Presiden Mesir, Muhammad Mursi |
“Pemerintah Mesir akan segera membebaskan tujuh tentara yang diculik dengan cara terhormat dan bermartabat sebagai sebuah negara yang berdaulat”, ungkap Kantor Kepresidenan Mesir pada Ahad malam (19/5), sebagaimana yang dilaporkan surat kabar harian Mesir, Al-Ahram.
Pernyataan ini dirilis setelah Mursi bertemu dengan Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri, Kepala Intelijen Umum, Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Kepala Operasi Angkatan Bersenjata dan pejabat militer lainnya.
Sebelumnya Mursi mengatakan semua opsi tetap terbuka untuk menjamin pembebasan tentara yang diculik dan menekankan bahwa Mesir “tidak bisa diperas” oleh para penculik.
Tujuh tentara Mesir diculik di Semenanjung Sinai, Kamis lalu (16/5), termasuk di antaranya anggota angkatan bersenjata, empat petugas keamanan pelabuhan dan dua petugas keamanan negara.
Setelah penculikan itu, seorang sumber keamanan mengatakan para pelaku menuntut pembebasan militan Sinai yang ditahan dua tahun lalu.
Para militan dihukum karena membunuh lima petugas keamanan dan seorang warga sipil dalam serangkaian serangan pada Juni-Juli 2011 di kantor polisi kota Al-Arish dan Bank Alexandria cabang Sinai utara. Sedikitnya, 25 orang didakwa dalam kasus tersebut.
“Hari ini, tentara Mesir mengirim puluhan kendaraan lapis baja dan pengangkut personil menyeberangi Terusan Suez ke Sinai Utara,” kata seorang pejabat keamanan Mesir.
Mayor Jenderal Ahmed Wasfy, komandan Angkatan Darat Kedua Mesir (sub-divisi regional angkatan bersenjata negara itu) tiba di kota Al-Arish, Sinai utara, bersama delegasi-delegasi pemimpin militer.
Langkah serupa telah berhasil menyelamatkan tujuh tentara Mesir yang diculik pekan lalu. (USB/MINA)