PKS: Kami Lebih Percaya Hilmi
By: Abul Ezz
Kamis, 16 Mei 2013
0
pkssiak.org - Ketua
Bidang Humas Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Mardani Ali Sera mengatakan bahwa pemanggilan Ketua Majelis Syura PKS
Hilmi Aminuddin oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sangat
menyakitkan kader PKS. Namun, ia mengatakan, PKS tetap memberikan ruang
bagi KPK untuk melaksanakan tugasnya.
"Buat kami, pemanggilan Hilmi sangat menyakitkan kami. Namun, sakit itu soal personal karena urusan hukum harus diutamakan," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (16/5/2013).
Ia mengungkapkan, bagi seluruh kader PKS, Hilmi bukan hanya pimpinan partai, tetapi juga sosok guru bagi semua kader. Atas dasar itu, kata Mardani, seluruh kader PKS tak akan percaya jika Hilmi memiliki kaitan dengan kasus dugaan korupsi dan pencucian uang kuota impor daging sapi.
"Itulah mengapa kami lebih percaya pimpinan kami. Mengapa kami harus enggak percaya? Silakan dibuktikan," ujarnya.
Seperti diberitakan, Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin memenuhi panggilan pemeriksaan KPK pada Selasa untuk diperiksa sebagai saksi bagi mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi dan pencucian uang kuota impor daging sapi. Ia juga kembali menjalani pemeriksaan kedua pada Kamis ini.
"Engkong" dan Rp 17 miliar
Sebelumnya, pada pemeriksaan Selasa lalu, KPK memperdengarkan rekaman pembicaraan antara Fathanah dan seseorang yang diduga anak Hilmi, Ridwan Hakim. Rekaman itu berisi permintaan uang Rp 17 miliar untuk seseorang yang diduga adalah Hilmi.
Dalam rekaman pembicaraan telepon itu, seseorang yang diduga Ridwan meminta jatah Rp 17 miliar untuk seseorang yang disebut ”Engkong”. Ada dugaan, ”Engkong” adalah Hilmi. Seusai diperiksa, Hilmi menyebutkan, isi rekaman itu hanya menggertak (bluffing) semua. ”Rekaman semuanya dibuka, tetapi semuanya bluffing isinya,” kata Hilmi.
Hilmi tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan bluffing tersebut. Ia hanya mengatakan, hal itu agar ditanyakan kepada penyidik KPK saja.
Hilmi membantah ada jatah uang Rp 17 miliar dari Fathanah. Ia juga membantah anaknya, Ridwan, menjadi perantara dirinya dengan Fathanah.
KPK memeriksa Hilmi karena petinggi PKS itu dianggap tahu seputar kasus dugaan korupsi rekomendasi kuota impor daging sapi yang menjerat Luthfi bersama orang dekatnya, Ahmad Fathanah. Keduanya diduga menerima pemberian hadiah atau janji dari PT Indoguna Utama terkait upaya menambah jatah kuota impor daging sapi untuk perusahaan tersebut. Nilai komitmen fee yang dijanjikan kepada Luthfi mencapai Rp 40 miliar. Dari Rp 40 miliar tersebut, baru Rp 1,3 miliar yang terealisasi.
Terkait penyidikan kasus ini, KPK pernah memeriksa anak Hilmi yang bernama Ridwan Hakim. Ridwan beberapa kali diperiksa KPK setelah sempat terbang ke Turki sehari sebelum dicegah bepergian ke luar negeri. KPK juga telah memeriksa petinggi PKS lainnya, seperti Bendahara PKS Mahfudz Abdurrahman dan Sekretaris Jenderal PKS Taufik Ridho.[kompas]
"Buat kami, pemanggilan Hilmi sangat menyakitkan kami. Namun, sakit itu soal personal karena urusan hukum harus diutamakan," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (16/5/2013).
Ia mengungkapkan, bagi seluruh kader PKS, Hilmi bukan hanya pimpinan partai, tetapi juga sosok guru bagi semua kader. Atas dasar itu, kata Mardani, seluruh kader PKS tak akan percaya jika Hilmi memiliki kaitan dengan kasus dugaan korupsi dan pencucian uang kuota impor daging sapi.
"Itulah mengapa kami lebih percaya pimpinan kami. Mengapa kami harus enggak percaya? Silakan dibuktikan," ujarnya.
Seperti diberitakan, Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin memenuhi panggilan pemeriksaan KPK pada Selasa untuk diperiksa sebagai saksi bagi mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi dan pencucian uang kuota impor daging sapi. Ia juga kembali menjalani pemeriksaan kedua pada Kamis ini.
"Engkong" dan Rp 17 miliar
Sebelumnya, pada pemeriksaan Selasa lalu, KPK memperdengarkan rekaman pembicaraan antara Fathanah dan seseorang yang diduga anak Hilmi, Ridwan Hakim. Rekaman itu berisi permintaan uang Rp 17 miliar untuk seseorang yang diduga adalah Hilmi.
Dalam rekaman pembicaraan telepon itu, seseorang yang diduga Ridwan meminta jatah Rp 17 miliar untuk seseorang yang disebut ”Engkong”. Ada dugaan, ”Engkong” adalah Hilmi. Seusai diperiksa, Hilmi menyebutkan, isi rekaman itu hanya menggertak (bluffing) semua. ”Rekaman semuanya dibuka, tetapi semuanya bluffing isinya,” kata Hilmi.
Hilmi tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan bluffing tersebut. Ia hanya mengatakan, hal itu agar ditanyakan kepada penyidik KPK saja.
Hilmi membantah ada jatah uang Rp 17 miliar dari Fathanah. Ia juga membantah anaknya, Ridwan, menjadi perantara dirinya dengan Fathanah.
KPK memeriksa Hilmi karena petinggi PKS itu dianggap tahu seputar kasus dugaan korupsi rekomendasi kuota impor daging sapi yang menjerat Luthfi bersama orang dekatnya, Ahmad Fathanah. Keduanya diduga menerima pemberian hadiah atau janji dari PT Indoguna Utama terkait upaya menambah jatah kuota impor daging sapi untuk perusahaan tersebut. Nilai komitmen fee yang dijanjikan kepada Luthfi mencapai Rp 40 miliar. Dari Rp 40 miliar tersebut, baru Rp 1,3 miliar yang terealisasi.
Terkait penyidikan kasus ini, KPK pernah memeriksa anak Hilmi yang bernama Ridwan Hakim. Ridwan beberapa kali diperiksa KPK setelah sempat terbang ke Turki sehari sebelum dicegah bepergian ke luar negeri. KPK juga telah memeriksa petinggi PKS lainnya, seperti Bendahara PKS Mahfudz Abdurrahman dan Sekretaris Jenderal PKS Taufik Ridho.[kompas]
DPD PKS Siak - Download Android App