"Penuturan Darin" | Kebohongan Lain KPK
By: admin
Kamis, 23 Mei 2013
0
PUSTUN... PUSTUN!.. vitalia, ayu azhari, dll, SANGAT SERU beritanya karena asyik dianggap terkait dengan LHI.. begitu tidak terkait sama sekali, maka layu lah berita itu,.. menjadi berita yg cukup MUAK utk diingat,.. tapi masih ada cerita Pustun yaitu tentang Darin mumtazah,.. sementara ini semangat 45,.. sepertinya kedepan beritanya akan makin hot?.. atau memble juga? .... (-copas dari salahsatu status fb-)
Babak baru sinetron KPK??
..............
Penuturan Darin
pkssiak.org, JAKARTA - Nama Darin Mumtazah mencuat dalam sepekan ini.
Siswi Kelas III satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kawasan
Jatinegara, Jakarta Timur, dikaitkan dengan mantan Presiden Partai
Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq, yang menjadi tersangka kasus
dugaan suap dan pencucian uang.
Berdasarkan penelusuran TRIBUNnews.com, rekening banknya pernah menerima dana sebesar Rp 10 juta diduga dari Luthfi.
Pengakuan tersebut dikemukakan Darin, siswa yang baru saja mengikuti
Ujian Nasional sebagai tahun terakhir di SMK, kepada pihak sekolah.
Darin mengaku rekeningnya menerima dana Rp 10 juta dari Luthfi.
"Setelah orang-orang dari KPK datang ke sini (SMK), besoknya Darin
datang ke sini. Saya tanya, ada masalah apa kamu dengan KPK? Katanya, 'Bu,
ini masalahnya ada pekerjaan antara bapak dengan Pak Luthfi yang di TV
itu. Nah, waktu pembayaran pekerjaan itu, rekening bapak bermasalah.
Jadi, bapak pakai rekening saya'," kata Dewi, Wakil Kepala SMK yang terletak di kawasan Kebon Nanas, Jakarta Timur, Rabu (22/5).
Dewi meminta nama sekolahnya tidak dipublikasikan, karena dikhawatirkan
berdampak buruk terhadap siswa-siswi dan guru. "Lalu, saya tanya lagi.
Memang Pak Luthfi ngirim uang berapa. Dia jawab, 'Cuma Rp 10 juta," kata
Dewi.
Dewi menceritakan, Darin merupakan siswi kelas XII atau kelas III SMK.
Dia mengambil jurusan multimedia. Namun, perempuan kelahiran Bondowoso,
29 Maret 1994 itu tak datang lagi ke sekolah setelah bertemu dengannya
tiga hari setelah Ujian Nasional (UN), tepatnya 21 April 2013.
"Terkahir di sekolah saat ujian nasional hari terakhir, 18 April. Darin
bertemu dengan saya setelah itu, setelah orang dari KPK datang ke sini,"
kata Dewi.
20 April lalau, berselang dua hari Darin mengikuti Ujian Nasional,
sejumlah petugas dengan mengenakan identitas dan membawa surat tugas
dari KPK mendatangi sekolah tersebut untuk mencari Darin. Namun, pihak
sekolah tak banyak membantu karena memang tidak mengetahui keberadaan
perempuan keturunan Arab tersebut.
"Kami baru tahu setelah ramai ada kasus belakangan. Karena petugas KPK
datang pas dua hari setelah ujian, tapi enggak ada keberadaan dia.
Besoknya, baru si Darin datang ke sini dan ketemu sama saya," papar
Dewi.
Dalam pertemuan empat mata itu, Darin mengutarakan sejumlah hal terkait dirinya yang dicari-cari pihak KPK.
"Lalu, saya panggil si Darin. ada urusan apa sama KPK sampai kamu
dipanggil ke kantor KPK. Dia bilang, katanya orang KPK itu datang karena
bapak saya. Ke saya, si Darin mengakunya enggak begitu kenal sama Pak
Luthfi Hasan itu. Saya tanya lagi, kenapa sampai nyari-nyari kamu dan
kata orang KPK-nya sudah sampaikan surat panggilan ke rumah, tapi enggak
datang. Setelah itu, dia baru cerita soal rekeningnya yang dipakai sama
bapaknya," terangnya.
Kepada Dewi, Darin mengakui menerima panggilan dari KPK untuk
pemeriksaan sebagai saksi pada 12 April 2013. Dia mengaku enggan datang
karena masih bingung dan perlu minta pendapat dengan kedua orangtuanya,
Ny Fidar alias Umi, dan Ziad Baladzam.
Masih menurut keterangan Dewi, Darin sebenarnya bersedia datang,
memenuhi panggilan penyidik KPK. "Saya juga enggak enak lah digosipin
macam-macam sama Pak Luthfi," kata Darin ditirukan Dewi.
Katanya, tambah Dewi, 'Bu, saya mau ngobrol-ngobrol dulu sama orangtua,
kan saya punya hak'. Saya bilang, ya sudah, selesaikan yah. Tapi, saya
enggak tahu kenapa dia sampai dua kali dipanggil KPK enggak datang."
Di hadapan Dewi, Darin sampai bersumpah demi Tuhan, dirinya tidak mempunyai hubungan khusus dengan Luthfi. "Dia
sumpah ke saya, enggak ada hubungan apa-apa dengan Pak Luthfi. Katanya
baru kenal dan belum lama. Dan kenalnya juga karena terkait keperluan
bapaknya," imbuhnya. (tribunnews/coz/warta kota)
*sumber: tribunnews
DPD PKS Siak - Download Android App