Pengamat: Tidak Semudah Itu Menghancurkan PKS!
By: Abul Ezz
Kamis, 16 Mei 2013
0
pkssiak.org - Tindakan
PKS yang dinilai kriminailisasi KPK oleh peneliti ICW, yakni Tama S.
Langkun, dicermati oleh Erwin Endaryanta, peneliti Politik dan
Pemerintahan Fisipol Universitas Gadjah Mada, menurutnya secara makro ia
melihat ada pergeseran yang cukup siginifikan di tubuh PKS pasca tahun
2010, dengan adanya faksi keadilan dan faksi kesejahteraan. Mungkin
teman-teman yang sekarang ini diklaim sebagai faksi kesejahteraan bahwa
mereka lah pengambil kebijakan di tubuh PKS.
“Pemberitaan korupsi itu kan tidak hanya di PKS, tapi kenapa PKS menjadi sorotan, karena PKS ini kan performance dia, sekaligus memberikan contoh sebagai partai yang menjual moralitas. Ketika terkena isu daging sapi oleh pak LHI berikut dengan masalah-masalah lanjutannya, ini mempertanyakan kembali moralitas politiknya yang diusung oleh PKS sebagai partai yang bersih jujur peduli dan sebagainya,” papar Erwin saat dihubungi Beningpost.com, Selasa (14/5).
Erwin mengira bahwa kemungkinan teman-teman PKS defensif dalam memahami isu yang berkembang, termasuk yang dilontarkan salah satu petinggi KPK. Ia menyatakan seharusnya tidak begitu cara meresponnya, lebih baik dibuktikan dengan data bukan dengan stigma. Apa counter-nya sehingga tidak terjadi manipulasi atau tidak terjadi korupsi ditubuh PKS, karena publik sendiri melihat AF tidak bisa terpisahkan dari jaringan kerja PKS sendiri.
“Untuk mempertahankan moralitas partai, cara mengcounter dari Fahri Hamzah dan Anis Matta kurang cerdas,” imbuhnya.
Menyorot isu kriminalisasi yang beredar sebenarnya mendorong revisi UU KPK yang tergabung di dalamnya semua partai kecuali PDIP, ini yang terjadi di Senayan sehingga isu kriminalisasi KPK itu tidak terlepas dari bagian upaya politisi Senayan untuk merevisi UU KPK itu sendiri. Erwin menilai jika dilempar tentang isu kriminalisasi KPK, maka itu menjadi bola liar yang kembali ke PKS.
Terkait adanya anggapan bahwa PKS akan dilemahkan, Erwin berkomentar, “Saya kira tidak, PKS memiliki kaderisasi yang kuat dan solid, terbukti di dua pilkada, Sumatera Utara dan Jawa Barat tidak bisa semudah itu menghancurkan PKS. Mereka tidak bisa kemudian dengan isu korupsi di tubuh PKS menjadi salah satu faktor utama hancurnya PKS, tidak!”
Namun, ia mengira serangkaian kasus sepekan ini akan menurunkan elektabilitas, tapi juga PKS punya margin.
“Saya melihat para pendiri PK waktu sebelum menjadi PKS itu adalah orang-orang yang dalam melihat politik itu lebih jernih daripada para politisi sekarang,” tutur pria kelahiran Sleman, mengakhiri perbincangan.[beningpost]
“Pemberitaan korupsi itu kan tidak hanya di PKS, tapi kenapa PKS menjadi sorotan, karena PKS ini kan performance dia, sekaligus memberikan contoh sebagai partai yang menjual moralitas. Ketika terkena isu daging sapi oleh pak LHI berikut dengan masalah-masalah lanjutannya, ini mempertanyakan kembali moralitas politiknya yang diusung oleh PKS sebagai partai yang bersih jujur peduli dan sebagainya,” papar Erwin saat dihubungi Beningpost.com, Selasa (14/5).
Erwin mengira bahwa kemungkinan teman-teman PKS defensif dalam memahami isu yang berkembang, termasuk yang dilontarkan salah satu petinggi KPK. Ia menyatakan seharusnya tidak begitu cara meresponnya, lebih baik dibuktikan dengan data bukan dengan stigma. Apa counter-nya sehingga tidak terjadi manipulasi atau tidak terjadi korupsi ditubuh PKS, karena publik sendiri melihat AF tidak bisa terpisahkan dari jaringan kerja PKS sendiri.
“Untuk mempertahankan moralitas partai, cara mengcounter dari Fahri Hamzah dan Anis Matta kurang cerdas,” imbuhnya.
Menyorot isu kriminalisasi yang beredar sebenarnya mendorong revisi UU KPK yang tergabung di dalamnya semua partai kecuali PDIP, ini yang terjadi di Senayan sehingga isu kriminalisasi KPK itu tidak terlepas dari bagian upaya politisi Senayan untuk merevisi UU KPK itu sendiri. Erwin menilai jika dilempar tentang isu kriminalisasi KPK, maka itu menjadi bola liar yang kembali ke PKS.
Terkait adanya anggapan bahwa PKS akan dilemahkan, Erwin berkomentar, “Saya kira tidak, PKS memiliki kaderisasi yang kuat dan solid, terbukti di dua pilkada, Sumatera Utara dan Jawa Barat tidak bisa semudah itu menghancurkan PKS. Mereka tidak bisa kemudian dengan isu korupsi di tubuh PKS menjadi salah satu faktor utama hancurnya PKS, tidak!”
Namun, ia mengira serangkaian kasus sepekan ini akan menurunkan elektabilitas, tapi juga PKS punya margin.
“Saya melihat para pendiri PK waktu sebelum menjadi PKS itu adalah orang-orang yang dalam melihat politik itu lebih jernih daripada para politisi sekarang,” tutur pria kelahiran Sleman, mengakhiri perbincangan.[beningpost]
DPD PKS Siak - Download Android App
