Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » Nurul Hidayati Kusumahastuti; Ibu Rumah Tangga yang Profesional

Nurul Hidayati Kusumahastuti; Ibu Rumah Tangga yang Profesional


By: admin Kamis, 30 Mei 2013 0

pkssiak.org - Menjadi ibu rumah tangga yang profesional. Seperti apa bentuknya?

Kalimat ini kedengarannya masih kurang akrab di telinga kita. Namun tidak bagi Nurul Hidayati, 35, aktivis dakwah yang sangat concern dengan tugas-tugasnya sebagai seorang ibu dan isteri. “Manager keluarga” demikian Nurul menyebut aktivitas utamanya.

“Bayangkan, seorang Kathy Peel mantan CEO perusahaan besar di Amerika dengan kesadarannya yang tinggi bersedia meninggalkan karirnya untuk lebih mengutamakan tugas sebagai ibu agar dapat menjadi ibu rumah tangga yang profesional,” Nurul mencontohkan orang lain yang sekuler.

Kadang Nurul melihat beberapa akhwat yang merasa useless karena tidak ada kegiatan di luar rumah. Menurutnya, mungkin para akhwat itu belum menikmati tugasnya sehingga menjadi merasa tidak berarti karena hanya mengurusi rumah tangga saja. Padahal, katanya, mengurus rumah tangga merupakan tugas berat dan besar yang memerlukan profesionalisme. Tugas itu berkaitan dengan penggodokan generasi dan untuk peradaban baru di masa mendatang.

Perempuan yang punya hobi menata rumah ini mengatakan, menata rumah itu ada filosofinya. Baginya, rumah serta bagian-bagiannya adalah cermin dari diri kita. Apalagi bagi seorang daiyah, di mana rumah dan keluarganya tak luput dari perhatian orang. “Di luar ya kita berdakwah, tapi jangan sampailah kondisi di rumah kita tak mencerminkan hal-hal Islami seperti apik, bersih, dan rapi adalah hal-hal manusiawi yang disukai semua orang,” tutur Nurul ramah. Meski Nurul tak punya khadimat tapi suasana tampak rapi dan bersih. Halaman rumahnya penuh bunga-bunga yang menyejukkan mata.

Nurul menambahkan, tak sedikit akhwat yang stres pascamenikah karena mereka tak mempersiapkan diri dengan keterampilan rumah tangga. Sebelum menikah, katanya, fokus lebih banyak di luar rumah, dari kuliah, mengaji, hingga bekerja. Ketika menghadapi cucian menumpuk, anak rewel, rumah berantakan, mereka bingung dan tak terampil menatanya. “Urusan rumah memang tak ada sekolah khususnya, tapi itulah kita perlu belajar dan mendengar dari pengalaman orang lain,” terangnya.

Sama-sama berasal dari keluarga aktivis nan sibuk, Nurul menikah dengan Al-Muzzammil Yusuf tahun 1990. Perempuan kelahiran Klaten, Jawa Tengah ini menyenyam pendidikan tinggi di beberapa jurusan, yakni FISIP, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, serta program pascasarjana Manajemen.  Berbekal segudang ilmu yang ditekuninya itu, ia mendirikan Zamrud Personal Development Center tahun 1991 yang berkutat pada pengembangan diri muslimah. Ia sendiri menjadi salah seorang trainer utamanya.

“Saya punya 3 anak di akhirat dan 3 anak di dunia,” cerita Nurul tentang buah hatinya. Lho? Putera pertamanya, Asadullah Abdul Qohar, yang lahir Agustus 1991 menghadap Rabbnya tahun 1992. Putera ketiganya, Abdul Rohim, wafat tak lama setelah operasi cesar. Sedangkan puteri keenamnya, Syahidah Salsabila yang baru berusia 4 bulan juga meninggal akibat penyakit yang tak diketahui penyebabnya (sudden infant death syndroms).

Ketiga anaknya di dunia adalah Akrom Abdurrohman, 11, yang kini nyantri di Pesantren Daarul Huffaz, Lampung, Salma Sholihah, 6, kelas 1 SDIT Al-Hikmah, Bangka, Jakarta Selatan, serta Shofiyah Sakinah, 3, TKIT Al-Hikmah, Jakarta.

Nurul dan suaminya begitu sayang pada anak-anaknya. Untuk ketiga anaknya yang syahid itu Nurul memperlihatkan sebuah buku dan lembaran-lembaran yang berisikan puisi serta kalimat-kalimat yang dihadiahkan buat untuk anandanya tercinta. “Kehilangan orang-orang yang amat kita cintai begitu memilukan. Bila tak dikembalikan semuanya pada Allah, bisa-bisa syetan masuk menggoda kita,” katanya.

Nurul berpesan, bila kita berta’ziyah pada orang yang tertimpa musibah sebaiknya jangan menanyakan sebab, tapi hiburlah. Apalagi dengan memberi hadiah berupa buku atau berupa tulisan kita tentang kesabaran. “Setelah mengalami sendiri musibah seperti itu, saya selalu berupaya untuk melakukan hal seperti demikian,” tuturnya. Kerap bertanya ”sebab”, katanya, malah akan mengingatkan kembali luka-luka yang mau kita sembuhkan.  Kini bersama kedua anaknya, Nurul menjalankan aktivitas rumah tangganya di Jalan bangka II, Jakarta Selatan, tempat terdekat menuju sekolah anaknya.  [Itut Seventina A/saksi/RKI]


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar