Napak Tilas Impor Sapi dan Intervensi AS di WTO
By: Abul Ezz
Rabu, 08 Mei 2013
0
pkssiak.org - Kementerian
Pertanian menurunkan kuota impor sapi tahun 2012 hampir 17 persen
dibandingkan tahun 2011. Angka yang cukup besar. Pemangkasan impor
rupanya didukung penuh peternak karena menstimulir tumbuhnya industri
daging sapi dalam negeri.
Terlebih
isu peternakan pada 2012 heboh oleh kasus penyakit sapi gila di
California. Fraksi PKS DPR RI Rofi’ Munawar mengatakan, dari data
terbaru menunjukkan bahwa produksi dalam negeri masih mungkin
ditingkatkan. Kenaikan harga yang terjadi pada 2012 lalu sebenarnya
hanya masalah transisi, alias peternak lokal sedang beradaptasi.
“Jika
Indonesia bisa melalui tahun 2012 dengan baik, realisasi swasembada
sapi di tahun 2014 merupakan keniscayaan,” ungkap Rofi’.
Ditekan Amerika Serikat
Namun
rupanya rencana tak semulus harapan. Pasalnya, Amerika Serikat
mengadukan Pemerintah Republik Indonesia ke organisasi perdagangan dunia
atau WTO (World Trade Organization) karena dianggap telah mengeluarkan
kebijakan larangan impor daging sapi yang merugikan produsen.
Banyak produsen ternak di negara-negara bagian seperti California dan
Texas, yang meminta diperjuangkan kepentingannya. Amerika pun
memperjuangkannya dengan membawa aspirasi para peternak tersebut ke
forum Organisasi Perdagangan Dunia.
Dan pemerintahan Obama menekan Indonesia untuk membuka pasar dan
estimasi lebih dari 240 juta konsumen ekspor daging Amerika atau kalau
tidak, hadapi konsekuensinya.
“Tidak ada dasar ilmiah untuk menolak daging sapi Amerika,” kata John
Harris, pemilik Harris Ranch Beef Co, sebuah keluarga yang menjalankan
operasi penjualan daging sapi di California Fresno County sejak 1930-an.
Menurut
Perwakilan Dagang AS Ron Kirksaid kebijakan Indonesia yang melindungi
industri domestik dinilai sebagai pelanggaran atas peraturan WTO.
Pemerintah Indonesia, menurut negara adidaya itu, telah melukai ekspor
AS ke Indonesia. Amerika juga beralasan pembatasan impor daging sapi
membuat konsumen Indonesia kehilangan akses untuk mendapatkan produk
berkualitas tinggi yang berasal dari negaranya.
“Sistem
lisensi impor yang kompleks, berdampak pada ekspor agrikultur Amerika
secara keseluruhan. Mengurangi akses konsumen Indonesia pada
produk-produk berkualitas tinggi AS,” kilah Ron.
Terkait
laporan tersebut, Menteri Pertanian RI, Suswono, membantah bahwa AS
melakukan gugatan. Menurutnya, AS baru melakukan langkah agar WTO
memfasilitasi ketegangan ini. Suswono pun berjanji akan menjawab kepada
WTO atas laporan tersebut.
“Saya
sudah baca laporan, Amerika minta ke WTO untuk memfasilitasi konsultasi
dengan Indonesia, belum sampai ke gugatan. Kita akan jawab ke WTO
apakah yang kita lakukan ini bertentangan dengan prinsip-prinsip yang
dianut WTO,” Suswono menjelaskan saat ditemui sejumlah wartawan di
Istana Presiden, Senin, 14 Januari lalu.
Impian Terhalang
Selain
pemerintah AS, pemerintah China juga dikabarkan mengajukan gugatan
kepada Indonesia lewat WTO. Namun, Menteri Suswono tetap menyatakan siap
menjawab gugatan-gugatan tersebut kepada WTO.
Ditengah
gencarnya tekanan AS tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono justru
sedang kebakaran jenggot akibat berita koran Jakarta Post yang mendadak
memuat headline tentang penyimpangan pajak oleh keluarga Cikeas.
Sehingga Presiden tak bisa berbuat banyak menanggapi tekanan AS kepada
Indonesia melalui WTO tersebut.
Impian
realisasi swasembada daging sapi 2014 pun akhirnya mendapat ganjalan
besar. Awal 2013, rupanya rencana PKS tersebut terjegal kasus dugaan
suap impor sapi yang menyeret Presiden PKS Luthfi Hasan Ishak, yang kini
masih dalam pengusutan. [tajuk.co]
DPD PKS Siak - Download Android App