masjid dan Mushola di Korea.
Surah Yasin yang dibaca, diawali dengan penyampaian adab Tilawah dan
pentingnya ibadah ini. Dalam lomba tahfizh Surah Yasin, muncullah dua
pemenang lomba yang hafal penuh dan satu orang yang hafal sebagian dari
Surah Yasin, panitia pun memberikan hadiah sebagai penutup acara MABIT.
Acara pagi dilanjutkan dengan olahraga Paintball di pulau Daebu, yaitu
sebuah pulau yang berjarak sekitar 1 jam dari lokasi MABIT dengan
menggunakan bus. Dengan gagah para peserta memakai seragam dan
perlengkapan tentara yang disediakan oleh instruktur. Permainan yang
menantang, cukup melelahkan, melatih kejelian dan taktik namun sangat
menyenangkan. Selain sebagai sarana hiburan dan olahraga, event ini
diharapkan mampu melatih keberanian para peserta menghadapi tantangan
yang cukup memacu adrenalin. Selesai permainan, para peserta
beramah-tamah serta memberikan kesan dan pesan. Peserta kembali
ditaushiyahi oleh Ustadz Musyaffa tentang pentingnya berkontribusi dalam
dakwah apapun status dan profesinya, untuk memperoleh pahala yang besar
dan memperbaiki kondisi ummat, meski tanpa harus menjadi ustadz.
Salah satu pengurus PIP-PKS Korea Selatan, Muhammad Rusdi menjelaskan
kepada peserta mengenai fungsi PIP PKS di luar negeri yaitu sebagai
wadah kader dan simpatisan PKS di luar negeri untuk memperoleh informasi
serta layanan dari PKS di Tanah Air. Menjaring aspirasi warga Indonesia
di Korea, mengkoordinir dan menjaga keberlangsungan aktifitas dakwah
dan kerja sosial para kader PKS di Korea. Terakhir acara ditutup dengan
do’a rabithah. Alhamdulillah, acara berakhir dengan kebahagiaan,
keterjalinan persaudaraan dan kesan bernilai. InsyaAllah, kader-kader
PKS di Korea akan tetap konsisten berdakwah dengan cinta, berkarya demi
ummat dalam kerja-kerja positif dan kreatif sehingga terjalin harmoni
yang dicita-citakan bersama. Serta siap memenangkan PKS menjadi Partai
Islam yang besar yang mampu berkontribusi mengembalikanIndonesia menjadi
sepenggal Firdaus.
Salam Cinta, Kerja dan
Harmoni dari Korea.
*http://pkskorea.org/pks-di-korea-konsolidasikan-kader-dan-jaring-simpatisan-dengan-cara-kreatif/