Panitera Vs Guru Honorer
By: Abul Ezz
Senin, 06 Mei 2013
0
pkssiak.org - Gerakan PKS paling menakutkan bagi kandidat lain dalam setiap momentum pemilihan adalah Direct Selling (DS). Tidak mudah memang bagi kandidat lain untuk melakukan DS ini, karena selain membutuhkan SDM yang banyak juga tentu biaya yang besar untuk mendanai operasional DS. Tapi hal itu mudah bagi PKS, sebab kader yang dimiliki cukup besar untuk disebar ke penjuru pelosok tanpa harus dipusingkan dengan pembiayaan karena biaya-biaya tersebut justru berasal dari kantong pribadi-pribadi kader PKS. Istilahnya "Sunduquna Juyubuna" yang kurang lebih maksudnya kas-kas kita berasal dari kantong- kantong kita sendiri.
Salah satu kisah menarik saat kader PKS di Lombok Tengah, NTB melakukan DS untuk pemenangan SJP-Johan dialami oleh seorang guru madrasah honorer.
Namanya Ust. Ma'in Arif, saat DS berlangsung di sebuah kelurahan di Kota Praya, Beliau mendatangi sebuah rumah yang ternyata penghuni rumah tersebut adalah seorang Panitera.
Seperti biasa, Ust. Ma'in menyampaikan maksud kedatangannya untuk bersilaturahim sekaligus memperkenalkan pasangan Cagub-Cawagub yang diusung PKS, yakni Suryadi Jaya Purnama, ST (Ketua DPW PKS NTB) berpasangan dengan Johan Rosihan, ST (Ketua Bidang Kebijakan Publik DPW PKS NTB).
Sang Panitera menanggapi dingin dan terkesan meremehkan penyampaian Ust. Ma'in tadi. Bagi pejabat pengadilan ini, kandidat yang hanya sekelas Strata Satu (S1) bukanlah calon pemimpin yang dapat menghadirkan perbaikan bagi NTB. Dia sampaikan bahwa yang doktor saja (maksudnya kandidat incumbent) masih belum mampu menyelesaikan permasalah-permasalahan yang dihadapi NTB. Baginya daripada milih S1, lebih baik dilanjutkan saja kepemimpinan saat ini (incumbent_red).
Dengan nada sedikit angkuh pula, Dia menyampaikan mengenal semua kandidat gubernur dan wakil gubernur saat ini, dan sekali lagi menurutnya kandidat yang berpendidikan S1 tidak akan bisa memimpin NTB. Pokoknya tidak bisa.
Panjang lebar omongan Bapak Panitera tersebut yang dibumbui nada-nada emosi, membuat nyali Ust. Ma'in sedikit ciut dan hanya bisa terdiam mengangguk-angguk. Dalam benaknya sempat terbesit pikiran bahwa kali ini Beliau salah masuk rumah. "Ana rasa-rasanya mau menangis Akhi" cerita Ust. Ma'in. Akhirnya Ust. Ma'in mengkahiri diskusi yang tidak berimbang itu. "Yang penting bagi Kami, bahwa Kami sudah bersilaturahim sama Bapak dan memperkenalkan calon Kami. Terima kasih atas waktunya Pak" ucap Ust. Ma'in menutup pembicaraan seraya permisi keluar.
Belum sampai Ust. Ma'in keluar dari pintu rumah, tiba-tiba seorang pemuda berhamburan keluar dari salah satu kamar rumah tersebut. Dia langsung menuju Ust. Main seraya meraih dan mencium tangan Ust. Ma'in.
Dapat dibayangkan suasana dalam rumah itu. Sang Panitera tadi terpaku melihat adegan yang barangkali tidak pernah terlintas dalam pikirannya akan seperti itu. Ust. Ma'in pun demikian, bengong melihat kejadian aneh ini.
"Siapa Anda?" tanya Ust. Ma'in keheranan. Sang pemuda tadi menjawab dengan menggunakan Bahasa Arab yang maksudnya bahwa dirinya adalah santri Ust. Ma'in ketika sekolah di Pondok Pesantren Nurul Hakim, Kediri Lombok Barat. Barulah kemudian Ust. Ma'in ngeh, bahwa pemuda tadi bersama seorang saudaranya (tidak ada di tempat) pernah menjadi muridnya. Terjadilah dialog akrab dengan menggunakan Bahasa Arab.
Bagaimana dengan si Panitera? Dia masih diam berdiri, terpaku dan heran melihat percakapan hangat dua orang ini. Dan ternyata, pemuda tadi adalah putra dari Panitera tersebut yang saat ini menjadi kandidat doktor.
Kandidat doktor mencium tangan seorang guru honorer, lulusan S1 Perguruan Tinggi swasta?
Barangkali merasa bersalah dengan sikapnya tadi, Sang Panitera mempersilahkan Ust. Ma'in duduk kembali. "Ustadz, mari kita duduk dan minum dulu" ujarnya dengan nada canggung. Padahal sebelum kejadian itu, Sang Panitera tidak pernah memanggil Ust. Ma'in dengan sebutan Ustadz. "Mohon maaf Bapak, masih banyak rumah lain yang harus Saya kunjungi" timpal Ust. Ma'in seraya berpamitan dengan muridnya sang kandidat doktor, yang menyatakan InsyaAllah siap memberikan dukungan untuk SJP-Johan yang berpendidikan S1. (whg)
DPD PKS Siak - Download Android App