Mentan: Indonesia Berpotensi Jadi Eksportir Rempah Terbesar di Dunia
By: admin
Kamis, 23 Mei 2013
0
pkssiak.org - Indonesia
memiliki potensi menjadi negara eksportir rempah terbesar di dunia.
Untuk itu perlu peningkatkan nilai tambah dan daya saing produk rempah
Indonesia dengan penarapan good agriculture practice (GAP), good
handling practice (GHP), good manufacturing practice (GMP), dan good
delivery practice (GDP), sehingga diperoleh kualitas rempah yang sesuai
dengan standar yang dipersyaratkan pasar rempah dunia.
Menteri Pertanian RI Suswono mengungkapkan hal tersebut ketika membuka Agro and Food Expo 2013, Kamis (23/5) di Jakarta.
Mentan mengemukakan, nilai ekspor rempah saat ini menduduki posisi keempat terbesar dari seluruh produk pertanian Indonesia yang diekspor ke luar negeri. Menurut data BPS, dalam kurun 2009-2011 volume ekspor rempah Indonesia mencapai 41.462 ton dengan nilai AS$ 211,410 juta.
AS menjadi negara tujuan utama ekspor rempah-rempah Indonesia dengan volume 18.959 ton atau senilai AS$ 121,177 juta.
Sementara itu hasil kajian Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) menyebutkan pasar rempah dunia untuk Uni Eropa mengalami peningkatan 9 persen per tahun. Dan total ekspor rempah Indonesia ke Uni Eropa tahun 2010 mencapai AS$ 101,942 juta.
Perdagangan rempah dunia sendiri tumbuh 10,2 persen per tahun. Tahun 2010 nilai pasar rempah dunia mencapai AS$ 59,385 miliar. Tahun 2015 volumenya bakal melonjak menjadi 51,71 ribu ton dengan nilai AS$ 85,73 miliar.
“Rempah Indonesia menyumbang 9 persen dari total pasar rempah dunia,” imbuh Suswono.
Lada dan Pala Unggulan
Mentan menjelaskan, rempah Indonesia yang diperdagangkan di pasar internasional meliputi lada, pala, vanila, kayu manis, cengkeh, kunyit, dan jahe. Lada dan pala merupakan komoditas utama dalam perdagangan rempah-rempah dunia. Bahkan lada, yang dijuluki King of Spices, merupakan produk rempah tertua dan terpenting dalam perdagangan internasional.
“Lada dan pala ini merupakan produk ekspor unggulan Indonesia dibanding komoditas rempah lainnya,” jelas Suswono.[ist/tajuk.co]
Menteri Pertanian RI Suswono mengungkapkan hal tersebut ketika membuka Agro and Food Expo 2013, Kamis (23/5) di Jakarta.
Mentan mengemukakan, nilai ekspor rempah saat ini menduduki posisi keempat terbesar dari seluruh produk pertanian Indonesia yang diekspor ke luar negeri. Menurut data BPS, dalam kurun 2009-2011 volume ekspor rempah Indonesia mencapai 41.462 ton dengan nilai AS$ 211,410 juta.
AS menjadi negara tujuan utama ekspor rempah-rempah Indonesia dengan volume 18.959 ton atau senilai AS$ 121,177 juta.
Sementara itu hasil kajian Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) menyebutkan pasar rempah dunia untuk Uni Eropa mengalami peningkatan 9 persen per tahun. Dan total ekspor rempah Indonesia ke Uni Eropa tahun 2010 mencapai AS$ 101,942 juta.
Perdagangan rempah dunia sendiri tumbuh 10,2 persen per tahun. Tahun 2010 nilai pasar rempah dunia mencapai AS$ 59,385 miliar. Tahun 2015 volumenya bakal melonjak menjadi 51,71 ribu ton dengan nilai AS$ 85,73 miliar.
“Rempah Indonesia menyumbang 9 persen dari total pasar rempah dunia,” imbuh Suswono.
Lada dan Pala Unggulan
Mentan menjelaskan, rempah Indonesia yang diperdagangkan di pasar internasional meliputi lada, pala, vanila, kayu manis, cengkeh, kunyit, dan jahe. Lada dan pala merupakan komoditas utama dalam perdagangan rempah-rempah dunia. Bahkan lada, yang dijuluki King of Spices, merupakan produk rempah tertua dan terpenting dalam perdagangan internasional.
“Lada dan pala ini merupakan produk ekspor unggulan Indonesia dibanding komoditas rempah lainnya,” jelas Suswono.[ist/tajuk.co]
DPD PKS Siak - Download Android App